Tamat Kaji Alquran Surah As-Sajdah (السّجدة)

05:25, 6 Mar-12--SAYA hari ini bangun pukul 4 pagi.

05:28, 6 Mar-12--JADWAL saya hari ini adalah renang di kolam renang Bulungan milik pemda. Dan seharusnya, aku harus sudah berada di sana pada pukul l.k. 06.00 WIB. Jam segitu memang memang pintu loketnya belum dibuka. Tapi, aku akan masuk dan bayar tiketnya saat saya keluar dari sana. Mau tau harga tiket masuknya? Seribu enam ratus rupiah. Murah banget kan? Tapi, saya mau nyempatin menulis dulu barang beberapa paragraf. Malas rasanya untuk capcus ke kolam. ^_^

05:32, 6 Mar-12--DARAS Alquran pada bada salat Subuh tadi, kajian memasuki ruku' terakhir surah As-Sajdah (السّجدة). Tema pokok pada akhir surah ini ialah kemenangan Islam.

Nah, surah As-Sajdah ini dimulai dengan suatu sanggahan yang keras terhadap tuduhan orang-orang non Islam bahwa Alquran merupakan karya tiruan, dan Rasulullah saw. itu seorang pendusta.

Surah ini mengatakan bahwa Rasulullah saw. bukan pendusta. Sebab, pendusta-pendusta tidak pernah berhasil dalam usaha mencapai tujuan mereka. Akan tetapi, perjuangan Rasulullah saw. maju dengan cepat dari hari ke hari. Dan, begitu pula Alquran, bukanlah hasil karya tiruan. Karena, kitab ini diturunkan tepat pada waktunya dan sesuai dengan tuntutan kebenaran dan keadilan, serta memenuhi segala kepentingan dan keperluan akhlak maupun kerohanian manusia, dan juga karena seluruh alam semesta bekerja untuk mendukung dan memajukan amanah Alquran.

Surah  As-Sajdah  kemudian mengadakan sedikit penyimpangan dari pokok dan mengemukakan khabar gaib bahwa sesudah kemajuan yang menakjubkan pada awalnya, Islam akan mengalami kemunduran untuk sementara waktu; pada akhirnya, suatu gerhana nisbi yang meliputi jangka waktu seribu tahun akan diikuti oleh suatu kebangunan untuk kedua kaIinya, yang sebagai akibatnya Islam akan memperoleh kembali kebesarannya seperti semula, dan akan berderap maju pada jalan kemenangan secara terus-menerus.

Lebih lanjut, surah ini memberikan gambaran yang indah sekali, betapa Islam dari suatu keadaan yang pada awalnya tidak berarti samasekali, kekuatannya akan tumbuh, berkembang, dan meluas. Lalu, akan menjadi suatu kekuatan yang dahsyat. Gambaran ini diambil dari kelahiran manusia yang tidak berarti, karena berasal dari tanah liat belaka.

Menjelang akhir, surah ini menyimpulkan pokok inti temanya dan menambahkan bahwa kedatangan Rasulullah saw. bukanlah sesuatu yang baru. Seperti halnya dalam alam kebendaan, bilamana tanah menjadi kering dan gersang, Tuhan mengirimkan hujan dan tanah itu mulai bergetar dengan kehidupan baru. Demikian pulalah pada alam kerohanian, pun manakala manusia meraba-raba dan merangkak-rangkak dalam kegelapan rohani, maka seorang rasul Tuhan diturunkanlah sehingga orang-orang yang telah mati rohaninya memperoleh kehidupan baru dengan perantaraan rasul tersebut.[] (Gambar ilustrasi diambil dari blog Denagis)