Resensi Pilihan Pekan Ini: Setelah Dia Pergi (Where She Went) - Gayle Forman

From: Wisnu; Date: 2012/5/8

--
Oleh Ayu Sri Lestari (http://www.goodreads.com/review/show/300248733)

Pagi itu, Adam Wilde, bangun dengan perasaan yang campur aduk. Ia terpaksa harus menjalani wawancara pribadi dengan seorang wartawan dari majalah terkemuka dari New York, ia harus membuat rekaman ulang lagunya sendirian tanpa ditemani anggota band-nya yang lain, dan harus mengejar penerbangan berikutnya ke London untuk menjalani serangkaian tur promo untuk album bandnya yang sudah meraih dobel platinum di mana-mana.

Tiga tahun setelah Mia mengalami kecelakaan mengenaskan yang menewaskan Kat dan Denny, ibu dan ayah Mia, dan merenggut adiknya Teddy, banyak kejadian-kejadian yang dialami Adam. Mia meninggalkan Oregon dan diterima oleh Julliard sebagai musisi berbakat; Mia yang akhirnya memutuskan hubungan mereka tanpa memberikan alasan apapun; Adam sendiri yang saking frustasinya oleh Mia menarik diri dari band-nya, yang saat itu masih merupakan band indie dan sudah memiliki banyak fans dari universitas-universitas lainnya; Adam yang frustasi akhirnya ikut bekerja di pabrik bersama ayahnya; ia menciptakan 10 lagu dalam beberapa hari saja dan akhirnya mengantarkan bandnya, Shooting Star, sebagai fenomena terbaru di kalangan anak muda.

Sekarang Adam berdiri di depan Carniege Hall memandangi poster musisi muda yang wajah dan sorot matanya begitu ia kenal yang bahkan dalam tiga tahun belakangan seperti tidak ada yang berubah, musisi yang memeluk cello dalam posternya, itu Mia Hall dalam poster yang dipasang gede-gedean di depan gedung Carniege Hall di mana banyak orang berpakaian necis berlalu lalang untuk mendapatkan tiket konser pertunjukannya. Tak ayal, Adam pun segera menuju ticket-box dan membeli satu tiket untuk mendapatkan tempat duduk sisa dan mendengarkan permainan cello Mia Hall yang sudah tak didengarnya tiga tahun belakangan ini.

Setelah pertunjukkan, tak disangka Adam, ternyata Mia memanggilnya ke belakang panggung. Mia yang setelah konser akan langsung bertolak ke Jepang untuk konser-konser mengagumkan lainnya mengajak Adam mengelilingi kota New York. Mereka berputar-putar berkeliling New York, makan malam di kedai yang sepi, naik kereta bawah tanah saat dini hari-dan Adam hampir dikerubungi oleh penggemar-penggemarnya, berakhir dengan berkendara ke Brooklyn Bridge dengan mengendarai kapal feri.

Apa jadinya kalau kita jadi seperti Adam? Sudah terlanjur sayang sama seseorang, sudah agak lama pacaran, ujung-ujungnya nggak tahu artinya putus atau apa pokoknya nggak ada kabar sama sekali.

Sebagian orang mungkin akan melakukan hal yang sama kayak yang Adam lakukan, cari pacar baru, menjalin hubungan baru, move on, beres. Dan lupakan pacar lama. Tapi ternyata si Adam ini nggak, lho. Sebenernya saya juga nggak kaget sih, kalo ternyata si Adam Wilde ini nggak bisa move on walaupun pacar barunya is so much hotter than Mia Hall (kalo saya sih bayanginnya gitu). Tapi tetep aja, walaupun si Adam ini nggak bisa move on-oke, buat sebagian orang, mungkin Adam ini terkesan cengeng, gembeng, dan sebagainya-tapi biar bagaimanapun, seri kedua 'If I Stay' ini bener-bener sweet, lho.

Oke, jadi itu pertama, cerita 'Where She Went' mau nggak mau saya harus akui bahwa ceritanya bener-bener sweet. Apalagi, ini dilihat dari sudut pandangnya Adam Wilde, seorang laki-laki. Penulis ambil cerita ini dari sudut pandangnya seorang cowok aja udah brilian, dan ini novel berbau-bau drama, dan roman. Satu-satunya novel drama yang saya baca yang ngambil dari sudut pandangnya seorang laki-laki itu ya cuma Olenka karyanya Budi Darma, itu pun udah tergolong sastra. Dan 'Where She Went' merupakan novel bergenre drama roman, yang ceritanya bener-bener bikin pembacanya terhanyut, dan diambil dari sudut pandang seorang laki-laki. Dan yah, secara nggak langsung, buku ini bisa jadi referensi buat para cewek dan perempuan yang ingin tahu isi kepalanya cowok yang baru aja putus setelah pacaran bertahun-tahun dengan seseorang.

