Penindasan dan Kezaliman Global

Source: Abu Naweed.
Link terkait: Saripati Khotbah Jumat 8 Februari 2008
di sini.


IMAM Jemaat Islam Ahmadiyah Sedunia Sayyidina Hadhrat Amirul Mukminin Mirza Masroor Ahmad Khalifatul Masih V atba. menyatakan bahwa tidak akan ada orang Ahmadi yang pernah setuju merubah kepercayaan dan keimanan mereka.

Berbicara dalam Khotbah Jumat tanggal 8 Februari 2008, Imam Jemaat Muslim Ahmadiyah Sedunia Hadhrat Mirza Masroor Ahmad atba. telah berbicara mengenai diskriminasi yang dihadapi oleh Anggota-anggota Jemaat di beberapa Negara di dunia.

Hudhur aba. memulai khotbahnya dengan mengingatkan kepada para Anggota Jemaat bahwa pada saat-saat mendapatkan kesulitan, maka seseorang yang memiliki iman yang sejati tidak akan pernah berputus asa, sehingga ia akan menjadi lebih dekat kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.Jemaat Ahmadiyah telah mendapatkan penganiayaan dan penindasan sejak didirikannya, namun baru-baru ini terlihat bahwa di beberapa negeri perlakuan buruk terhadap Jemaat telah bertambah-tambah.

Berbicara mengenai hal ini, Hudhur atba. bersabda:
“Penyebab bahwa kita mendapat penganiayaan dan penindasan adalah karena pihak-pihak penentang terbakar oleh rasa cemburu. Orang-orang yang Non-Muslim tidak tahan untuk melihat Islam sukses dan berjaya. Sementara itu, dalam masyarakat Muslim luas, kaum Ulama atau Mullah merasa takut kalau-kalau para pengikutnya akan menyadari kebenaran Ahmadiyah dan yang akibatnya mereka itu lari dari para Mullah ini.”

Adalah suatu kebenaran yang tidak dapat dipungkiri lagi bahwa sepanjang sejarah ini, Jemaat Ahmadiyah sudah maju dengan pesat dalam pandangan para penentang tersebut. Kekuatan Jemaat selalu berada dalam satu-kesatuan. Memang, Hudhur atba. mengibaratkan Jemaat ini bagaikan sebuah tubuh di mana jika ada satu orang yang menderita, maka seluruhnya akan merasakan rasa sakit. Dengan kesatuan yang sempurna seperti ini, maka Jemaat Ahmadiyah akan selalu dan terus berkembang serta maju sehingga konsekwensinya adalah bahwa berbagai macam rintangan apa pun yang dilakukan oleh para penentang tidak akan pernah bisa menembus apalagi merusak benteng Jemaat Ahmadiyah.

Jemaat mendapatkan penganiayaan dan penindasan di Pakistan sejak dari awal permulaan, betapa pun pada kenyataannya adalah bahwa Jemaat Ahmadiyah telah ikut memainkan peranan yang amat menonjol dalam memperjuangkan kemerdekaan negara Islam ini. Hudhur atba. menyebutkan betapa kezaliman masih terus berlangsung bahkan sampai hari ini.

Beliau atba. bersabda, “Di Pakistan, di mana mereka mendapatkan kesempatan, maka tuduhan palsu dihadapkan kepada warga Muslim Ahmadi. Baru-baru saja ada seorang anak laki-laki yang baru berumur 13 tahun, telah ditangkap atas dasar tuduhan palsu bahwa ia telah memukuli seorang Maulwi. Betapa tidak masuk akalnya tuduhan semacam itu. Bagaimana seorang anak kecil dapat menganiaya seorang yang dewasa sedemikian rupa sehingga Mullah ini harus dimasukkan ke rumah sakit. Tujuan kekejaman mereka adalah untuk menakut-nakuti generasi muda kita sedemikian rupa, agar anak-anak ini melepaskan keimanan mereka. Betapa pun demikian, saya menerima banyak-banyak surat dari para pemuda ini yang bersumpah demi Allah bahwa mereka ini bersedia untuk mengorbankan waktu mereka, harta milik mereka, kehormatan mereka, bahkan jiwa mereka demi untuk Jemaat Ahmadiyah.”

Hudhur atba. juga berbicara mengenai penganiayaan dan penindasan di India dan di dunia Arab. Di India para pengurus Jemaat secara terus-menerus mendapatkan berbagai ancaman.

