KHOTBAH Jumat Imam Jemaat Ahmadiyah Sedunia
IMAM Jemaat Muslim Ahmadiyah Sedunia Sayyidina Amirul Mukminin Hadhrat Mirza Masroor Ahmad Khalifatul Masih V atba. menyampaikan Khotbah Jumat dari Bâgh-e-Aĥmad dekat
Cara mendirikan salat adalah dengan tepat waktu dan dengan berjamaah di mesjid maupun di ‘salat centre’. Salat harus murni dari motif-motif duniawi. Namun bagi wanita, jika cukup beralasan dapat dilaksanakan di rumah saja. Singkatnya, salat merupakan inti dan hal sangat mendasar bagi keimanan kita sebagai Muslim. Selama pelaksanaan Jalsah, para jemaah dari dari kaum lelaki, perempuan hingga anak-anak, mendirikan salat. Ini harus tetap dilaksanakan hingga kepulangan mereka ke rumah dan tetap dawam di sela-sela kesibukkan mereka sehari-hari.
Di tengah-tengah zaman yang umat manusia di dalamnya sudah mulai melupakan Tuhan-nya dan meredupnya ajaran-ajaran suci Alquran di kalbu, Sang Pendiri Jemaat Ahmadiyah mengajarkan, mendirikan ibadah salat merupakan sarana penjalin ikatan yang hidup antara sang hamba dengan Tuhan. Sehingga tujuan Ahmadiyah yang untuk mendirikan kerajaan Ilahi pada hati orang-orang dapat tercapai, dan ibadah-ibadah salat yang telah kita dirikan tersebut merupakan bentuk bakti kita yang menempatkan Tuhan di atas segala-galanya.
Ibadah-ibadah tersebut harus mampu membawa kepada perubahan rohani yang revolusioner dan suci. Tanpa hal tersebut, berarti kita telah keliru dan tidak akan memiliki makna apa pun dalam setiap aktivitas tablig kita mengajak umat manusia ke jalan Tuhan maupun menyebarluaskan indahnya ajaran Islam ke setiap orang.
Di dunia ini, terdapat ratusan juta umat Islam. Beberapa di antara mereka mendiami negeri yang dikaruniai kekayaan sumber daya alam berupa ladang-ladang minyak bumi. Sayangnya, mereka tidak mampu mengendalikan diri, sehingga tidak menempatkan nikmat-nikmat dunia tersebut sebagai khadim untuk tegaknya Tauhid di muka bumi. Memang mereka menunggu turunnya Imam Mahdi, tetapi dengan pemahaman Mahdi yang bakal menyebarluaskan tauhid melalui kekerasan serta penumpahan darah, adalah sesuatu yang tidak akan pernah terwujud.
Tapi pada sisi lain, kini ada sebuah jemaah kecil namun memiliki tujuan baiat dan visi serta misi Islam di Akhir Zaman. Banyak umat Islam asal negeri-negeri Afrika dari Burkina Faso Kongo,
Berkat meneladani sang Uswatun Hasanah Kanjeng Nabi Besar Muhammad Rasulullah saw., jemaah kita memiliki kekuatan, yaitu berupa nikmat dan karunia yang pernah Allah swt. berikan kepada para Nabi-Nya. Dia-lah Tuhan Sang Penguasa alam-alam semesta, Tuhan Yang mengutus Masih Muhammadi untuk membumikan lagi keindahan ajaran-ajaran Islam yang kini terlupakan.
Sekarang, adalah tugas kita untuk senantiasa rujuk kepada Allah swt. dan berdoa kepada-Nya, yaitu melalui ibadah-ibadah salat yang senantiasa kita dirikan dengan sungguh-sungguh. Sehingga, kita siap menerima kesuksesan demi kesuksesan. Tiada kekuatan dunia apa-dan-mana pun yang dapat kita pelihara dalam rangka meraih kejayaan di seluruh muka bumi. Setidak-tidaknya, Ketauhidan tidak akan pernah kita sebarkan melalui bentuk kekayaan dan kekuatan duniawi.
