[khotbah jumat imam jemaah muslim ahmadiyah] [15 April 2011] Kondisi Para Pemimpin Muslim Saat Ini





Klik link di Youtube.

“PARA pemimpin ini tidak mempedulikan aturan syariat. Mereka tidak memiliki hati dan pikiran suci serta karakter. Bagaimana Khilafat bisa diberikan kepada mereka? Mereka tidak memperhatikan apakah umat Islam berada dalam degradasi dan tidak peduli ketika Nabi saw. dihujat. Mereka bertindak tanpa rasa malu. Siang dan malam mereka habiskan di dalam mencari beragam kesenangan. Para pemimpin hedonistik (menganggap kesenangan adalah segalanya) ini mengundang kemarahan Allah lewat pemberontakkan rakyatnya.”


KHOTBAH Jumat yang Hudhur (Imam Jemaah Muslim Ahmadiyah Sedunia Sayyidina Hadhrat Amirul Mukminin Khalifatul Masih V Mirza Masroor Ahmad) atba. sampaikan dari mesjid Baitul Futuh London, Inggris Raya, pada tanggal 15 April 2011 ini, membahas:

Kondisi Para Pemimpin Muslim Saat Ini

Di dalam khotbah jumatnya kali ini, Hudhur atba. menyinggung perihal adanya baiat-baiat baru yang bisa meningkatkan keyakinan; pula, tentang kerusakan akhlak di kalangan pemimpin Islam.

Dua minggu lalu, telah disampaikan khotbah tentang cara keliru para pemimpin Islam di dalam menyelesaikan pergolakan yang terjadi pada beberapa negara-negara Arab. Para Ahmadi di Arab juga memberikan perhatian besar pada hal ini di mana program MTA 3 telah dipersiapkan di bawah petunjuk Hudhur atba. melalui buku Hadhrat Masih Mau’ud a.s. yang berjudul Al-Hudâ Wa 't-Tabshiratu Lamina 'y-Yarâ (الهدىٰ و التّبصرة لمن يّرىٰ) untuk dijadikan bahan referensi bagi pembawa program MTA ini yaitu Sharif Odeh (Syarif Audah).

Tulisan-tulisan Hadhrat Masih Mau’ud a.s. sesuai dengan kondisi terkini para pemimpin Islam, rakyat, juga para pemimpin agama.

Kondisi yang digambarkan dalam buku Hadhrat Masih Mau’ud a.s. itu bukan hanya mengenai keadaan beberapa negara yang mengalami pergolakan saat ini. Juga sesuai dengan kondisi yang terjadi pada saat tulisan buku tersebut dibuat. Perkataan yang beliau tulis lebih dari seratus tahun yang lalu menjadi bukti kebenaran beliau sebagai Almasih Yang Dijanjikan a.s.. Bahkan, perkataan beliau menjadi nyata tak lama setelah kewafatan beliau a.s. di mana banyak pemimpin, rakyat, dan ulama jatuh pada situasi yang sama.

Hadhrat Masih Mau’ud a.s. tidak begitu saja menggambarkan kondisi yang menakutkan dan membuat miris. Beliau juga memberikan solusi-solusi. Beliau menyatakan satu-satunya orang yang ditunggu telah datang dan ribuan tanda menjadi saksi pendakwaannya yang benar. Beliau a.s. bersabda, satu-satunya cara agar umat Islam tetap bertahan adalah dengan menerima beliau a.s. sebagai pengenjewantahan kenabian Muhammad saw..

Badai perlawanan akan menghantam sebagai respon atas pendakwaannya. Namun, hal baik yang akan muncul adalah para ‘penentang Ahmadi’ ini bakal berbalik mengabdikan diri dan bertabligh untuk jemaat. Hanya Allah yang Maha Mengetahui berapa banyak orang-orang tulus di balik ini karena mereka belum mendapat karunia Illahi.

