KHILAFAT Ahmadiyah Mewujudkan Persatuan Iman dan Tauhid




AMANAT Imam Jemaat Muslim Ahmadiyah Sayyidina Amirul Mukminin Hadhrat Mirza Masroor Ahmad Khalifatul Masih V atba. untuk Tasyakur Seabad Khilafat Ahmadiyah di London—Selasa, 27 Mei 2008

Penerjemah: ML Mln. Muhammad Idris Shb
Edited by me
Sumber: Alislam


SEGENAP Warga Jemaat yang saya sayangi—assalâmu ‘alaikum wa raĥmatu`l-Lâhi wa barakâtuh.

HARI ini—[Selasa, 27 Mei 2008], genap sudah Seabad Khilafat Ahmadiyah. Hari ini, menilik sejarah Jemaat Islam Ahmadiyah yang telah menyebar selama lebih dari seratus tahun, sebagaimana telah Nabi Suci Muhammad saw. nubuatkan tentang kedatangan hamba Allah yang terpilih. Dengan perintah Allah, mengumumkan pendakwaannya pada Maret 1889 yang merupakan pondasi Jemaat Ilahi ini.

VISI dan Misi
Sedangkan, visi dan misi didirikannya Jemaat adalah untuk memperkuat hubungan antara Tuhan dan hamba-Nya, mengajarkan umat manusia untuk menyembah Tuhan Yang Maha Esa, mengupayakan penegakkan tauhid di dunia, dan menyatukan semua negara-negara dunia menjadi satu umat, mengumpulkan keseluruhan umat manusia di bawah panji Nabi Suci Muhammad saw., dan untuk menarik perhatian umat manusia kepada penghargaan dan penghormatan terhadap hak dasar manusia.

Sejak didirikannya pondasi Jemaat dan pembaiatan pertama pada tahun 1889 sampai kewafatan beliau a.s. pada 1908, seseorang yang telah digelari Imam oleh Tuhan dan telah dikirim ke dunia ini sebagai Almasih dan Almahdi, dengan penuh kesuksesan melaksanakan misinya melalui dukungan dan pertolongan Allah Taala selama sembilan belas tahun.

Sedangkan, para penentang dengan segala bentuk penentangannya dan dengan penuh kedengkian, melawan hamba pilihan Allah ini dan selalu menderita kekalahan yang memalukan serta penuh keaiban.

Pada akhirnya, berdasarkan hukum Allah, siapa yang datang ke dunia ini, ia harus meninggalkanya juga. Dan pribadi itu adalah seorang hamba Allah yang terpilih dan pecinta sejati Nabi Karim Muhammad saw., yang selalu taat dan mengikat diri dengan sunah majikannya, yang selalu rindu untuk berjumpa dengan sahabat yang paling diagungkannya.

Tuhan Yang Maha Kuasa telah mengirim khadim ini sebagai Imam Akhir Zaman, mengabarkannya bahwa saat kewafatan telah dekat. Akan tetapi, dengan meyakinkan dan penghiburan-Nya, bahwa meski ajal beliau sudah dekat, Dia tidak akan membiarkan sisa misinya tak dipenuhi. Karena, sesuai janji yang telah diproklamirkan-Nya, bahwa Tuhan sendiri yang telah mengangkatnya sebagai Imam Akhir Zaman, sebagai berikut:

“Wahai anak-Ku, engkau yang sangat menginginkan tegaknya tauhid-Ku di dunia dan kedaulatan Nabi Karim Terkasih-Ku, jangan risau tentang bagaimana misi engkau akan sempuna setelah kewafatan engkau.

“Ingatlah, bahwa sesuai nubuatan Nabi Suci Muhammad saw., yang kesuciannya telah dikuasakan oleh-Ku, Khilafat pada langkah-langkah kaki kenabian akan senantiasa didirikan dan akan berlangsung hingga akhir dunia. Dengan begitu, setelah engkau wafat, itulah arti Nizam (institusi) Khilafat di mana Aku akan—sekali lagi—memulai rencana tersebut untuk menegakkan dan menstabilkan syariat terakhir-Ku di dunia.”

