[ID SERMON 20071220] Buah Doa-doa dan Pengorbanan Besar Hadhrat Ibrahim a.s. dan Keluarga-nya...

*bsmlh+slwt+slm*

SARIPATI/Petikan Khotbah Idul Adha Imam Jemaat Islam Ahmadiyah Sedunia
Sayyidina Amirul Mukminin Hadhrat Mirza Masroor Ahmad Khalifatul Masih V
atba.—Kamis, 20 Desember 2007 M (10 Dzulhijjah 1428 Hijri Qamariyah)

BUAH Doa-doa dan Pengorbanan Besar Hadhrat Ibrahim a.s. dan Keluarga-nya
Terwujud dan Terkabul lagi Sempurna pada Hadhrat Rasulullah saw. serta
para Sahabat beliau—dan para pengikutnya di Akhir Zaman

--
DI awal khotbah Idul Adha, Hudhur atba. mengutip Alquran Surah (QS)
[Al-Ĥajj] 22:38 sebagai firman yang menyatakan bahwa daging dan darah
hewan-hewan tersebut tidak akan sampai kepada Allah, tetapi ketakwaan
kitalah yang akan sampai. Dengan cara ini, Allah swt. telah menundukkan
hewan-hewan tersebut bagi kita supaya kita mengagungkan Allah swt. atas
petunjuk-Nya.
Setelah itu, Hudhur atba. menguraikan singkat falsafah pengorbanan yang
memiliki sejarah panjang sejak Hadhrat Ibrahim a.s.. Hadhrat Ibrahim a.s.
mengikutsertakan keluarganya dalam pengorbanan. Hal ini dapat terlihat
pada diri Hadhrat Rasulullah saw. dan juga para Sahabat beliau, karena
Hadhrat Rasulullah saw. adalah buah pengorbanan yang sangat besar dari
Hadhrat Ibrahim a.s. dan seluruh keluarga beliau.

Hadhrat Rasulullah saw. dan para Sahabat beliau—dan para pengikutnya di
Akhir Zaman, mendapat manfaat dari keberkahan-keberkahan tersebut. Mereka
pun menegakkan sebuah tradisi dan teladan indah dari pengorbanan tersebut.
Sehingga setiap tahun kita dapat meningkatkan standar kerohanian kita.

Hadhrat Masih Mau'ud a.s. bersabda bahwa di dalam syariat Islam, Allah
swt. telah menegakkan contoh dari berbagai hal yang bagus yang dengannya
umat manusia diperintahkan sepenuh hati dan jiwa. mereka harus bersedia
berkurban di jalan Allah. Jadi, pengurbanan-pengurbanan zahir adalah
contoh untuk tahapan tersebut. Kita harus berusaha meraihnya.

Jadi, kita jangan sampai merasa begitu takutnya sebagaimana jika kita akan
mengurbankan diri sendiri sebagaimana kita mengurbankan dan menyembelih
hewan oleh tangan kita. Seperti itu pulalah bahwa kita harus siap untuk
"disembelih" di jalan Allah. Orang yang belum sampai pada tingkatan ini,
belum sempurna. Segala sesuatu akan tercapai setelah mengerti sempurna
tentang takut, kecintaan dan rasa syukur yang merupakan rahasia pengertian
hakiki tentang Allah.

Kecintaan dan persepsi kepada Allah swt.—serta rasa takut kepada-Nya—ini
harus ada di dalam hati seorang manusia. Jadi, untuk memperoleh
keselamatan ini kita tidak tergantung pada tumpahan darah, atau pada salib
ataupun pada penebusan dosa. Tetapi kita hanya memerlukan pengorbanan
yaitu pengorbanan dari diri kita sendiri. Pengorbanan adalah nama lain
dari Islam. Pengorbanan, ketaatan dan penyerahan diri secara total adalah
perkara yang menjadi satu hal sangat menonjol dan memberikan suatu
kedudukan tinggi.

Kemudian, Hudhur atba. menyinggung beberapa firman dalam QS [Al-Baqarah]
2: 129, 125, 130 dan [Al-An'âm] 6:163, yang isinya agar kita harus bisa
memberikan pengorbanan yang tinggi. Bukan hanya kita, tetapi juga
keturunan-keturunan kita. Di sana harus ada orang-orang yang diciptakan
dengan ketaatan yang sangat tinggi di mana mereka selalu siap memberikan
pengorbanan. Dengan doa tersebut, kita mohon dibimbing pada jalan keridaan
Allah swt..