Adalah suatu kesalahan bahwa ada pihak-pihak tertentu yang mengemukakan keberatan-keberatan tanpa bukti bahwa Islam disebarkan melalui kekerasan. Pada hakikatnya, bila melihat sejarah Perang Badar dan Uhud, bukanlah daya kekuatan yang mereka maksud mengingat keadaan saat itu yang kekurangan makanan. Hanya kekuatan doa Hadhrat Rasulullah saw.-lah hingga Allah swt. menganugerahi kemenangan. Melalui doa seseorang-lah suatu revolusi hakiki bisa diraih. Kita harus memenangkan hati setiap orang, karena hanya itu yang bisa kita persembahkan ke hadapan Allah swt.. Sarana untuk kemajuan rohani tersebut dapat kita capai melalui ibadah-ibadah salat yang kita dirikan dan doa-doa yang sering panjatkan.
PERINTAH Pengorbanan Harta
Tahun ini kita tengah memperingati tasyakur Seabad Khilafat Ahmadiyah. Di dalamnya tidak sekedar merayakan, membuat berbagai cinderamata dan merancang berbagai macam kegiatan, karena itu semua memiliki makna yang sempit.
Dalam QS 24:57, di sini menyinggung perintah pengorbanan harta. Dengan karunia Allah swt., pengorbanan harta Jemaat Ahmadiyah
Kemudian, Hudhur atba. mengungkapkan rasa syukurnya. Kita harus bersyukur bahwa Jemaat
UTAMAKAN Menikah dari Kalangan Sesama Ahmadi
Masih berhubungan dengan perintah ibadah, Hudhur atba. mengajak para warga Ahmadi sedunia agar memperhatikan perintah Allah swt. tentang menikah. Di sini, Hudhur atba. menyerukan agar para pria maupun wanita Ahmadi yang masih lajang, hendaknya menikah dengan lawan jenis yang sesama Ahmadi. Ini dimaksudkan, supaya generasi atau keturunan masa depan Ahmadiyah dapat terpelihara. Sehingga di masa depan, jangan ada kejadian bahwa anak-anak Ahmadi mesti dikacaukan untuk memilih di antara dua keyakinan. Bila sang ayah bukan seorang Ahmadi, tentunya bisa saja ia memiliki pengaruh lebih besar, sehingga sang anak lebih mengenyampingkan sang ibundanya sebagai Ahmadi. Runyamnya lagi, bila sang ayah dan ibu terjerumus ke dalam konflik rebutan pengaruh anak dalam menentukan pilihan status agamanya.
Hudhur atba. mengungkap, memang, ada wanita-wanita Ahmadi terutama dari
Untuk itu, setiap Ahmadi harus berjanji demi genapnya nanti Seabad Khilafat Ahmadiyah di mana kita akan senantiasa mempersembahkan segala sesuatu demi meraih rida Allah swt.. Sedapat mungkin, menempatkan perintah-perintah-Nya pada kedudukannya yang tinggi, dalam rupa amal-amal atau ibadah-ibadah saleh dan sosial, dan juga berusaha keras menghormati syarat-syarat dan tujuan baiat kita kepada sang Pendiri Jemaat Ahmadiyah sebagai Hadhrat Imam Mahdi-dan-Masih Mau’ud a.s..
Pendiri Jemaat Ahmadiyah mengajarkan kita bahwa kita harus menempuh jalan-jalan kesalehan. Kita harus mendirikan salat
Dengan demikian, semoga Allah swt. senantiasa menjaga keimanan kita dan ibadah-ibadah kita, terus-menerus memberkati kita dengan cinta kasih-Nya, selalu menjadikan kita sebagai pewaris anugerah dan keberkatan-keberkatan-Nya. Amin.[] (Alislam/Rahmat Ali)