Selanjutnya, setelah Allah Yang Maha Kuasa kembali menentramkan hati beliau, maka Hadhrat Masih Mau’ud a.s., menulis:

“Inilah sunah Allah Taala. Semenjak Dia menjadikan manusia di atas bumi ini, selama itu [pula] sunah tersebut Dia zahirkan. Yaitu, Dia selalu menolong nabi-nabi dan rasul-rasul-Nya serta memenangkan mereka. Sebagaimana firman-Nya: Sudah menjadi ketetapan Allah, bahwa Aku dan rasul-rasul-Ku-lah yang akan menang.”

Dan yang dimaksud dengan ‘kemenangan’—sebagaimana cita-cita para rasul dan para nabi—adalah, sempurnanya keterangan dan dalil Tuhan di muka bumi. Dan tidak seorang pun dapat menentangnya.

QUDRAT Kedua
Begitulah Allah Taala membuktikan kebenaran mereka dengan tanda-tanda yang kuat. Dan kebenaran yang hendak mereka kembangkan di muka bumi, benihnya telah Allah tanamkan pada tangan mereka.

Akan tetapi, guna menyempurnakannya, tidak Dia kerjakan melalui perantaraan tangan mereka—para rasul itu. Bahkan, Allah mewafatkan mereka pada waktu yang menurut lahiriahnya mengandung kecemasan akan gagalnya perjuangan. Allah memberikan tempo kepada para penentang untuk tertawa, berolok-olok, mencela dan memaki. Dan bila mereka sudah puas menertawai, barulah Allah memperlihatkan tangan qudrat kedua-Nya. Dan Allah membentuk sarana-sarana, yang dengan perantaraannya, cita-cita yang “terbengkalai” tadi, akan menuju kesempurnaan.

Alhasil, Allah memperlihatkan dua macam qudrat. Pertama—melalui tangan para nabi, Allah memperlihatkan tangan qudrat-Nya. Kedua—setelah kewafatan sang nabi, pada waktu menghadapi kesulitan-kesulitan, sedangkan para penentang sedang berusaha sekuat tenaga dan menyangka bahwa kini usaha tersebut gagal, ditambah keyakinan mereka bahwa Jemaat sekarang ini akan hancur; maka, orang-orang dari kalangan Jemaat pun merasa ragu-ragu. Mereka menjadi putus asa. Malangnya, bahkan beberapa di antara mereka menyimpang ke arah murtad.

Dalam keadaan demikian, untuk kedua kalinya, Allah Taala menunjukkan qudrat-Nya yang amat kuat. Dan Jemaat yang hampir akan roboh itu, Allah sambut kembali. Jadi orang yang sabar sampai akhir, akan menyaksikan mukjizat Allah Taala ini.

Sebagaimana yang terjadi di masa Hadhrat Abu Bakar Ash-Shiddiq r.a., ketika Rasulullah saw. wafat yang disangka orang bukan pada waktunya, dan banyak di antara orang-orang dusun yang bodoh balik murtad, dan para Sahabat r.a. pun karena terlalu bersedih hampir-hampir seperti gila; maka pada saat itulah, Allah Taala menegakkan Hadhrat Abu Bakar Ash-Shiddiq r.a. untuk memperlihatkan qudrat-Nya kedua kali. Dan Islam yang hampir-hampir tumbang itu, Allah topang kembali. Dan janji yang Allah firmankan ditepati-Nya: Akan Kami kuatkan lagi kaki mereka sesudah kecemasan dan ketakutan.” (Al-Washiyyat; Rûĥânî Khazâ`in Jilid XX, halaman 304-305)

Kemudian, beliau menuliskan lagi, “Sebab itu, wahai Saudara-saudara, karena sejak dahulu begitulah sunnatullah, bahwa Allah Taala menunjukkan dua qudrat-Nya, supaya Dia perlihatkan bagaimana cara menghapuskan dua kabar gembira para penentang yang bukan-bukan, maka sekarang tidak mungkin Allah Taala akan meninggalkan sunah-Nya yang tidak berubah-ubah itu. Maka, janganlah Anda bersedih hati karena uraian yang saya terangkan di hadapan Anda ini.