Pada QS 2:130, Hadhrat Ibrahim a.s. berdoa untuk keturunannya sampai Hari
Kiamat agar Allah swt. membangkitkan seorang Nabi yang akan menegakkan
status pengorbanan yang—bahkan—lebih tinggi dari beliau a.s. sendiri. Atas
hal ini, Allah swt. telah menerima dan mengabulkan doa beliau.

Sebagai bentuk keterkabulan doa Hadhrat Ibrahim a.s., Allah swt. berfirman
kepada Hadhrat Muhammad—Rasulullah saw. agar beliau mendakwakan diri bahwa
semua kedudukan tinggi tersebut telah berakhir, dan wujud nabi agung yang
Hadhrat Ibrahim a.s. doakan tersebut adalah Hadhrat Rasulullah saw.
sendiri.

Selanjutnya, Hudhur atba. menerangkan kisah seorang Sahabat Hadhrat
Rasulullah saw. yang hati dan jiwa pengorbanan besarnya demikian sangat
membekas, namanya Hadhrat Khalid bin Walid r.a.. Pada masa akhir hidupnya
diceritakan bahwa ketika sedang sakit keras beliau r.a. menangis demikian
haru dan sangat meluap-luap.

Orang-orang bertanya-tanya tentang beliau mengapa beliau takut mati atau
apakah beliau mengkhawatirkan Keislamannya dan pengabdiannya di jalan
Islam. Mengapa begitu takut pada saat mendekati maut. Padahal, Allah swt.
tidak akan membiarkan beliau tanpa pahala.

Hadhrat Khalid r.a. mengatakan, "Tidak. Saya tidak takut mati, saya tidak
menangis demi untuk-Nya. Setelah Keislaman saya, saya berusaha menyerahkan
jiwa sebagai sebuah pengorbanan. Saya pergi berperang di banyak medan
pertempuran sengit. Lihat saja kaki dan tubuh serta punggung maupun di
dadaku, Anda tidak akan melihat satu cercah kulit pun dari sayatan luka.
Saya berusaha sekuat tenaga menginginkan mati syahid di jalan Allah. Saya
telah berusaha sekuat tenaga mengorbankan jiwa. Tetapi sekarang ini, saya
menangis untuk alasan yaitu: Hari ini saya akan mati di atas tempat tidur.
Mengapa kematian saya tidak datang di medan pertempuran ? Apakah karena
Allah swt. itu tidak suka kepada saya? Sehingga, saya tidak mendapatkan
kehormatan mati syahid?"

Demikianlah uraian Hudhur atba. tentang doa Hadhrat Ibrahim a.s. bagi
keturunan-keturunannya. Dengan mengutus Hadhrat Rasulullah saw. dan dengan
menjadikan beliau sebagai pemimpin dari para Nabi—Khâtamu`l-Anbiyâ`, Allah
swt. menganugerahkan kekekalan pengorbanan Hadhrat Ibrahim a.s. yang besar
ini, yaitu: Dengan menghidupkan kembali orang yang sudah mati rohaninya
dan menganugerahkannya kepada mereka satu keberkahan hidup.

Sekarang, Tanda ini akan Allah swt. perlihatkan kembali melalui para
pengikut Hadhrat Nabi Besar Muhammad-mustafa Rasulullah saw., yaitu di
dalam diri Hadhrat Imam Mahdi—dan—Almasih Yang Dijanjikan (Masih Mau'ud)
a.s. yang merupakan seorang pecinta besar Hadhrat Rasulullah saw., wujud
agung yang mengikut jejak Tuan-nya saw. di mana beliau meninggikan standar
ibadah dan pengorbanan. Hidup dan matinya, beliau a.s. buat segalanya demi
Allah dan beliau pun membawa semangat yang sama kepada para pengikut
beliau di mana beliau berusaha sekuat tenaga agar spirit itu ada di sana.

Jadi, Id hakiki yang kita sedang rayakan pada hari ini, bukannya hanya
dengan melihat dan menyaksikan hewan-hewan disembelih atau dengan acara
lain yang kita buat. Bahkan, kita harus mengorbankan diri kita demi Allah
swt. dan keridaan-Nya, yaitu: Dengan mengikuti perintah Allah swt., di
mana kita harus menempatkan diri pada tanggung jawab sepenuhnya atas semua
perintah yang diberikan kepada kita.

