Khotbah Jum'ah Imam Jemaah Muslim Ahmadiyah Tanggal 1 Juni 2012; Selayang Pandang

BERIKUT adalah selayang pandang KHOTBAH JUMAT Ḥaḍrat Khalīfatu'l-Masīḥ V atba. minggu lalu, 1 JUNI 2012, bertepatan dengan pelaksanaan Jalsah Salanah Jemaat Ahmadiyah Jerman:

al-Ḥaḍratu'l-Khalīfah
Imām Jema’ah
Muslim Aḥmadiyyah
Mirzā Masrūr Aḥmad atba..
Foto: ALISLAM.org
JIKA kita termasuk umat yang progresif, maka tentu kita jangan menutup mata terhadap kekurangan-kekurangan yang ada pada diri kita sendiri. Upaya kita untuk mengubah diri seharusnya tidak hanya dari perspektif duniawi. Apalagi, kita adalah para Muslim Ahmadi yang mendakwakan diri telah baiat kepada "Sang Imam Zaman (Ḥaḍrat Masīḥ Mau'ūd a.s.) yang merupakan khaddim sejati dari Ḥaḍrat Kanjeng Nabi Besar Muḥammad-musṭofa Rasūlu'l-Lāh saw. di muka bumi ini".

Di dalam menguraikan tujuan jalsah salanah, saat Ḥaḍrat Masīḥ Mau'ūd a.s. berbicara mengenai ibadah, tabligh, taqwa, dan banyak aspek lain, beliau secara khusus menyebut menunaikan hak-hak umat, khususnya mengenai kasih sayang terhadap umat manusia. Jika simpati yang tulus untuk umat manusia berhasil, pemenuhan hak-hak umat tercapai.

Kesempurnaan takwa terletak pada terpenuhinya hak-hak orang tua, istri, suami, anak, karib dan kerabat, juga hak-hak anggota Jemaat terpenuhi , bahkan ketika terpenuhinya hak-hak Anti Ahmadiyah/Islam. Kedatangan seseorang ke jalsah salanah adalah sebagai sarana untuk kemajuan rohani. Di sini kita beribadah dan berzikir kepada Allāh. Di sini kita bias mempererat tali silaturahmi, persahabatan, dan simpati.

Di antara ciptaan Allah yang terbesar adalah manusia. Ia paling terkemuka dari semua ciptaan-Nya. Namun, manusia yang sejati adalah ia yang bisa berbagi atau memberikan manfaat kepada sesama. Pada kesempatan sebelumnya, Ḥaḍrat Khalīfatu'l-Masīḥ telah menekankan kepada non Ahmadi tentang keunggulan Islam ketimbang sistem duniawi yang melulu menuntut hak, namun ketika hak-hak ini tidak terpenuhi, kekerasan digunakan. Islam mengajarkan kita untuk mengutamakan pelaksanaan hak-hak kepentingan umum.

Para pengurus Jemaat pun mesti bekerja dengan semangat yang seperti itu. Jika tidak—na'ūdzu bi'l-Lāhi min dzālik, mereka akan mengkhianati amanah yang diberikan kepada mereka. Dan tentunya, akan bertanggung jawab di hadapan Allah untuk hal tersebut. Kantor sekretariat Jemaat bukanlah seperti kantor-kantor urusan duniawi lainnya. Melainkan, memerlukan penerapan rasa simpati dan dukungan yang lebih besar untuk umat.

Ḥaḍrat Masīḥ Mau'ūd a.s. bersabda bahwa menahan amarah adalah puncak keberanian. Ḥaḍrat Rasūlu'l-Lāh saw. bersabda bahwa orang yang unggul adalah orang yang mampu mengendalikan amarahnya pada saat ia bisa marah. Memang, seseorang bisa dikatakan adil bila ia mampu mengendalikan emosinya. Inilah standar yang harus dimiliki para pengurus Jemaat.

Jumat ini, tujuan kita berkumpul adalah untuk menghadirkan perubahan suci di dalam diri kita. Kita mesti mengindahkan keteladanan Ḥaḍrat Rasūlu'l-Lāh saw. sebagaimana ditunjukkan dalam bentuk kerendahan hati dan doa beliau sebagai berikut: "Ya Allah, lindungilah aku dari dari jiwa-jiwa buruk, amal-amal buruk, dan niat-niat buruk." Di dalam diri beliau saw., melalui doa tersebut, terdapat suri tauladan yang sempurna.[] (ALISLAM.ORG/RAHMAT ALI)


Sumber link summary khotbah jumat imam jemaah muslim Ahmadiyah dari ALISLAM.org:
1 Juni 2012jumat-jumat sebelumnya (2012); selengkapnya.