“Jangan hendaknya hati Anda kusut, karena Anda perlu pula melihat qudrat yang kedua. Kedatangannya kepada Anda merupakan pembawa kebaikan, karena Dia selamanya akan tinggal bersama Anda, dan hingga kiamat silsilahnya tidak akan pernah putus. qudrat kedua itu tidak dapat datang sebelum saya pergi.

“Akan tetapi bila saya pergi, maka Tuhan akan mengirimkan qudrat kedua itu kepada Anda yang akan tinggal bersama Anda selama-lamanya. Jadi, sebagaimana janji Allah Taala dalam Barâhîn-i-Aĥmadiyyah, hal tersebut bukan untuk saya, melainkan untuk Anda. Seperti firman Tuhan, ‘Aku akan memberi kepada Jemaat ini yaitu pengikut-pengikut engkau [yang] kemenangan[nya] [berada] di atas golongan-golongan lain sampai kiamat.’

“Dari situ mestilah datang kepada Anda hari perpisahan saya, supaya sesudah itu, datanglah saat yang menjadi ‘hari perjanjian kekal’. Tuhan kita adalah Tuhan yang menepati janji, setia dan benar. Dia akan memperlihatkan kepada Anda segala sesuatu yang sudah dijanjikan-Nya. Meski masa ini merupakan masa akhir dunia serta banyak malapetaka akan tiba, namun pasti dunia akan tetap berdiri sebelum segala hal yang Tuhan kabarkan itu terjadi semua.

“Saya lahir sebagai suatu qudrat dari Tuhan. Sayalah qudrat Tuhan yang berjasad. Kemudian sesudah saya, ada lagi beberapa wujud yang jadi manifestasi qudrat kedua. Karenanya, senantiasalah berjamaah sambil berdoa, menanti qudrat Tuhan yang kedua itu.” (Al-Washiyyat; Rûĥânî Khazâ`in Jilid XX, halaman 305-306)

KEWAFATAN
Pada akhirnya, sebagaimana yang telah Hadhrat Masih Mau’ud a.s. katakan, telah datang waktunya ketika beliau pergi untuk beristirahat selama-lamanya di haribaan Allah Yang Maha Kuasa dan hati setiap Ahmadi telah penuh dengan kekhawatiran dan duka cita. Akan tetapi, bagaimanapun, berkat doa orang-orang yang beriman, bumi dan langit—sekali lagi—menjadi saksi pemenuhan janji Allah Taala: Dan Dia benar-benar akan menukar keadaan mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentosa (QS [An-Nûr] 24:56). Sebagaimana, hal itu telah disaksikan seringkali sebelumnya.

Revolusi besar yang telah Hadhrat Imam Mahdi-dan-Masih Mau’ud a.s. bawa, telah Allah swt. sempurnakan untuk melanjutkan dan memberikan dukungan-Nya melalui Institusi Khilafat yang agung.

Saat wafatnya Hadhrat Masih Mau’ud a.s., pada selebaran Wakîl, Maulana Abul Kalam Azad menulis: “Beliau adalah seorang yang besar. Guratan pena beliau bisa membuat orang tersihir. Pidato beliau sangat memikat. Beliaulah orang yang merupakan perwujudan keajaiban pikiran. Pandangan mata beliau seolah melemparkan suatu mantera dan suaranya adalah panggilan kebangkitan yang nyaring.

“Beliau adalah sosok yang jari-jemarinya telah terlibat satu revolusi besar. Kepalan tangan beliau seperti dua beterai listrik yang telah diisi penuh. Beliau adalah seseorang yang selama tigapuluh tahun, menyebabkan terjadinya gempa bumi dan badai topan dalam dunia agama, yang membunyikan suara seperti nafiri kiamat dan tetap membangkitkan mereka yang tengah asyik tidur nyenyak seperti mayat…

“Kewafatan Mirza Ghulam Ahmad Qadiani, bukanlah sesuatu yang tidak menorehkan pelajaran apapun dan menyerahkannya kepada jalan lintasan waktu untuk menjadi isinya. Beliau adalah orang yang menyempurnakan revolusi dalam dunia intelektual dan religi yang tidak selalu terlihat. Beliau adalah putra agung lembaran sejarah, kebanggaan umat manusia, sangat jarang didapatkan di dunia ini. Dan ketika mereka melakukannya, mereka meninggalkan beliau hanya setelah benar-benar disempurnakan suatu revolusi di dalamnya.” (Wakîl, Amritsar; Tarîkh-i-Aĥmadiyyat Jilid II, halaman 560)

