Selayang Pandang tentang Studio Ghibli


STUDIO GHIBLI, sebuah nama yang telah menjadi legenda dalam dunia animasi. Ia dikenal luas karena karya-karyanya yang memukau, penuh imajinasi, dan sarat akan emosi. Didirikan pada tahun 1985 oleh Hayao Miyazaki, Isao Takahata, dan Toshio Suzuki, studio ini telah menghasilkan sejumlah film yang tidak hanya memikat hati penonton di Jepang, tetapi juga menembus batas budaya hingga dicintai oleh audiens serta pemirsa global. Dari petualangan fantasi yang epik hingga cerita sederhana yang menyentuh, film-film Studio Ghibli menawarkan pengalaman visual dan naratif yang tak terlupakan.


Mari kita mulai dengan beberapa karya awal Studio Ghibli. Film pertama yang sering diasosiasikan dengan studio ini adalah Nausicaä of the Valley of the Wind (1984), meskipun secara teknis dirilis sebelum pendirian resmi studio, karya ini dianggap sebagai cikal bakal Ghibli karena melibatkan Miyazaki sebagai sutradara. Film ini mengisahkan perjuangan seorang putri pemberani untuk menyelamatkan dunia pasca-apokaliptik dari kehancuran ekologis.


Kemudian, pada tahun 1986, Studio Ghibli merilis Castle in the Sky (Tenkuu no Shiro Laputa), sebuah petualangan tentang dua anak yang mencari kota terapung misterius di langit. Dua tahun berselang, pada 1988, studio ini menghadirkan dua film ikonik sekaligus: My Neighbor Totoro (Tonari no Totoro), yang memperkenalkan makhluk ramah Totoro sebagai maskot studio, dan Grave of the Fireflies (Hotaru no Haka), sebuah kisah tragis tentang kakak beradik yang berjuang bertahan hidup di tengah Perang Dunia II.


Memasuki era 1990-an, Studio Ghibli terus menelurkan karya-karya luar biasa. Kiki’s Delivery Service (1989) membawa kita pada perjalanan Kiki, seorang penyihir muda yang memulai hidup mandiri dengan layanan pengiriman menggunakan sapu terbangnya. Lalu ada Only Yesterday (1991), sebuah refleksi puitis tentang kenangan masa kecil dan pencarian makna hidup, disutradarai oleh Takahata. Porco Rosso (1992) menawarkan cerita unik tentang seorang pilot berwajah babi di Laut Adriatik, sementara Pom Poko (1994) menghadirkan humor dan pesan lingkungan melalui kisah tanuki yang berjuang melawan urbanisasi. Whisper of the Heart (1995) mengisahkan perjalanan emosional seorang gadis remaja yang menemukan passion-nya, dan Princess Mononoke (1997) menjadi salah satu mahakarya Miyazaki dengan konflik epik antara manusia dan alam.


Pada abad ke-21, Studio Ghibli mencapai puncak kejayaan dengan Spirited Away (2001), film yang memenangkan Academy Award untuk kategori Film Animasi Terbaik. Kisah Chihiro yang terjebak di dunia roh ini dianggap sebagai salah satu film animasi terhebat sepanjang masa. Disusul oleh The Cat Returns (2002), sebuah spin-off ringan dari Whisper of the Heart, dan Howl’s Moving Castle (2004), adaptasi memukau dari novel Diana Wynne Jones tentang cinta dan keajaiban. Tales from Earthsea (2006), disutradarai oleh Goro Miyazaki, putra Hayao, mengeksplorasi dunia fantasi yang gelap, diikuti oleh Ponyo (2008), cerita manis tentang ikan kecil yang ingin menjadi manusia. The Secret World of Arrietty (2010) membawa kita ke dunia kecil para peminjam, sementara From Up on Poppy Hill (2011) menawarkan romansa nostalgia di Yokohama tahun 1960-an.

