Aku menyukaimu apa adanya. Kamu special bagiku. Tidakkah kau tahu betapa malam demi malam kulewati dengan doa rinduku tentangmu.
Suatu malam, air mata ini pernah mengalir karenamu. Air mata ketulusan karena mencintaimu. Meski, kau pernah ucap akan suatu harapan yang belum tentu bisa kau janjikan padaku.
Ingin kukutip sebuah puisi Mas Setyo tentang suatu malam tatkala rembulan mengikat janji bintang.
Duhai dikau sayangku, izinkan kutanam mawarmu di taman mimpi lembah cinta yang dibingkai pelangi.
Nah, esok ketika kau terjaga, ceritakan padaku tentang taman bunga itu, tentang dua hati yang lebur jadi satu, tentang matahari keabadian yang merangkak perlahan, tentang kerinduan yang terus menggelora, tentang cinta yang tanpa jeda, tentang sejuta kupu-kupu kerinduan
Gelora cinta bagai ombak mencium pantai, tiada kenal lelah mereka berpagutan.
Tapi kasihku, kerinduan ini rasanya mencekik jiwa. Aku lelah mencumbui perihnya kerinduan.
Ingin kutelan waktu, agar aku bisa segera membelai wajahmu, membiarkanmu bersandar di bahuku, berbagi kegelisahan dan keresahan, mengurai beban yang menggantung, merasai detak jantungmu.
Pula, ingin kubisikkan pelan ke telingamu, puisi indah tentang kehidupan, kebahagiaan yang ingin kita rengkuh, tentang cita-cita dan harapan, tentang indahnya salju keabadian, tentang hangatnya mentari yang merekah,
Ah manisku, betapa aku tak bisa berhenti mencintaimu.
Suatu malam, air mata ini pernah mengalir karenamu. Air mata ketulusan karena mencintaimu. Meski, kau pernah ucap akan suatu harapan yang belum tentu bisa kau janjikan padaku.
Ingin kukutip sebuah puisi Mas Setyo tentang suatu malam tatkala rembulan mengikat janji bintang.
Duhai dikau sayangku, izinkan kutanam mawarmu di taman mimpi lembah cinta yang dibingkai pelangi.
Nah, esok ketika kau terjaga, ceritakan padaku tentang taman bunga itu, tentang dua hati yang lebur jadi satu, tentang matahari keabadian yang merangkak perlahan, tentang kerinduan yang terus menggelora, tentang cinta yang tanpa jeda, tentang sejuta kupu-kupu kerinduan
Gelora cinta bagai ombak mencium pantai, tiada kenal lelah mereka berpagutan.
Tapi kasihku, kerinduan ini rasanya mencekik jiwa. Aku lelah mencumbui perihnya kerinduan.
Ingin kutelan waktu, agar aku bisa segera membelai wajahmu, membiarkanmu bersandar di bahuku, berbagi kegelisahan dan keresahan, mengurai beban yang menggantung, merasai detak jantungmu.
Pula, ingin kubisikkan pelan ke telingamu, puisi indah tentang kehidupan, kebahagiaan yang ingin kita rengkuh, tentang cita-cita dan harapan, tentang indahnya salju keabadian, tentang hangatnya mentari yang merekah,
Ah manisku, betapa aku tak bisa berhenti mencintaimu.