Deklarasi Gerakan Rakyat Independen





Lebaran-FPN.jpg

Press Release

Deklarasi Gerakan Rakyat Independen

Jumat malam, 28 Desember 2007, bertempat di Aula Rimbawan II, Manggala Wanabakti, Ketua Umum Front Persatuan Nasional K.H. Agus Miftach-dan kawan-kawan mendeklarasikan Gerakan Rakyat Independen (GRI). Bertindak sebagai Deklarator selain K.H. Agus Miftach adalah Djoko Edi Abd. Rahman, Munarman, Hamdan Nugroho, Ali Fahmi, Soekmana Soma dan John Rozin.

GRI lahir karena tuntutan publik tentang perlunya independensi kedaulatan rakyat yang terlepas dari kooptasi kepentingan praktis partai politik yang belakangan menunjukkan proses demoralisasi secara luas. Dengan demikian, maka lahirnya GRI merupakan bentuk perlawanan rakyat terhadap oligarkhi parpol yang koruptif, hedonis dan amoral, yang dampak negatifnya tampak dalam realitas kehidupan sosial yang semakin mundur dengan tingginya jumlah kemiskinan dan pengangguran.

Seperti dikemukakan oleh Ketua Umum FPN K.H. Agus Miftach dalam pidato pengantar deklarasi, GRI akan mengajukan Capres/Cawapres dan Caleg Independen di semua tingkatan dalam Pemilu 2009, yang akan ditempuh melalui dua cara, yaitu Usul Amandemen Konstitusi dan Gugatan Pengadilan. GRI dan FPN telah menyiapkan tim ahli yang tangguh untuk itu. Jika cara itu tidak berhasil, GRI akan menempuh cara-cara politik untuk mewujudkan terjadinya perubahan sosial-politik. Demokrasi presedural yang tidak diabdikan untuk kepentingan rakyat, tidak perlu lagi dipertahankan, jika tidak ingin melihat bangsa ini semakin sengsara dan menderita. Apa maknanya demokrasi parpol jika orang-orang bunuh diri karena kemiskinan? Apa maknanya demokrasi parpol jika Negara tidak mampu melindungi dan memenuhi kebutuhan dasar kehidupan rakyatnya seperti pangan, dan apalagi ketubuhan estetis yang lebih tinggi seperti kesehatan dan pendidikan?

Sangat ironis, di tengah-tengah bala kemiskinan dan kehancuran sosial akibat kasus lumpur Lapindo Brantas, kita disuguhi berita yang diekspose besar-besaran, bahwa seorang Menko Kesra yang juga bos P.T. Lapindo Brantas kini menjadi orang terkaya di Indonesia dengan aset puluhan trilyun rupiah. Kebangkrutan moral bernegara seperti inilah yang akan mengantarkan bangsa Indonesia ke dalam jurang kehancuran. Maka GRI, menginginkan terjadinya perubahan sosial yang revolusioner namun dengan cara-cara damai untuk meraih kembali Tujuan Nasional dan Cita-cita Bangsa yang hilang oleh oligarkhi parpol yang hedonis-materialis dan kleptokratik itu. Kita ingin menemukan kembali Negara Proklamasi 17 Agustus 1945 yang hilang dalam ketamakan bisnis dwi-fungsi pengusaha dan konco-konconya melalui parpol-parpolnya yang menguasai pemerintahan.

©2007, 28 Desember—FPN News

[selengkapnya]

...