Diskusi Nasional Sehari LSM Abdi Lestari




Berikut adalah Artikel K.H. Agus Miftach pada Diskusi Nasional Sehari yang saya ikuti. Diskusi Nasional ini diselenggarakan LSM Abdi Lestari, 4 Agustus 2007, di Hotel Menara Peninsula, Jakarta. Seminar serupa telah diselenggarakan LSM ini pada tangggal 14 April lalu dan ini terdapat dalam Kompas.

Link:
1. FPN
2. Kompas

Foto-foto:


Me


Asep Burhanuddin (PPMKAI)


Pak Tomi dan Pak Hadi dari FPN


--

Pengawasan Terhadap Dana Asing LSM

Oleh: K.H. AGUS MIFTACH


Tulisan ini disampaikan pada Diskusi Nasional Sehari LSM Abdi Lestari, 4 Agustus 2007, di Hotel Menara Peninsula, Jakarta.

Bismillahirrahmanirrahiem,

Assalamu’alaikum War. Wab.

Berdasarkan historiografi dan antropologi, keberadaan LSM jauh lebih tua daripada Nation State System (system Negara Bangsa) seperti RI ini dan sejenisnya, yang nota bene baru ada pada pertengahan abad 20 sebagai hasil tatanan dunia baru pasca Perang Dunia ke II. Republik modern di dunia baru terbentuk setelah Revolusi Perancis abad ke 18. Republik Athena di zaman kuno belum dapat diperhitungkan dalam konteks bahasan ini, karena sifat dan bentuknya yang sangat terbatas, sehingga tidak dapat kita pahami sebagai sebuah Negara dalam pengertian modern. Tetapi Republik-republik dan Negara-negara demokrasi yang lahir setelah Revolusi Perancis dapat kita pahami sebagai landasan terbentuknya Negara modern seperti yang kita pahami sekarang.

LSM, kekuatan besar di dunia.

LSM sejak awal berdirinya sudah berbentuk organisasi modern yang memiliki tujuan-tujuan ideologis-rasional untuk membangun kehidupan dan supremasi kemanusiaan. LSM modern sudah ada sejak abad ke 6 SM, dengan nama Persaudaraan Qabbala (Ordo Qabbala) yang terdiri dari Ordo Qabbala Hijau, Ordo Qabbala Kuning dan yang menjadi induknya adalah Ordo Qabbala Putih. LSM atau NGO’s ini didirikan oleh masyarakat deportan Yahudi di Babilonia, setelah Kaisar Babilonia Nebukadnezar menghancurkan Yerusalem dan Baitul Maqdis abad ke 6 SM. Ordo Qabbala Putih memiliki tujuan membangun peradaban baru yang bercorak materialisme, menggantikan peradaban agama-agama yang bercorak mitologis.

Ordo Qabbala Putih inilah yang membentuk cikal-bakal system pemerintahan, militer, pendidikan, pembentukan sekte-sekte agama, ras-diskrimiknasi, chauvinism, segregasi dan hierarkhi. Maka Ordo Qabbala Putih sesungguhnya merupakan peletak dasar peradaban Judeo-Griko yang menjadi dasar peradaban Barat modern. Ordo Qabbala Putih kemudian menjelma menjadi “Illuminati” (yang tercerahkan). Sifatnya yang sekuler-rasional, menjadikan LSM ini dianggap kafir oleh gereja dan mereka diburu oleh para inkuisitor gereja untuk dibasmi.

Untuk menghindari kejaran para penguasa gereja, pada abad ke 13 Illuminati menjelma menjadi “Perfectibilesen” dan gerakan kaum Cathar di Eropa. Paus Innocentius III memutuskan untuk menyerbu kaum Chatar, sehingga terjadilah perang terbuka yang pertama antara penguasa dengan kaum LSM itu di Albigensia. Nyaris dihancurkan pasukan gereja, kaum Illuminati itu melarikan diri dan bersembunyi terpencar-pencar, tetapi tidak pernah padam. Pada abad ke 17 M, Illuminati menjelma menjadi “Guirinets” berpusat di Perancis. Cabang-cabang mereka di Italia dan Spanyol muncul dengan nama “Alumbardo”. Tahta Suci Vatikan telah memutuskan secara resmi LSM Illuminati dengan berbagai manifestasinya sebagai aliran bid’ah dan harus di inkuisisi. Selama dua abad Illuminati tiarap, bersembunyi dibawah tanah dan menjadi gerakan rahasia. Baru pada th. 1771 Illuminati kembali terdengar setelah rekonsolidasi yang dipimpin oleh Adam Weishaupt di Inglostadt, Bavaria ,Jerman.

Kiri ke kanan : Adam Weishaupt, Frederich Agung dan Baron James de Rothschild; Para pendiri LSM terkuat di dunia,”Illuminati-Freemasonry”.

Bersama Frederiech de Grate dan Baron James de Rotschild, Adam Weishauopt menggabungkan Illuminati dengan gerakan LSM sejenis yaitu Freemasonry pada kongres Global Freemasonry di Wilhelmsbad pada th 1782, dan menjadi inti gerakan, “the Global Illmuniati-Freemasonry”. Kini mereka menjadi NGO,s yang kuat.

Pada th.1789 giat mendorong pecahnya Revolusi Perancis, yang menghasilkan momentum penting untuk mengakhiri monarkhi dan teokrasi, sekaligus dimulainya tatanan sekuler-humanis yang materialis yang menolak mitos agma-agama tradisional dalam system republic yang modern. Semboyan para Illuminaty-masonic itu ialah Novus Ordo Seclorum (Tata Dunia Baru) dan E Pluribus Unum (Kekuasaan Dunia yang Tunggal) yang digelorakan diseluruh dunia dengan jargon Liberte, Egalite dan Fraternite (kebebasan, kesetaraan dan persaudaraan).