KEKHALIFAHAN Pertama
Seperti itulah kekuasaan Allah Taala. Orang-orang non Ahmadi mengakui revolusi tersebut dengan pena dan ucapan mereka. Hal ini menunjukkan bahwa Hadhrat Masih Mau’ud a.s. telah mendapat dukungan khusus dan bantuan Allah Taala. Tetapi, mereka tidak menyadari bahwa Yang-mempunyai kekuatan luar biasa dan berhasil dengan gilang-gemilang merupakan Tuhan Yang-telah menjanjikan bahwa Dia akan menggantikan [kewafatan] beliau a.s. dengan Khilafat, melanjutkan revolusi yang Allah sempurnakan dengan dukungan dan bantuan-Nya.

Dan seluruh dunia, menyaksikan kebenaran ini saat pemilihan khalifah, ketika Hadhrat Maulana Alhajj Hakim Nuruddin r.a. telah dipilih sebagai Khalifatul Masih I.

Kendati—faktanya—bahwa para penentang Hadhrat Masih Mau’ud a.s. menjadi saksi telah didirikannya suatu Jemaat yang sangat terorganisir dengan baik oleh Hadhrat Masih Mau’ud a.s.. Dan meski kenyataannya mereka telah menyaksikan peristiwa berdirinya Khilafat, namun mereka berikhtiar dengan suatu usaha yang terorganisir guna mengakhiri Jemaat ini, jemaah yang telah Allah Taala dirikan sendiri.

Dan berkenaan dengan hal ini, Allah swt. telah berjanji: Ingatlah lagi kemurahan hati-Ku. Aku sudah menanam untuk engkau (pohon) kuasa-Ku dan kemurahan hati-Ku dengan tangan-Ku sendiri. (Tadzkirah, halaman 428)

Demikian pula, sesuai janji tersebut—seperti biasanya, mereka telah dikalahkan dalam rencana mereka. Sungguhpun, mereka telah berbuat demikian jauh dalam melakukan penentangan sangat keji. Dan permusuhan mereka pun, tertulis di dalam sebuah selebaran: “Jika seseorang bertanya kepada kami, kemudian kami bersungguh-sungguh siap untuk mengatakan bahwa bila memungkinkan untuk umat Islam, mereka tidak perlu membuang buku Mirza ke dalam samudra, tetapi buanglah ke dalam tungku perapian.

“Mestinya, mereka tidak menyelesaikan permasalahannya sampai di situ, tetapi upayakanlah bahwa di masa mendatang tidak ada lagi umat Islam ataupun sejarawan non Muslim menyebutkan namanya di dalam sejarah Hindustan atau Islam.” (Wakîl, Amritsar, III, Juni 1908; Tarikh-i-Aĥmadiyyat Jilid III, halaman 205-206)

Tetapi hari ini, sejarah Ahmadiyah menjadi saksi terhadap sebuah fakta, dan seluruh dunia pun mengetahui, bahwa tak seorang pun ingat dengan orang-orang yang dahulu memusuhi Ahmadiyah. Namun, karena berkat Khilafat, Ahmadiyah sedang mengibarkan panji [Islam]-nya di muka bumi. Dan berjuta-juta orang dengan penuh pengabdian bergabung ke dalam Ahmadiyah sebagai Islam yang sejati.

Para penentang Ahmadiyah yang sudah sangat melampaui batas, berkomentar panjang lebar pada suatu selebaran. Surat kabar Curzon menuliskan komentar pidato pertama Hadhrat Khalifatul Masih I r.a. pada acara Jalsah Salanah: “Sekarang, tiada sesuatu pun yang tertinggal dari para pengikut Mirza. Kepala mereka telah dipotong. Seseorang yang telah dipilih sebagai imam mereka, tidak mampu untuk melakukan apa pun melainkan ia hanya akan mengajar Anda baca Alquran di dalam mesjid.” (Tarîkh-i-Aĥmadiyyat Jilid III, halaman 221)

Menanggapi hal ini, Hadhrat Khalifatul Masih I r.a. bersabda, “Subĥâna`l-Lâh, [taklim Alquran] ini, merupakan tugas yang paling utama dan memiliki prioritas di atas segala sesuatu. Semoga, Allah menganugerahkan kepada saya kesempatan untuk menularkannya ke luar.”

