Buku Harian sang Isteri dan Suami

BUKU HARIAN ISTERI: “Kemarin, minggu malam. Dia bertingkah aneh. Sebelumnya kami berjanji bertemu di café. Aku shopping seharian dengan teman-teman, sehingga mungkin dia kesal karena aku agak telat sampai di café, tapi dia tak berkomentar.

“Ngobrolnya nggak nyambung, jadi aku usul kita pergi ke tempat yang agak sepi supaya ngobrolnya lebih enak, dia setuju tapi tetap diam dan berjarak. Aku tanyakan apa yang salah—dia jawab, ‘Tak ada.’

“Aku tanyakan apakah kesalahanku yang membuatnya kesal. Dia bilang, hal ini tak ada kaitannya denganku dan minta aku ‘nggak usah khawatir.

“Dalam perjalanan pulang, kubilang aku mencintainya, dia cuma tersenyum tipis dan tetap menyetir. Aku tak bisa menjelaskan perangainya sore itu. Aku tak habis pikir kenapa dia tak menjawab ‘Aku cinta kamu juga.’

“Sesampainya di rumah, aku merasa kehilangan dia dan seolah-olah dia tak menghendakiku lagi. Dia hanya duduk dan nonton depan TV. Dia terlihat jauh dan menghilang... Akhirnya, aku putuskan untuk tidur.

“Sekitar 10 menit kemudian, dia menyusul ke kamar. Aku ‘nggak tahan lagi, kuputuskan untuk menghadapinya dan menanyakan soal sebenarnya, tapi dia langsung tertidur. Aku mulai menangis sampai tertidur. Aku tak tahu apa yang harus kulakukan. Hidupku serasa kiamat...”

BUKU HARIAN SUAMI: “Kemarin, Minggu dini hari. Euro 2008, timnas Belanda kalah 2-3 dari Russia. SIALAANN!!!”[]
(Dicontek, diceritakan kembali dan disunting ulang oleh Ali)