Gathering Rekan-rekan Mahasiswa

IMG_0002_resize
Buittenzörg Botanical Garden

IMG_0011_resize
Daus, Ayyi ‘n Ayya

IMG_0001_resize
Berdiri: Zafar, Omi, Kiki, Iwan, …?, …?, …?, …?, Aya, Naila, Wahib ‘n aku

IMG_0015_resize
Gitu dong, Jeung, kalo senyum kan jadi keliatan bersemangat?!

IMG_0005_resize
Nisa, Rhiema, Ella ‘n Wahib

IMG_0007_resize
Zafar, ...?, 'n Yulfi Syarif

IMG_0031_resize
Serius!

IMG_0047_resize
Agak serius!

IMG_0030_resize
Daus membelakangi kamera

IMG_0039_resize
Abis main petak umpet ya?

IMG_0057_resize
Sok ja'im ah! Hwihihi...!

IMG_0069_resize
Ah, gelap nih ya?!

IMG_0072_resize
Abis meeting, ke food court.


AHAD (6/7) siang. Aku ikut gathering ama teman-teman mahasiswa di Buittenzörg Botanical Garden. Ada yang dari UI, IPB, UNJ, UIN, UPI YAI, AKA, UAI, Pakuan, Padman Astra, STIS, UNJ, JAMAI, ITKP, UPN, GTCI Business School, STIE Ahmad Dahlan, Akper Depkes Bogor dan UT. Umm…nice, 37 orang semuanya yang hadir. Lumayan, dibandingkan pada pertemuan perdananya di setu UI Depok seminggu sebelumnya, yangmana aku sendiri berhalangan hadir—kagak enak badan alasannya. Hwehehe…

Pertemuan kali ini ngebahas dan fokus pada bentuk dan kegiatan jaringan yang makan menjadi substansial bagi kegiatan-kegiatan selanjutnya, di samping agenda utama yaitu pemilihan para Koordinator. Daus terpilih sebagai Koordinator, dan Zizi sebagai wakilnya. Mereka terpilih setelah melalui pemilihan di antara enam wakil yaitu: Soraya, Zizi, Iroh, Kiki, Daus dan Rahman. Nama jaringan kami adalah DETIK: Jaringan Dinamika Entitas Tauhid Islam Kontemporer atau DETIK Network.

Visi jaringan kami adalah bagaimana dalam waktu yang dekat—kurang dari sepuluh tahun dari sekarang—akan melahirkan para pemikir nasional yang mampu memberikan kontribusi bagi persoalan bangsa. Keren nggak tuh?! Nah, untuk mewujudkan hal tersebut, network akan memfokuskan diri pada peningkatan dan pemberdayaan SDM atau empowering.

Dalam waktu yang sangat singkat ini pula, program kerja yang harus kami laksanakan adalah berupa kajian, terutama—meski tidak ekslusif—di bidang filsafat dan sospol. Kedua, kami harus mempercepat informasi dan advokasi akademik, tim building, dan kontinuitas pertemuan—paling tidak—sebulan sekali.

Relasi jaringan yang kami bentuk ini independen, fleksibel dan—untuk masa depan nanti—terbuka. Dengan kondisi tersebut, tetaplah—kami harus terus berkoordinasi melalui bentuk-bentuk hubungan pribadi dan kekeluargaan. Insya Allah Ta’âla. Âmîn. Hehe…

Gathering berlangsung hingga magrib, setelah menentukan tempat pertemuan berikutnya Agustus mendatang meski tentatif.[]