Mama saya tanya, ia beli di mana kurma ini. Mama bilang bahwa kurma itu ia beli di kebun binatang Ragunan, ahad (14/4) lalu. Berapa harganya, tanya saya. Limabelas ribu, katanya. Mama membelinya setelah si pedagangnya berkali-kali menurunkan harganya mulai dari harga awal 45 ribu. Gila, murah amat, turun sepertiganya.
Mama cerita, ia sebenarnya enggak berminat amat untuk membeli kurma. Sementara itu si pedagang asongan kurma di bonbin Ragunan benar-benar bekerja keras agar si Mama mau membeli kurma dagangannya.
Hati si Mama luluh juga ketika si pedangan mengatakan untuk tawaran yang terakhir kali, "Limabelas ribu deh!"
Melting, melting dah tuh si Mama. Ha ha ha.
Akhirnya, Syarifa yang memegang duit memenuhi permintaan Mama agar membeli kurma seharga limabelas ribu tersebut. Syarifa bilang, si pedagang kurma itu tahu kalau Mama kepingin untuk membeli kurma. Tapi Mama tidak mengakuinya. "Enggak ah, kan, di rumah udah banyak makanan."
Ha ha ha.
Ahad itu, Mama pergi ke bonbin Ragunan dalam rangka menemani Syarifa dan Shameer ikut acara wisata PAUD Fadhli Umar Cisalada. Acara ke Ragunan yang mencarter bis Kerub tersebut, berangkat dari Cisalada pukul enam pagi. Sampai di Ragunan pada pukul 8.
Acara ke Ragunan sebenarnya terancam batal karena dibayang-bayangi oleh isu kedatangan [entah] ormas intoleran-anti-Ahmadiyah-apalah-gitu yang akan datang ke Cisalada. Diduga kuat hendak menyegel masjid Attaufik.
Tapi, acara ke Ragunan tetap berlanjut. Sebagian besar laki-laki dewasa sajalah yang tadinya ikut ke Ragunan menjadi batal. Hanya dua laki-laki dewasa yang bisa ikut ke Ragunan.
Sementara acara di Ragunan berjalan lancar, di Cisalada, para "tamu" yang diisukan mau datang, itu tidak kunjung nongol batang hidungnya. Entah kenapa.[] :-p