musim rambutan

BEGITU musim buah rambutan tiba, tak hanya akan kita lihat mulai tumbuhnya bunga, pentil, hingga buah-buah muda pada sepanjang jalan yang halaman rumahnya menanam rambutan.

Tapi malam tadi, Reni, isteri saya histeris, berteriak kecil, 'minta turun dari angkot yang kami tumpangi menuju Pasar Kebayoran usai saya menghadiri Kelas Narasi Yayasan Pantau di Grogol Utara, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.

Reni melihat penjual rambutan.

Mulai dari jalanan di depan SMPN 48 hingga kira-kira seberang Jalan Jiban yang berada pada Jalan Raya Kebayoran Lama, ada empat gerobak yang menjual rambutan Atjeh.

Kami membeli satu ikat saja. Ia berharga duapuluh lima ribu rupiah. Awalnya, Reni menawar duapuluh ribu. Tapi, si abang penjualnya bilang, "Belum dapat harga segitu, Neng!"

Saya tanya ke si penjual, "Dapat ambil di mana ini rambutan, Bang?"

Si penjual bilang, dari Subang. Begitulah katanya. Apa iya ya. Kok jauh banget?