Sungguh sangat disayangkan, beberapa Anggota Jemaat terkemuka pun, tidak menghargai keberadaan Institusi Khilafat. Konspirasi pun berlanjut membentuk suatu kelompok tertentu. Tetapi pohon yang ditanam oleh tangan Tuhan tetap tumbuh dan berkembang. Sesuai janji Tuhan kepada Hadhrat Masih Mau’ud a.s., Jemaat yang awal mulanya kecil dan [hanya ada] para pengikut setia Hadhrat Masih Mau’ud a.s., akan terus-menerus meningkat. Dan usaha apa pun yang ditujukan supaya menimbulkan kerugian terhadap Jemaat, tidak akan berhasil.

KEKHALIFAHAN Kedua
Ketika tiba waktunya Khilafat yang kedua, beberapa anggota terkemuka Anjuman secara terbuka dan dengan tegas menentang keberadaan Institusi Khilafat. Tetapi orang-orang terkemuka tersebut, terlalu percaya diri dan penuh dengan ketakaburan mengatakan bahwa dari segi ilmu pengetahuan, pengalaman dan pendidikan, tidak sebanding dengan anak muda yang masih berusia 25 tahun.

Tentu saja, hal itu hanya suatu yang terlalu dibesar-besarkan saja, di mana seorang pun tak akan bisa sama atau melebihi beliau berkenaan dengan cara mengorganisir Jemaat, ekspansi yang sangat terorganisir tentang kerja para misionarisnya (tablig), moral dan ketinggian rohaniannya (tarbiyat) tentang Jemaat dan kedalaman pengetahuan dan pemahamannya terhadap Alquran.

Berulang kali, Jemaat harus lebih dulu menghadapi oposisi yang menyebabkan penderitaan. Namun, berkat Khilafat, Jemaat tetap sukses bergerak maju. Melihat lebih dekat lagi pada saat lima puluh tahun Khilafat, Hadhrat Khalifatul Masih II r.a. menunjukkan kesempurnaan dan prestasi luar biasa Putra-yang dijanjikan ini.

KEKHALIFAHAN Ketiga
Setelah wafatnya Hadhrat Muslih Mau’ud r.a., dunia Ahmadiyah sekali lagi dicekam kekhawatiran, tetapi Allah Taala, sesuai janji-Nya, ketakutan itu digantikan dengan keamanan dan damai dalam beberapa jam, dengan menganugerahkan kepada Jemaat bulan yang terang tentang penjelmaan ‘yang ketiga’ dari qudrat kedua.

Kendati demikian, oposisi pemerintah maupun upaya terorganisir, dengan dipersatukannya semua golongan Islam (sebelum dan sesudah dikeluarkannya peraturan yang zalim terhadap Ahmadiyah), ternyata derap khilafat Ahmadiyah tetap maju, memasuki babak baru kemajuan dan keberhasilan. Satu demi satu, berturut-turut memberikan pesan cinta kepada dunia, mengkhidmati yang lemah dan miskin di negara-negara miskin, menyampaikan kepada mereka pesan Nabi dari Arab itu dan mengumpulkan mereka di bawah panji-panji beliau.

KEKHALIFAHAN Keempat
Kemudian, tiba waktunya ketika keputusan Tuhan itu datang juga. Hadrat Khalifatul Masih III r.h., harus meninggalkan dunia ini untuk bertemu Sang Pencipta. Sekali lagi, kezaliman dan kekacauan internal maupun eksternal pun muncul kembali.

Tetapi, sesuai Janji Tuhan, Jemaat Ahmadiyah telah diperkuat dan diperkokoh melalui Khalifatul Masih IV r.h.. Dan tiap-tiap kesulitan berakhir perlahan-lahan. Allah Taala membinasakan mereka yang membatasi Jemaat di bawah satu ketetapan hukum zalim dan yang berani mengklaim bahwa mereka akan dapat membasmi Ahmadiyah—yang mereka anggap kanker—selamanya hingga ke akar-akarnya.