Karya-karya selanjutnya seperti The Wind Rises (2013) menampilkan sisi introspektif Miyazaki tentang mimpi dan realitas seorang insinyur pesawat, sedangkan The Tale of the Princess Kaguya (2013), karya terakhir Takahata, menghadirkan estetika cat air yang memukau dalam adaptasi dongeng Jepang kuno. When Marnie Was There (2014) menjadi penutup sementara sebelum studio hiatus, dengan cerita persahabatan yang mengharukan.

Studio Ghibli juga berkolaborasi dalam The Red Turtle (2016), sebuah film tanpa dialog yang penuh makna. Setelah jeda panjang, Miyazaki kembali dengan The Boy and the Heron (2023), yang kembali memenangkan Oscar, mengisahkan perjalanan emosional seorang anak lelaki di dunia misterius. Terakhir, Earwig and the Witch (2020) menandai langkah Ghibli ke animasi 3D, meskipun mendapat sambutan beragam.



Sekarang, pertanyaannya adalah: di mana kita dapat menyaksikan film-film luar biasa ini? Hingga April 2025, distribusi digital Studio Ghibli telah berkembang pesat. Di luar Jepang, Netflix menjadi platform utama untuk menikmati sebagian besar katalog Ghibli, termasuk di Indonesia.

Mulai Februari 2020, Netflix mulai merilis 21 film Ghibli secara bertahap, mencakup judul-judul seperti Spirited Away, My Neighbor Totoro, Princess Mononoke, Howl’s Moving Castle, Kiki’s Delivery Service, dan The Tale of the Princess Kaguya, tersedia dengan subtitle dalam 28 bahasa dan dubbing hingga 20 bahasa.

Namun, Grave of the Fireflies memiliki pengecualian karena hak kepemilikannya berbeda (dipegang Shinchosha, bukan Tokuma Shoten), tetapi kini juga dapat diakses di Netflix sejak 2024. The Boy and the Heron juga telah diumumkan akan segera hadir di Netflix 🇮🇩, menambah koleksi yang sudah kaya.

Di 🇺🇸 dan 🇨🇦, Max (sebelumnya HBO Max) memegang hak eksklusif streaming sejak Mei 2020, berkat kesepakatan dengan GKIDS, distributor Ghibli di Amerika Utara.

Sementara itu, di 🇯🇵, belum ada layanan streaming resmi untuk katalog lengkap Ghibli hingga saat ini, meskipun beberapa film tersedia melalui pembelian digital atau penyewaan di platform seperti Amazon atau iTunes.

Untuk pasar lain seperti 🇨🇳, di mana Netflix dan Max tidak beroperasi, opsi legal masih terbatas, tetapi beberapa film dapat ditemukan melalui kesepakatan distribusi lokal atau pembelian fisik.

Studio Ghibli pernah dikenal karena pendekatannya yang konservatif terhadap distribusi digital, lebih memilih media fisik dan pemutaran teater. Namun, sejak 2019, mereka membuka diri terhadap streaming setelah mendengar masukan penggemar dan kutipan Woody Allen tentang pentingnya aksesibilitas film. Hasilnya, kini kita bisa menikmati keindahan karya mereka dengan lebih mudah. Dari Nausicaä hingga The Boy and the Heron, film-film Studio Ghibli tidak hanya menghibur, tetapi juga mengajak kita merenung tentang alam, kemanusiaan, dan mimpi.

Dengan Netflix dan Max sebagai pintu masuk utama, (yes!), warisan Ghibli terus hidup, menjangkau generasi baru di seluruh dunia, kapan saja kita ingin terhanyut dalam dunia magis mereka. Mā syā' Allāh‼️✨🍿🤲🏻😇

Sumber: Netflix.com, HaiGrid.id, en.Wikipedia.org, JakMall.com, Shopee.co.id, Liputan6.com, id.Quora.com, CNNIndonesia.com, BBC.com, Detik.com, NawalAksara.id, Orami.co.id, Cermati.com, Ekrut .com, & id.ElOutput.com; https://x.com/HabisNontonFilm/status/1771779778585997695?t=mYTVW47QFkfmRIDCPX4XWg&s=19, https://x.com/BBCIndonesia/status/1231801844684533761,