Sementara di dunia Arab, beberapa Pemerintahan dari Negara-negara tertentu, tidak mampu melihat kesuksesan Ahmadiyah; saluran televisi ‘MTA Al-’Arabiyya’, ditutupnya. Bagaimana pun, insiden ini sebenarnya memberikan sebuah jalan peluang untuk kesuksesan Jemaat. Karena sebagai akibat dari pencekalan tersebut, maka kontrak telah dibuat dengan perusahaan lain, sehingga cakupan siaran satelitnya menjadi bertambah luas dan sudah berkembang dan mencapai negeri-negeri lain seperti Maroko.

Jemaat Ahmadiyah juga mengalami penderitaan untuk selama beberapa tahun ini. Rumah-rumah dan mesjid-mesjid dibakar atau dihancurkan dan Anggota-anggota Jemaat mendapatkan serangan. Baru-baru ini, sebuah gerakan dilancarkan oleh Negara yang berusaha untuk melarang Jemaat Ahmadiyah. Namun gerakan ini pada akhirnya tidak disetujui Pemerintah. Meskipun demikian, sebuah surat kabar harian setempat mencetak cerita yang memuat bahwa alasan Pemerintah memilih untuk tidak melarang Jemaat, dikarenakan ada kesan bahwa Jemaat sudah merubah beberapa pokok keimanannya. Ini sama sekali tuduhan tidak benar yang dibuat terhadap Jemaat.

Mengkomentari atas tulisan ini Yang Mulia bersabda:“Jemaat Ahmadiyah beriman dan percaya bahwa Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad dari Qadian adalah Al-Masih Yang Dijanjikan dan Al-Mahdi (Orang yang mendapat petunjuk) yang benar. Kita tidak akan pernah menyimpang dari keyakinan ini, karena keindahan Jemaat berdasarkan atas kepercayaan dan keimanan tersebut bahwa Pendiri Jemaat ini adalah Al-Masih Yang Dijanjikan dan Al-Mahdi yang benar yang telah dinubuatkan Hadhrat Nabi Suci Muhammad saw..” Mengikuti artikel dari surat-kabar tersebut di atas beberapa orang-orang Non Ahmadi Muslim tertentu dan Anggota-anggota Jemaat Lahore “merayakan” apa yang mereka lihat akan adanya perubahan di dalam kepercayaan dari Jemaat Ahmadiyah. Tetapi, isi dari artikel surat kabar tersebut dengan segera ditolak oleh Jemaat dan atas credit-nya itu surat kabar bersangkutan telah menerbitkan sebuah pernyataan yang memberikan klarifikasi atas masalah tersebut pada tanggal 23 Januari 2008.

Hudhur atba. menutup khotbahnya dengan menyatakan bahwa jika terkesan bahwa Jemaat Ahmadiyah Indonesia melemah karena menghadapi penindasan, maka yang demikian itu sama sekali tidak pada tempatnya. Tidak ada Anggota Jemaat yang memiliki keraguan sedikit pun mengenai kedudukan Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad. Sebagaimana Hadhrat Masih Mau’ud a.s. sendiri menulis, statusnya sebagai seorang Nabi yang tidak membawa Syariat adalah diberikan Tuhan Yang Maha Kuasa. Jadi tidak ada orang atau institusi mana pun yang dapat mengambil jubah tersebut dari beliau.

Adalah satu ajaran Islam yang mendasar bahwa agama adalah urusan setiap individu untuk menentukan sendiri, dengan bebas merdeka dan tanpa ada pemaksaan. Pelaksanaan ibadah seseorang, selama tidak mengganggu atau merugikan hak-hak orang lain, maka inilah hak azasi setiap manusia. Hak-hak inilah, yang tidak diberikan kepada para warga Muslim Ahmadi. Namun demikian, para Anggota Jemaat harus selalu ingat bahwa kezaliman yang sedemikian rupa tidak akan dapat mengganggu kejayaan dan kemjuan Jemaat Ahmadiyah.[] (press@ahmadiyya.org.uk; Abid KhanSekretaris Pers Jemaat Muslim Ahmadiyah)

--
*istgfr+tsbh+slwt+wßlm*

“Don’t hate one another and don’t be jealous of one another, and don’t boycott one another and be servants of God as brethren.” --Muhammad saw.
“The whole worth of a kind deed is in the love that inspires it.” --Moses a.s. (The Talmud)
“Hatred doesn’t cease by hatred, but only by love; this is eternal rule.” --Budha a.s.
“Love your enemies!” --Jesus a.s.
“Love for All, Hatred for None!” --Mirza Nasir Ahmad r.h.
“To be loved, be lovable.” --Ovid