Saudi Arabia: Peninggalan paling sakral Islam sedang diruntuhkan di Mekkah

Sabtu, 16 Maret 2013

Saudi Arabia: Peninggalan paling sakral Islam sedang diruntuhkan di Mekkah

Photo-photo Saudi Arabia yang tidak ingin terlihat –dan bukti peninggalan paling sakral Islam sedang diruntuhkan di Mekah. Para ahli warisan sejarah mengkhawatirkan pembangunan bernilai miliaran pondsterling ini mengakibatkan kehancuran situs sejarah utama.


Ahmadiyya Times | News Watch | US Desk
Sumber/Kredit: The Independent | UK
Oleh Jerome Taylor | Jumat 15 Maret 2013

Pihak pemerintah di Saudi Arabia tengah memulai memugar beberapa bagian mesjid peninggalan tertua Islam sebagai bagian dari pengembangan bernilai miliaran pondsterling yang sangat kontroversial ini.

Photo-photo ini didapatkan dari koran Independent yang memperlihatkan bagaimana para pekerja dengan penggerek dan mesin penggali modern mulai meruntuhkan bagian-bagian bangunan peninggalan masa Usmaniyah dan Abassiyah di sebelah timur Masjidil Haram di Mekkah.

Bangunan yang dikenal dengan sebutan Masjidil Haram adalah situs paling suci dalam Islam karena terdapat Ka’bah di dalamnya – yang menjadi titik utama dimana semua Muslim menghadapkan wajah mereka ke sana saat shalat. Yang tersisa tinggal pilar-pilar masjid yang membentuk dinding terdalam di atas pinggiran lantai marmer putih di sekeliling Ka’bah yang telah berumur berabad-abad .

Photo-photo terbaru yang diambil lebih dari beberapa minggu lalu menyebabkan kekhawatiran di kalangan para ahli warisan sejarah dan kekhawatiran ini muncul bersamaan dengan kedatangan Pangeran Charles ke Arab Saudi - para pendukung pelestarian warisan arsitektur terbang ke Arab Saudi kemarin untuk sebuah kunjungan bersama sang ‘Duchess of Cornwall’. Di sisi lain tur yang dilakukan Sang Pangeran menuai kritik dari para pengusung Hak Asasi manusia karena Arab Saudi telah menembak mati tujuh perampok di tempat publik pada minggu ini. Kunjungan ini dianggap bertentangan dengan upaya besar mereka akan peradilan dan fakta bahwa beberapa orang perampok yang tewas itu masih berusia di bawah umur saat melakukan tindakan kriminal tersebut.

Banyak pilar-pilar Masjidil Haram di masa dinasti Abassiyah dan Usmaniyah dipahatkan kaligrafi arab nama-nama para sahabat Nabi Muhammadsaw dan peristiwa-peristiwa penting kehidupan beliau saw. Salah satu pilar yang sepenuhnya dihancurkan adalah pilar yang menunjukan sejarah Mi`raj Rasulullah Saw yang memulai perjalanan beliau ke langit di atas buroq yang membawanya ke Yerusalem dan langit dalam satu malam.

Dalam upaya mengakomodir peningkatan jumlah jamaah haji menuju dua kota suci Mekkah dan Medinah, tiap tahunnya Pemerintah Arab Saudi melakukan proyek perluasan besar-besaran. Miliaran Pondsterling dikucurkan untuk memperluas kapasitas Masjidil Haram dan Masjid Nabawi di Medinah, tempat dimana Muhammadsaw dikebumikan. Raja Abdullah memberikan kedudukan penting kepada ulama Wahabi dan Imam Masjidil Haram, Abdul Rahman al-Sudais sebagi penanggung jawab perluasan ini sementara Grup Bin Ladin Arab Saudi, perusahaan terbesar di negara ini memenangkan kontrak konstruksi tersebut.

Selain adanya pertentangan atas kebutuhan perluasan ini, sejumlah kritik menuduh kecerobohan Rejim Arab Saudi yang abaikan nilai arkeologi, sejarah dan warisan budaya Islam di dua kota suci, Mekkah dan Medinah. Pada dasawarsa terakhir, Mekkah telah bertransformasi dari kota haji gurun pasir berdebu menjadi kota metropolis gemerlap dengan gedung-gedung pencakar langit yang ketinggiannya melebihi Masjidil Haram dan dipenuhi mall- mall tak terhitung, apartemen-apartemen mewah dan hotel-hotel bintang lima.

Namun transformasi tersebut juga membayar mahal nilai warisan sejarah. Institut Gulf (Teluk) yang berbasis di Washington memperkirakann 95 persen gedung-gedung tua berusia ribuan tahun dihancurkan hanya dalam kurun dua dekade. Puluhan situs bernilai sejarah yang menandai kelahiran Islam telah hilang dan membuat gusar para ahli warisan sejarah dan kaum akademik yang berusaha dan menuntut pemerintah Arab Saudi untuk melestarikan peninggalan-peninggalan yang tinggal sedikit.

Banyak kalangan Wahabi bersuara keras menentang pelestarian situs-situs Islam bersejarah yang terkait dengan Nabi Muhammadsaw karena mereka menganggap akan menyebabkan syirik – dosa mempersekutukan Tuhan.

Namun Dr Irfan al-Alawi, Direktur Pelaksana Badan Research warisan Islam yang mendapatkan gambar-gambar terbaru dari dalam Masjidil Haram mengatakan bahwa penghilangan pilar-pilar peninggalan Usmaniyah dan Abbasiyah akan menyebabkan generasi berikutnya abai terhadap makna peninggalan warisan mereka.

“Ini menjadi masalah karena banyak dari pilar-pilar menandai area-area tertentu dimana Nabi Muhammadsaw duduk dan shalat,” kata dia. “Jejak bersejarah sedang dihilangkan. Seseorang yang baru menjadi muslim tidak pernah menemui tanda bukti sejarah karena tidak adanya ciri dari peninggalan-peninggalan itu sekarang. Sebenarnya ada jalan keluar dimana Anda bisa mengembangkan Mekkah dan Medinah sambil melindungi mesjid warisan sejarah dan situs-situs di sekelilingnya.”

Terdapat gelagat bahwa Raja Abdullah telah mendengar suara tentang perusakkan nilai sejarah Mekkah dan Medinah. Pada Oktober lalu Koran Independent mengungkapkan bagaimana rencana-rencana baru untuk Masjid Nabawi di Medinah akan menyebabkan kerusakkan dari tiga mesjid tertua di dunia yang terletak di sebelah barat dari komplek bangunan utama. Namun rencana-rencana yang disetujui Raja Abdullah minggu lalu tersebut tampaknya menunjukkan perubahan hati dimana jumlah besar perluasan itu sekarang dijadwalkan diperluas ke selatan Masjid Nabawi.

Tetapi tetap saja situs-situs penting ini berada dalam bahaya. Koran Independent menemukan sebuah presentasi yang digunakan Pemerintah Arab Saudi yang mengilustrasikan bagaimana tampilan nanti dari pengembangan mesjid utama Mekkah. Dalam salah satu slide jelas terlihat Bayt al-Mawlid, area yang diyakini dulunya menjadi rumah dimana Rosululloh saw dilahirkan akan dihapuskan kecuali rencana-rencana ini berubah.

Koran Independent memberikan sejumlah pertanyaan kepada kedutaan Arab Saudi di London tentang rencana perluasan tersebut dan mengapa tidak ada upaya banyak dilakukan untuk melestarikan situs-situs penting bersejarah. Mereka menjawab: “Terima kasih atas seruannya, tapi no comment.”[]





*diposting via Blogger.com