Hudhur atba. menasihatkan, kita harus senantiasa menyiapkan diri atas
tanggung jawab yang diberikan kepada kita. Kita harus senantiasa
meningkatkan standard pengorbanan kita di mana kita harus memegang
keteladanan-keteladanan ini tetap hidup demi agama. Kita harus memelihara
teladan hidup para pengikut Hadhrat Masih Mau'ud a.s. yang menyerahkan
jiwa. Agar, pada hari ini, ketika kita sedang merayakan Hari Raya Idul
Adha dalam ketaatannya kepada Allah swt., maka kita juga harus mengenang
para syuhada Ahmadi dan keluarganya. Mereka yang telah menyerahkan jiwa
sebagai pengorbanan kepada Allah swt., benar-benar menjadi teladan untuk
itu.

Lebih lanjut, Hudhur atba. berdoa, semoga Allah Taala memberikan belas
kasih-Nya kepada keturunan mereka serta memberkati mereka dengan banyak
cinta kasih di dalam kehidupan sekarang dan di akhirat nanti. Kita juga
harus ingat akan ikrar janji kita bahwa kita akan senantiasa siap sedia
mengorbankan jiwa, harta dan semua milik kita. Kita harus selalu siap
sedia untuk pengorbanan ini dan memang itulah yang kita maksudkan. Amin.

Menjelang berakhirnya khotbah, Hudhur atba. menyinggung pula keadaan warga
Jemaat Ahmadiyah di Indonesia tepatnya di Desa Manislor sehubungan dengan
topik pengorbanan yang besar pada Khotbah Id kali ini. Beliau bersabda,
"Di daerah ini, keadaannya sudah sangat-sangat serius. Bahkan, di
mana-mana saja di seluruh Indonesia ini, kondisinya sudah sangat serius.
Beberapa buah mesjid telah dirusak. Beberapa hari yang lalu, juga beberapa
buah mesjid telah dirusakkan. Ada beberapa buah mesjid yang disegel aparat
kepolisian, dan serangan pun dilakukan terhadap beberapa rumah orang
Ahmadi. Serangan dan pengrusakan ini, telah menyebabkan beberapa orang
Ahmadi terluka.

"Jadi ingatlah mereka ini di dalam doa-doa Anda. Mereka inilah orang-orang
yang tinggal di negeri jauh, yang telah menerima Hadhrat Masih Mau'ud
a.s.! Yang telah menerima pendakwaannya sebagai Almasih dan Imam Mahdi! Di
mana, mereka memiliki keimanan yang teguh dalam kepercayaannya ini! Serta,
dengan keimanannya yang bertambah kuat! Kemudian, mereka ini tidak peduli
dengan hubungan apa pun atau bujukan untuk meninggalkan keimanannya!
Kebanyakan dari orang-orang itu adalah yang sederhana saja! Bahkan, banyak
yang hidup hanya sekedar mendapat makanan 'dari tangan ke mulut' saja!

"Walau demikian, di dalam keimanannya itu, mereka terus meningkat maju!
Mâsyâ` Allâh! Bahwa, dengan kerusakan fisik maupun pengorbanan dengan
jiwa, mereka sudah siap sedia untuk itu! Tetapi, mereka sama sekali tidak
siap untuk menerima sesuatu kehilangan apa pun dalam kerohaniannya! Jadi,
inilah [pengorbanan] sebenarnya yang membawakan orang-orang yang sudah
mati rohani menjadi hidup kembali, yang telah diciptakan melalui sang
pecinta-agung-dan-pengikut Hadhrat Rasulullah saw. pada zaman ini."

Hudhur atba. bersabda, untuk meraih tujuan, adakalanya kita perlu
mengorbankan jiwa. Setiap Ahmadi yang tinggal di mana saja di dunia selalu
siap untuk meraih rida Allah swt. baik di Pakistan, Indonesia, Bangladesh,
Srilangka, India, maupun Afrika. Sekarang di beberapa negara Eropa,
situasi untuk warga Ahmadi sedang buruk dan membahayakan.

Jadi, dengan mencermati semua situasi dan kondisi ini, maka Hudhur atba.
mengajak kita harus berusaha menciptakan terus dan mengekalabadikan
semangat pengorbanan tersebut; yang dengan pengabdian tertinggi, kita
harus mengikuti perintah Allah swt. dan menjadi hamba-Nya yang paling taat.

Semoga Allah swt. memberi taufik kepada kita untuk menjadikan kita sebagai
hamba-Nya yang sejati, dan mengkaruniai kita kecintaan sejati dan
manifestasi-Nya, agar kegelapan dapat dihilangkan dari hati kita, dan Nur
Allah swt. harus senantiasa ada pada setiap hati para Ahmadi, sehingga
kita dapat terus mengerti akan ruh pengorbanan ini. Amin.

