[Wa qâlû sami’nâ wa atha’nâ, ghufrânaka rabbanâ wa ilaika'l-mashîr[u]]
Hendaknya kita memaklumi bahwa betapa ayat ke-286 Alquran Surah Al-Baqarah di atas, menjadi ruh dan peneguh bagi setiap Anggota serta Pengurus dalam Jemaat Islam Ahmadiyah, yang bekerja dan berkhidmat atas dasar tradisi-tradisi indah maupun sunah-sunah jemaah yang telah berkembang lebih dari seratus tahun. Jiwa yang terkandung di dalam firman Allah swt. tersebut, harus dapat kita pahami dan resapi. “Kami dengar dan kami taat.”
Jemaat Ahmadiyah seluruh dunia bekerja atas dasar tradisi Jemaat. Tidak ada seorang Ahmadi pun yang menempuh kehidupannya hanya dengan secara ketat mengikuti penafsiran hukum daripada ketentuan-ketentuan. Tetapi, ia berserah diri kepada Nizam Jemaat sesuai jiwa yang terkandung pada ayat tadi. Sesungguhnya, jiwa ‘kerja sama’-lah yang merupakan landasan utama Jemaat Ahmadiyah. Jika ini dipahami, maka tak akan ada kesalahan terjadi.
Amir atau Ketua hendaklah kita taati. Tidak hanya kita hormati, tetapi juga beliau harus kita hadapi dengan penuh kecintaan bagai seorang ayahanda, bagaikan seorang kepala keluarga. Kalau terdapat ketidaksepakatan dalam hal yang prinsip, maka kecintaan itu, janganlah dijadikan penghalang untuk jalan mengasuh rektifikasi atau perbaikan.
Diiringi percepatan derap maju misi Islam yang diemban Jemaat Ahmadiyah di bawah Kekhalifahan yang kelima sekarang, pekerjaan dan pengkhidmatan kita tidak akan lepas dari adanya serangan-serangan oleh pihak-pihak tertentu yang tidak senang dan yang menentang. Karenanya, Jemaat telah membentengi kita dan menghendaki, agar kita memenuhi 25 macam tuntutan yang empat pokok utamanya adalah: (1) hidup sederhana dan hemat dalam setiap langkah kehidupan; (2) turut serta dalam Candah atau Gerakan Dana Perjanjian Tahrik Jadid; (3) ikut aktif dalam dakwah ilallah dengan mengabdikan seluruh waktu hidup maupun dalam jangka waktu tertentu sesuai kondisi kita masing-masing; dan, (4) menyiapkan dan menerbitkan literatur atau [multi] media sesuai kebutuhan Jemaat. Seiring itu, kita berdoa: “Ya Tuhan, kami mohon ampunan Engkau dan kepada Engkau [kami] akan kembali.”
Selamat Hari Khilafat Ahmadiyah Ke-99, 27 Mei 2007! Islam Ahmadiyah: Zindahbâd!
Jemaat Ahmadiyah seluruh dunia bekerja atas dasar tradisi Jemaat. Tidak ada seorang Ahmadi pun yang menempuh kehidupannya hanya dengan secara ketat mengikuti penafsiran hukum daripada ketentuan-ketentuan. Tetapi, ia berserah diri kepada Nizam Jemaat sesuai jiwa yang terkandung pada ayat tadi. Sesungguhnya, jiwa ‘kerja sama’-lah yang merupakan landasan utama Jemaat Ahmadiyah. Jika ini dipahami, maka tak akan ada kesalahan terjadi.
Amir atau Ketua hendaklah kita taati. Tidak hanya kita hormati, tetapi juga beliau harus kita hadapi dengan penuh kecintaan bagai seorang ayahanda, bagaikan seorang kepala keluarga. Kalau terdapat ketidaksepakatan dalam hal yang prinsip, maka kecintaan itu, janganlah dijadikan penghalang untuk jalan mengasuh rektifikasi atau perbaikan.
Diiringi percepatan derap maju misi Islam yang diemban Jemaat Ahmadiyah di bawah Kekhalifahan yang kelima sekarang, pekerjaan dan pengkhidmatan kita tidak akan lepas dari adanya serangan-serangan oleh pihak-pihak tertentu yang tidak senang dan yang menentang. Karenanya, Jemaat telah membentengi kita dan menghendaki, agar kita memenuhi 25 macam tuntutan yang empat pokok utamanya adalah: (1) hidup sederhana dan hemat dalam setiap langkah kehidupan; (2) turut serta dalam Candah atau Gerakan Dana Perjanjian Tahrik Jadid; (3) ikut aktif dalam dakwah ilallah dengan mengabdikan seluruh waktu hidup maupun dalam jangka waktu tertentu sesuai kondisi kita masing-masing; dan, (4) menyiapkan dan menerbitkan literatur atau [multi] media sesuai kebutuhan Jemaat. Seiring itu, kita berdoa: “Ya Tuhan, kami mohon ampunan Engkau dan kepada Engkau [kami] akan kembali.”
Selamat Hari Khilafat Ahmadiyah Ke-99, 27 Mei 2007! Islam Ahmadiyah: Zindahbâd!