Hari Pertama Masuk Sekolah...

IMG_0001
Hilal Nazmi dan Abdul Baari di Kebayoran. Senin ini, mereka udah masuk sekolah. Baari Kelas III SMP. Hilal Kelas I SD.


SENIN (14/7). Adalah hari pertama anak-anak pelajar ‘pendidikan dasar’ masuk sekolahnya masing-masing di SD, SMP dan SLTA, termasuk adik-adik [tiri]ku Abdul Baari (Bari) di SMP Kelas III, Maryam Shiddiqa (Dika) di SMP Kelas II dan Imam Daeng Mattawang (Tawang) di SD Kelas III. Aah, mereka pasti senang dengan hari pertama mereka, jumpa teman-teman kesayangan mereka di Pandeglang sana. Hehe…

Namun, satu hal yang agak membuatku sedih, aku nggak bisa jumpa Dika dan Qayum saat mereka mengisi sisa liburan sekolah mereka yang tinggal beberapa hari lagi di Batu Ceper, Sabtu (12/7). Aku tahu, mereka pasti sangat merindukanku dan ingin jumpa. Namun, hanya karena kantongku lagi cekak-sih, jadi nggak bisa ke Ceper. Dan aku menyesal sekali.

Dan untuk menutupi rasa sesalku sekalian mengobati rasa rinduku, pagi tadi setelah aku selesai Salat Tahajud, aku ngirim SMS ke mereka melalui hp Bokap: “Diqa n Qoyum. Maafkan Aa Ali ya karena ngga bisa jumpa selama kalian di Jakarta. Diqa, Tawang, n Bari, selamat mnjalani Hari I belajar tahun ini ya?! Bye. Wslm.” Hwehe…aku kok salah nulis sih, yang semestinya “Batu Ceper” malah kuketik “Jakarta”.[]



TADI malam, aku ‘nelepon “someone”-ku, pukul 21.26. Aku pikir, pasti sudah tidur. Dan ternyata benar. Dia mengangkat teleponku. Urgh! Suaranya kalo lagi pas bangun tidur itu lho, membuat hatiku jadi tidak tega untuk terus meneleponnya. Hemm…akhirnya kuputuskan saja untuk cepat mengakhiri.

Sebelum percakapan berakhir, dia sempat bilang bahwa jam empat sore sebelumnya, dia baru aja sampe, abis camping bersama teman-temanku yang lain. “Emm…dikau tadi udah Doa Sebelum Tidur, blum?” tanyaku padanya.

“Emm, belum!” jawabnya yang disertai rasa kantuk.

“Doa dong! Nah, nanti, pas mo’ tidur lagi, jangan lupa doa ya?” pintaku padanya.

“Iya,” jawabnya singkat.

“Ya udah. Have a nice dream. Selamat tidur ya?” ucapku.

“Iya,” jawabnya lagi, masih dengan suaranya yang berat.

“Assalâmu’alaikum, ***?” kataku, mengakhiri dengan salam.

“Wa ‘alaikum salâm,” ucapnya pula dengan salam yang sama. Klik. Telepon kututup. Saat itu aku menghela napas. Ahh, Tuhan…

Bukan apa-apa sih, toh, aku juga ‘udah ngantuk. Meski akhirnya, aku baru bisa tertidur pada pukul hampir-12 kurang 15 menit. Yaa, you know lah, corat-coreng diary dan sambil ngedit khotbah jumat Hudhur atba. buat LB edisi awal Agustus-mendatang.[]



ISENG. Berikut adalah rancangan beberapa calon nama untuk anak-anakku nantinya, tentunya—kalo aku udah nikah dan akan punya anak dong—aah! (Anda boleh mengkopinya kok hehe…). Pertama adalah Sahin, nama untuk cewek maupun cowok. Nama ini kuambil dari Bahasa Farsi شاهين [syâhîn] —aselinya sih Bahasa Arab—yang berarti ‘royal falcon’. Nama lain adalah Gul Afsan, dari Bahasa Farsi گل افشان [Gul Afsyân], maksudnya adalah ‘wajah seindah purnama’—untuk cowok. Ceweknya, Sinta (insan yang taat). Berikutnya, Anuman (kurang tidur atau tahajud). Anjani (?). Anilla (pemberian/dari Allah). Atilla (hadiah Allah).[]