Hudhur atba. meminta, "Setelah ini, kita akan doa bersama. Yang di dalam
doa ini, supaya kita mengenang para Syuhada yang telah mengorbankan jiwa
demi Jemaat dan Islam sejati. Ingatlah kepada anak-anaknya juga—seperti
yang sudah saya katakan. Juga, mereka yang sedang dipenjara demi
Ahmadiyah, mereka yang dianiaya, ingatlah kepada mereka semua di dalam doa
Anda.

"Dikarenakan Keahmadiyahannya, ada para Ahmadi yang terpaksa menjalani
kehidupan sulit. Ingatlah mereka akan semua ini. Para mujahid, para
mubalig dan para muallim—mereka yang sedang berusaha dan bekerja untuk
menyampaikan Dakwah Ilallah yang bertablig di bawah panji-panji Ahmadiyah,
orang-orang yang mewakafkan waktu demi menyebarkan Agama Allah, yang
berusaha menyebarkan penjelasan Hadhrat Masih Mau'ud a.s. tentang Islam,
mereka yang memberikan pengorbanan harta—ingatlah kepada mereka. Semua
Ahmadi yang tinggal di mana pun di dunia, ingatlah kepada mereka di dalam
doa Anda. Semoga Allah swt. membawa mereka dengan keberkatan dan rahmat
kebaikan-Nya.

"Negara-negara Muslim yang kondisinya sedang kacau, di mana sesama umat
Islam saling bunuh satu sama lain—saling bertempur sesama saudara,
ingatlah di dalam doa Anda. Semoga Allah memberikan kepada mereka
kebijaksanaan untuk dapat mengerti kesalahan mereka dan diberi taufik
untuk mengerti makna Islam yang sejati.

"Keadaan di Pakistan, di Palestina, Iraq dan negara-negara Arab lainnya,
ingatlah di dalam doa Anda. Semoga Allah swt. menaruh belas-kasihan-Nya
kepada mereka. Semoga mereka ini dapat berusaha menegakkan ajaran Islam
hakiki di dalam kehidupan mereka dan menjadikan mereka orang-orang yang
percaya kepada Hadhrat Masih Mau'ud a.s..

"Orang-orang Ahmadi lain yang tinggal di negara-negara lain, semoga
kedamaian dunia ini, dikaitkan dengan wujud Hadhrat Nabi Besar
Muhammad-mustafa Rasulullah saw. dan pencinta sejati beliau yaitu Hadhrat
Imam Mahdi—dan—Masih Mau'ud a.s.. Ini semua adalah tergantung pada mereka
yang menjadi warga Jemaat-Nya.

"Semoga Allah swt. memberi taufik kepada mereka untuk dapat memahami
perkara dan kenyataan ini. Sebelum kita berdoa, saya ingin menyampaikan Id
Mubarak kepada Anda—semuanya. Semoga, Allah swt. memberkati Id ini bagi
Anda—semua Saudara-saudara di dalam berbagai hal. Dan bagi setiap Ahmadi
di seluruh dunia, saya sampaikan ucapan 'Selamat, Id Mubarak!' kepada yang
di Pakistan, di Indonesia, Srilangka, Bangladesh, India, Afrika, Eropa,
Amerika dan di mana saja Ahmadi berada. Semoga Allah swt. menyampaikan Id
Mubarak saya ini. Dan semoga Allah swt. menjadikan Id ini penuh dengan
keberkatan-keberkatan dari-Nya. Marilah kita bersama-sama berdoa."
Amin.[] (MTA/H.SAL & H.PSi/A.Shaheen Ali/LB)

H. Syarief Ahmad Lubis—Pamulang-Banten, 26 Desember 2007; H. Pipip
Sumantri—Meruya Selatan, 6 Januari 2007; A. Shaheen Ali—Kebayoran, 8
Februari 2008

--
*istgfr+tsbh+slwt+wßlm*

"Don't hate one another and don't be jealous of one another, and don't
boycott one another and be servants of God as brethren." --Muhammad saw.
"Hatred doesn't cease by hatred, but only by love; this is eternal rule."
--Budha a.s.
"Love your enemies!" --Jesus a.s.
"Love for All, Hatred for None!" --Mirza Nasir Ahmad r.h.

--
"When you have nothing left but God, you become aware that God is enough."
-Guideposts

--
Using Opera's revolutionary e-mail client: http://www.opera.com/mail/