Dengan jalur hukum yang telah ditempuh pemerintah Pakistan ini, Khalifah pada waktu itu harus hijrah terlebih dahulu. Tetapi hijrah tersebut membuka cakrawala baru bagi kemajuan Ahmadiyah. Sekali lagi, kita melihat pemenuhan janji Allah Taala.

Jalan lebar bagi pekerjaan misionaris Jemaat telah kita buka yang awal kemungkinannya terlihat seperti terkunci. Selama masa kekhalifahan yang keempat, melalui Muslim Television Ahmadiyya (MTA), Allah Taala memenuhi janji-Nya kepada Hadhrat Masih Mau’ud a.s., “Aku akan sampaikan dakwah engkau hingga penjuru dunia.” Bila kita perhatikan maknanya secara terbatas dan mulai bekerjanya saluran [MTA] ini, maka hanya kata-kata tasbih dan tahmid kepada Allah-lah yang secara alami mengalir dari mulut kita.

Hari ini, saluran ini telah membungkam para penentang Ahmadiyah dari timur ke barat, dari utara hingga selatan. Dengan demikian, Tuhan mewahyukan bahwa melalui MTA, gema seseorang yang menyebarkan dakwah kebenaran ke rumah-rumah mereka yang mempunyai keinginan untuk berjumpa dengan Khalifah tapi tidak memiliki kemampuan; [maka] hari ini, melalui siaran MTA, ‘hidangan rohani’ tentang ‘ajaran, ilmu dan dalil’ Hadhrat Masih Mau’ud a.s. untuk mendukung kebenaran Islam dan juga Alquran Karim kitab syariat terakhir-Nya serta mengkritisi ajaran agama lain, telah mencapai tiap-tiap rumah dengan rahmat Allah.

KEKHALIFAHAN Kelima
Sesuai hukum Tuhan dalam QS [Ar-Raĥmân] 55:27, [bahwa semua yang ada di muka bumi adalah fana], Hadhrat Khalifatul Masih IV r.h. wafat. Dan pada saat kepergiannya, seluruh dunia menyaksikan bahwa MTA menyiarkan peristiwa itu menggunakan satelit ke tiap-tiap rumah di seluruh dunia.

Peristiwa itu mengagumkan untuk kaum Ahmadi maupun non Ahmadi. Para Ahmadi gembira bahwa Tuhan Yang Maha Kuasa telah menggantikan ketakutan mereka dengan keamanan dan damai. Dan orang lain terheran-heran bagaimana orang-orang itu dan Jemaat yang mereka tengah berusaha untuk menghancurkannya sejak ratusan tahun yang lalu, tetap berhasil baik dan semakin maju.

Seorang lawan yang secara terbuka mengakui, “Saya tidak percaya Anda berada di pihak kebenaran itu. Tetapi setelah melihat ini semua, saya harus mengakui bahwa Tuhan melalui perbuatan-Nya telah menjadi saksi bahwa Dia ada bersama Anda.”

Saya (Hudhur atba.) adalah orang biasa dan bukanlah seorang yang memilik banyak pengetahuan. Akan tetapi, melalui tangan saya, Allah Taala telah mempersatukan seluruh Jemaat. Hari demi hari, hubungan antara saya dan Jemaat tumbuh lebih kuat dan lebih kuat lagi.

JANJI Tuhan
Dunia berpikir bahwa barangkali saya tidak akan bisa memelihara Jemaat ini dan bahwa mereka akan melihat akhir Jemaat ini di mana mereka tengah menantikannya 100 tahun yang lalu. Tetapi, mereka lupa. Bahwa, pohon ini telah ditanam Allah Yang Maha Kuasa.

Tidak ada manusia yang bertanggung jawab untuk menanamnya dan membuatnya berkembang. Akan tetapi, apa pun yang sedang terjadi, semuanya karena janji dan dukungan Tuhan. Dan Allah Taala sedang memenuhi janji itu kepada Hadhrat Masih Mau’ud a.s. dalam sebuah wahyu “Aku ada bersama engkau dan dengan mereka yang engkau cintai.”