Setelah itu mereka terlibat dalam mendorong pecahnya Revolusi Bolsehvik, Perang Dunia I dan II, yang benar-benar berhasil melahirkan tata dunia baru, yang mengakhiri system teokrasi dan monarkhi yang sudah gagal dan dekaden, diganti dengan system Negara-Bangsa dengan ideology sosial yang berbentuk sekuler-humanis-materialis, Inilah peradaban Judeo-Griko yang menjadi fundasi peradaban Barat modern dan peradaban dunia dewasa ini. The Global Illuminti-Freemasonry adalah LSM pertama dan terkuat dan menjadi induk gerakan LSM diseluruh dunia hingga masa sekarang. Mereka menguasai cabang-cabang industri dan keuangan terkuat di dunia. Kedudukan mereka diatas Negara-negara dan dapat menyetir, mengatur dan mengubah situasi Negara.

Bilderburg

Pucuk pimpinan Global Illuminati-Freemasonry disebut Bilderburg, terdiri 19 orang, yaitu :

  1. Allaire, Paul Arthur (Xerox Corp)
  2. Allison Jr, Graham Tilery, (Center for National Policy)
  3. Andreas, Dwayne Orville (Archer Denis Midland Co)
  4. Bartley, Robert Leroy (Wall Street Journal)
  5. Bergsen, C. Fred (US Insititute for International Development)
  6. Bowie, Robert R (Overseas Development Council, Brookings Institute)
  7. Brademas, John (Texaco)
  8. Brzezinski, Zbignew (Centre for Strategic and Int’l Studies)
  9. Clinton, Bill (mantan Presiden AS)
  10. Cooper, Richard N (Profesor di Harvard University)
  11. Corrigan, E Gerald (Eksekutif Goldman Sachs)
  12. Davis, Lynn E (Menmud Luar Negeri AS)
  13. Friedman, Stephen James (Co-Chairman Goldman Sachs)
  14. Friedman, Thomas L (Kolumnis senior The New York Times)
  15. Foley, Thomas Stephen (Anggota Kongres AS)
  16. Gorbachev, Mikhail (mantan Presiden Uni Sovyet)
  17. Holbrooke, Richard (Dubes Keliling AS)
  18. Kissinger, Henry Alfred (mantan Menlu AS)
  19. Rockefeller Sr, David (Chase Manhattan, Exon Oil).

Arah jarum jam : Presiden Bill Clinton, Presiden Gorbachev, Zbignew Brzezinski, David Rockrfeller Sr dan Henry Kissinger; para tokoh Bilderburg, LSM ini lebih kuat dari Negara.

Pengawasan dan Kedaulatan.

Sejarah membuktikan bahwa sistem Negara-Bangsa ini justu dibentuk oleh LSM. Dan di banyak situasi di dunia Negara-negara bergantung pada kekuatan LSM yang mengendalikan cabang-cabang ekonomi dan keuangan terkuat di dunia. Namun demikian, saya tetap setuju dengan adanya pengawasan aliran dana dari luar negeri kepada LSM nasional, dalam arti agar memperkuat kepentingan nasional dan bukan sebaliknya. Betapapun berkuasanya Global Illmunaty-Freemasonry, kita adalah bangsa yang berdaulat, dan walaupun banyak diantara para founding father kita adalah para anggota Illuminati-Freemasonry, begitu juga ideology Pancasila yang banyak dipengaruhi oleh pandangan sekuler-humanis masonic, kita tetap satu bangsa yang beriman kepada Tuhan dan memiliki souvereignity yang bersumber dari keberadaan kita sendiri sebagai hasil perjuangan seluruh rakyat dan rahmat Allah Azza wa Jalla.

Walaupun kita adalah nasionalis yang tidak rasional, tidak punya agenda, bodoh, korup, naïf dan syahwatan. Tetapi kita mempercayai kedaulatan nasional, keadilan, keimanan dan kebebasan, seperti mereka mempercayai Liberte, Egalite dan Fraternite. Seperti bangsa Mesir pada abad 19 menolak pembebasan Mesir oleh Napoleon Bonaoparte dari kaum Mamluk, yang disertai agresitas kepentingan Eropa. Kita juga menolak pembebasan kebodohan, kemiskinan dan tradisionalitas kita dengan campur tangan, dominasi dana asing dan modernisasi politik dengan agresitas kepentingan asing.

Pengawasan dalam hal ini tidak hanya sekedar mekanisme menejerial, tetapi lebih dari itu merupakan komitmen untuk menjaga kedaulatan nasional. Namun pengawasan tidak boleh melampaui dan berubah menjadi pengekangan sosial. Indonesia sudah berada di era demokrasi, tetapi tidak tentu arah, cenderung anarkhi, karena tidak bertumpu pada kondisi ekonomi yang memadai. Celah ini bisa menimbulkan deviasi poltik dan ekonomi yang membuat bangsa kehilangan kedaulatan. Namun kita tidak akan berjalan mundur kepada era pengekangan sosial dan otoriterianism/militerism yang nyaris telah menghancurkan peradaban sosial.

Kini kita sudah memahami siapa yang kita hadapi dan apa yang harus kita lakukan. Agar kita tidak kehilangan sama sekali sisa-sisa kemerdekaan dan sisa-sisa kedaulatan bangsa yang kita miliki. Sekian, Dirgahayu Kemerdekaan ke 62. th.

Birrahmatillahi Wabi’aunihi fi Sabilih,
Wassalamu’alaikium War. Wab.

Jakarta, 4 Agustus 2007,

KH. AGUS MIFTACH
Ketua Umum Front Persatuan Nasional.

...