Jadi, kalau dari saya pribadi, mungkin ambil cerita dari sudut pandang seorang cowok brilian, bisa tahu sedikit-sedikit sih emosinya Adam, gimana rasanya punya pacar kayak Mia, punya band yang sekarang udah digandrungi sama banyak orang-jujur loh, waktu diceritain kalo Adam banyak dikecam sama teman-teman dalam satu band-nya, rasanya juga ingin ikut nyanggah aja deh-trus kesedihannya Adam pas dia ketemu sama Mia dan malah main jujur-jujuran di kapal feri itu. Sejujurnya, saya malah nggak sedih pas ada di bagian itu, yang ada malah saya bingung. Maksudnya sih jengkel, gemas, geram, sama Mia, seperti itulah. Maksudku, Adam udah ada di depannya Mia, dan dia bahkan udah nunjukkin kalau ia masih sangat menginginkan Mia-setahu saya, cowok yang masih mengharapkan buat kembali ke ceweknya yang lama itu, semacam harus menelan harga dirinya mereka dulu, ya tapi kan ini ceritanya Adam dan Mia udah saling menyayangi banget-banget kali, ya-tak bisakah si Mia langsung bilang 'oke, aku memaafkanmu' dan mereka pun bisa kembali pacaran?

Sekilas, mungkin kalo kayak gitu, bakalan lebih bagus, tapiiiiiii kalo kayak gitu tentu bakalan nggak ada bagian pas Adam memainkan melodi dengan gitar Les Paul Junior-nya dan berkolaborasi dengan Mia yang tentu dengan lihai memainkan cello-nya. Lagipula, ada banyak cerita-cerita mesra yang tentu saja super-duper-sweet yang bakalan kelewatan kalau skenarionya jadi kayak yang saya sebutkan sebelumnya. Nah, jadi itu poin keduanya, penulis pinter banget muter-muterin pikirannya pembaca-pembacanya. Jadi, pertama dibikin gemas sebentar, trus ujung-ujungnya ditutup dengan cerita yang benar-benar bikin sirik.

Saya juga suka banget sama bagian-bagian pas Adam nyeritain kembali masa lalu-masa lalunya, entah waktu pertama kali ia bergabung dalam sebuah band, tentang keluarganya, tentang Mia juga, cerita pas mereka berdua pergi kemping itu favoritku. Oke, mungkin terlihat sedikit cabul buat sebagian orang, tapi jujur aja, bagian yang itu menurutku bagus banget. Sweet. So honest. And off course, bikin sirik.

Bahkan dari cover-nya saja, Anda bakalan tahu kalo buku ini akan menyajikan cerita-cerita yang benar-benar Anda inginkan untuk terjadi dalam kehidupan Anda dengan-entahlah-pasangan Anda, tentunya. Simple. Dominan hijau muda yang menentramkan hati, dan sebuah gitar yang kalo diliat-liat-dan ditambah dengan ilmu saya yang lebih banyak sotoy-nya-adalah gitar klasik, dan di mana-mana melodi-melodi yang dihasilkan oleh gitar klasik itu, benar-benar enjoyable.

So, enjoy :)

--
Judul : Setelah Dia Pergi (Where She Went)
Pengarang : Gayle Forman
Tahun Terbit : Oktober 2011
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Jumlah Hal : 240 halaman
Kategori : Fiksi, Novel

Group of Book Publishing - Kompas Gramedia

--
Disclaimer:
This message contains confidential information and is intended only for the individual named. If you are not the named addressee you should not disseminate, distribute or copy this e-mail. Please notify the sender immediately by e-mail if you have received this e-mail by mistake and delete this e-mail from your system. E-mail transmission cannot be guaranteed to be secure or error-free as information could be intercepted, corrupted, lost, destroyed, arrive late or incomplete, or contain viruses. The sender therefore does not accept liability for any errors or omissions in the contents of this message, which arise as a result of e-mail transmission. If verification is required please request a hard-copy version.