Onde, mande! Macam Peladang mana-kah nan Tuan maksud?
Tak elok cakap bahwa Sang Peladang berpangku tangan,
namun Tuan tengok betapa semarak kumbang lagi kutu
maupun jamur laknat layaknya hama merisaukan.
Banyak jurus pula teknik ia perjuangkan,
agar jaya tampilkan kuntuman harum nan segar.
Sang Peladang pun berpikir keras,
macam mana agar kumbang berhasil guna,
menambah pundi emas dengan berguci-guci madunya.
Sang peladang tiada kuasa kerja kendiri,
ia mesti dibantu para khaddim
dan banyak ikut aneka macam kumpulan serta konsultasi.
Sang peladang pun jangan banyak cakap, gerutu dan keluh kesah,
mencari aneka alasan dan menimpa rupa kesalahan layaknya mencari kambing
hitam,
tunjuk sana, tunjuk sini, tanpa tengok kebolehan diri.
Sang peladang mesti banyak ikhtiar, banyak sedekah,
kiparat, tolak bala, banyak pasrah
dan lebih-perbanyak doa.
Atau, jangan-jangan, Peladang yang berasa putus
dan gagal panen-kah nan Tuan isyarati?
Sukma merintih cucuran air mata beta tiada terkira, di anjungan bahtera
Nuh bermuram-durja
Bukan sembarang bermuram durja, patik melihat umat terlunta-lunta
Terlunta-lunta tiada terkira, 'anutan ruh sang Imam dicari-cari
Lelah umat mencari-cari, tak tahunya dekat di pelupuk kendiri
Lain kumbang lain peladang, tengok kemari ada yang beda
Ini bukan ceritera sembarang, karena terjadi di mayapada nyata
Kumbang jinak 'nemplok menawan hati, namun khilaf peladang lelah
Lelah entah karena apa, kumbang cantik ditampik terompah
Terompah jatuh menimpa bebunga, rusak kesuma berpatah-patah
Kumbang sedih, peladang menjura, kepada Sang Dewi Sri sesalnya berjuta-juta
Mestinya sang peladang buatkan kumbang jinak rumah sarang
Agar si kumbang tenang tak perlu kemana-mana
Bukang sembarang kumbang yang malang
Ia ditolak dari kampung seberang
:p
On Thu, 31 Jan 2008 15:29:24 +0700, Jihan Kh*** <jihan_kh***@yahoo.co.uk>
wrote:
> bukan tak boleh kumbang hinggap di taman berbunga, tetapi telah ada
> peladang yang diminta mengurus ribuan kumbang dan ribuan bunga, namun
> apa daya peladang hanya berpangku tangan.... :)
>
> Faisal Husein <myfaisal70@gmail.com> wrote: Bunga LI sedang
> menanti kumbang, namun banyak kumbang datang lalu pergi lagi. Karena
> sang bunga selalu menanti kumbang setampan Adam jordan saja..he..he.
>
> 2008/1/30 Rahmat Ali <r.ali***@gmail.com>:
>
> TAMAN luas sejauh mata memandang
> Macam corak bunga musim semi terhampar bak permadani
> Wahai para mukhlas Sahabat khuddam yang membujang
> Jangan tolak tengoklah ke sini, banyak LI yang mengharap menanti
>
> Di seminya musim aneka corak kesuma warna-warni
> Semerbak wangi mengundang kawanan lebah
> Pula duhai mukminin celak penawan selimut rohani
> Bersiaplah pula menanti para khuddam tangguh yang tak kenal lelah
>
> Sungguh tiada terperi, hangat mentari terangkan dunia
> Di taman firdaus enggan hati sukma beranjak sana
> Seabad lebih sang Imam Zaman menghimbau para taruna
> Saatnya sudah di taman ini jangan ke mana-mana
>
> Silang selisih kembang rumput belukar di luar pagar
> Lebih indah warna-warni nan di rawat-taman
> Olala LI-khadim sayang jangan sukar jangan menghindar
> Jodoh baik lagi suci pasti pula 'kan kesampaian
>
>
> Created: Friday, January 11, 2008 3:00:03 AM
--
*istgfr+tsbh+slwt+wßlm*
"Don't hate one another and don't be jealous of one another, and don't
boycott one another and be servants of God as brethren." --Muhammad saw.
"Hatred doesn't cease by hatred, but only by love; this is eternal rule."
--Budha a.s.
"Love your enemies!" --Jesus a.s.
"Love for All, Hatred for None!" --Mirza Nasir Ahmad r.h.
--
"We have no more right to consume happiness without producing it than to
consume wealth without producing it." -George Bernard Shaw
--
Using Opera's revolutionary e-mail client: http://www.opera.com/mail/