Demikianlah keputusan Tuhan. Inilah janji yang dibuat Tuhan—yang tidak pernah menyalahi janji-Nya, janji kepada Hadhrat Masih Mau’ud a.s. yang dikasihi-Nya—yang merupakan penjelmaan kuasa Allah yang kedua. Merekalah yang akan memperoleh keunggulan tertinggi di seluruh dunia. Sebab Tuhan, ada bersama beliau. Tuhan ada bersama kita.

Inilah Seabad Hari Manifestasi-kedua kuasa-Allah Taala yang datang sebagai penyelesaian terhadap permasalahan mereka. Dan sehari-hari, kita mengalami pemenuhan janji yang tersebut di atas, yang Allah Taala buat kepada Hadhrat Masih Mau’ud a.s. dengan kemuliaan yang diperbaharui, seperti yang sudah saya sampaikan dalam kilasan sejarah Jemaat.

Oleh karenanya, merupakan kewajiban dari tiap-tiap Ahmadi bahwa baik kaum lelaki maupun perempuannya dalam manifestasi Allah yang kedua ini, perlu bekerja keras, mengumpulkan semua potensi, untuk memenuhi misi Hadhrat Masih Mau’ud a.s..

Hari ini, kita harus membimbing semua umat Kristen di bawah panji Nabi Muhammad saw.. Kita pun harus membawa bangsa Yahudi di bawah panji beliau. Dan kita harus membawa semua umat Hindu dan juga para pengikut agama lain di bawah panji beliau. Pula, kita bertanggung jawab mempersatukan segenap umat Islam di seluruh muka bumi melalui dakwah Khilafat Ahmadiyah yang Hadhrat Masih Mau’ud a.s. pikul.

Wahai para Ahmadi! Siapa saja yang tinggal di seluruh penjuru dunia atau di negeri mana pun, berpegangteguhlah kepada hal yang sangat fundamental ini yang mana telah saya jelaskan di awal. Melalui perintah Allah, penuhilah tugas tersebut yang mana sang Imam Zaman Hadhrat Imam Mahdi-dan-Masih Mau’ud a.s. telah percayakan kepada Anda.

Hadhrat Masih Mau’ud a.s. menyatakan bahwa wahyu “Janji ini adalah tentang engkau”, telah menempatkan kita pada tanggung jawab yang besar ini. Dan janji ini, Allah swt. penuhi hanya ketika kondisi-kondisinya membuktikan bahwa mereka mengikat diri dengan kasih sayang dengan mereka.

Wahai yang beriman kepada Almasih Muhammadi, yang mengembangkan cabang tanaman ini dari “pohon”-Nya yang hidup! Teruslah maju! Bersiaplah memberikan pengorbanan apa pun yang diperlukan untuk memperkuat Khilafat Ahmadiyah sedemikian rupa! Sehingga, dengan mempertahankan tali Allah, Anda dapat menyebarkan dakwah Nabi Suci Muhammad saw.—yang ditaati Hadhrat Masih Mau’ud a.s.—ke seluruh penjuru muka bumi, yang mana Allah telah mengirimnya sebagai Almasih Muhammadi.

Juga, sampaikan pesan itu kepada setiap orang di dunia bahwa mereka hanya bisa tetap bertahan bila memiliki hubungan sejati dengan Allah Yang Maha Esa. Dan kedamaian dunia tergantung pada bergabungnya seseorang ke dalam Jemaat Hadhrat Masih Mau’ud a.s.. Sebab, saat ini, beliau-lah standar dasar Islam sejati yang mengajarkan kedamaian dan keamanan, yang contohnya tidak akan kita temukan di muka bumi ini.

Hari ini, untuk memenuhi misi Almasih Muhammadi dan untuk mempersatukan iman dan ketauhidan Tuhan, hanya dapat dicapai melalui Khilafat Ahmadiyah. Yang mana, para khaddim Tuhan yang akan menyempurnakan revolusi rohani di dunia. Semoga Allah memberi taufik kepada setiap Ahmadi untuk menyampaikan kebenaran yang indah ini dengan keteguhan iman kepada setiap orang di dunia.

Wasalam
Sincerely Yours,

Mirza Masroor Ahmad
Khalifatul Masih V