INI baru namanya Pantun Bijak Akhir Zaman. Saya pernah lihat tayangan MTA produksi Jemaat Padang saat acara Children Corner-nya. Luar biasa, mereka (masih anak-anak lho!) pandai/terbiasa menuturkan pantun dan hapal di luar kepala. Sy pernah bikin pantun. Nggak panjang sih, pendek sekitar 3-4 SI (sampiran-isi). Tapi lamanya itu, ampun-deh! Tak terbiasa kali, ya? Jangankan berbalas pantun, bikin yg sedikit aja lumayan puyeng. Hehe... Thanks Yennie Sahibah! :-P
--
HARUSKAH ingat kata pepatah, jangan sampai salah jalan.
Hidup turut pada pemerintah, jika memang orang beriman.
Pergi keladang 'tuk cari getah, yang dicari tak pernah ketemu.
Kenapa tentang putusan pemerintah, bukannya 'ngaku orang berilmu.
Calon pegawai terus didaftar, yang dibutuhkan kerja di kantor.
Kenapa ramai terus berkomentar, atau lagi mencoba jadi Provokator?
Kenapa harus jadi pengarang, bila tidak dapatkan ilham.
Kenapa terus-terus ditentang, apa karena beda paham?
Berkumpul untuk adakan rapat, agar dapat kata sepakat.
Kenapa pula disuruh Tobat, bukannya setiap waktu ucapkan Syahadat?
Bila ingin jadi pejabat, tentulah harus pegang Amanat.
Dari pada terus berdebat, lebih baik pikirkan rakyat.
wassalam
Yennie