Telah terjadi penemuan-penemuan berbahaya dan pemikiran-pemikiran orang-orang terpelajar semakin meningkat. Tetapi, bersamaan itu, ajaran-ajaran Islam dilupakan. Karenanya, hanya ada satu hakim yang adil dan imam yang datang dari Tuhanlah yang mampu memisahkan mana yang benar dan mana yang salah. Konsep-konsep keliru akan tetap membelenggu tanpa kedatangannya. Kemudian, perhatian terhadap agama mulai berkembang. Orang-orang yang kepadanya karunia Allah turun, maka mereka mencari tahu kebenaran dan menemukannya. Sementara yang lainnya, masih mencari cara untuk menghilangkan keputusasaannya. Namun tetap saja mereka tidak berhasil.

Orang-orang yang baiat ke dalam Jemaat itu menceritakan tentang bagaimana putus asanya jiwa mereka yang mencari kebenaran. Hingga kemudian, bagaimana Allah menunjukki mereka yang membuktikan bahwa Allah memberi petunjuk kepada siapa saja yang Dia kehendaki.

Berikut adalah beberapa pengalaman mereka sehingga lebih jelas tergambar bagaimana Allah memberi petunjuk kepada orang-orang pada masa lalu yang juga sedang terjadi pada masa kini.

Ketika orang-orang Islam menyadari banyak orang yang berbondong memeluk Ahmadiyah dari hari ke hari, mereka mengirimkan ulama-ulama ke berbagai negara. Mereka mendirikan madrasah-madrasah di Afrika dan membuat organisasi-organisasi yang mengatasnamakan Islam di beberapa universitas Islam di bawah kendali pemerintahan yang menghabiskan uang rakyatnya. Akan tetapi, mereka—yang menyebut diri cendekiawan agama dan memegang proyek-proyek ini—memberikan perhatian kecil terhadap upaya tabligh Islam dan tarbiyat kepada umatnya. Malahan mereka menguras waktu yang banyak untuk menentang Ahmadiyah. Tetapi, tetap saja gagal walaupun keuntungan finansial telah mereka dapatkan dalam melakukan perlawanan ini.

Saat kebenaran-kebenaran Islam dibuka oleh Hadhrat Masih Mau’ud a.s., maka setiap pribadi memiliki kecintaan karena keimanan, dan mengutamakan ajaran Islam, serta selalu siap memberikan pengorbanan setiap saat. Rencana manusia tidak dapat mematikan cahaya yang datang dari Tuhan. Adanya kebenaran dan kebatilan menjadi bukti keberadaan Yang Maha Bijaksana. Upaya dunia apapun walau mengatasnamakan Tuhan, tetapi berlawanan dengan kehendak-Nya, tidak akan diberkati. Sementara para mubaligh dan guru-guru Ahmadi yang tinggal di daerah-daerah, mereka sedang menyaksikan tanda-tanda dukungan Allah. Tanda itu menguatkan keimanan mereka.

Hadhrat Masih Mau’ud a.s. memberikan tanda-tanda kebenaran luar biasa yang terwujud pada tiap-tiap harinya. Beliau a.s. menulis di dalam Barâhîn-i-Aĥmadiyyah di mana Allah mengajarkannya doa “Ya Allah, janganlah Engkau tinggalkan aku sendiri dan Engkaulah sebaik-baiknya Pemberi waris”—dan—“Orang-orang akan datang kepadamu dari setiap penjuru tempat yang jauh”. (Tadzkirah (2007), halaman 71)

Pada saat itu tak ada seorangpun yang menjumpai Hadhrat Masih Mau’ud a.s. dan tak ada satupun yang mengenalnya. Jikapun ada dalam satu tahun, satu orang menemuinya. Bisa sepucuk surat ataupun tidak sepucuk suratpun datang sepanjang satu tahun. Tetapi, sejak nubuatan itu, orang-orang yang berbaiat meningkat. Sebaliknya, dengan karunia Allah semua usaha para penentang tanpa hasil.

Hudhur atba. menerima kabar lusinan, ratusan bahkan ribuan orang melakukan baiat setiap harinya. Para mubayyi’iin baru ini adalah karunia yang tak lain hanya dari Allah.

Hudhur atba. bertemu dengan para mubayi’iin baru di Eropa maupun Amerika, mereka menceritakan bagaimana mereka masuk ke dalam Islam umum atau mencari tahu tentang Islam namun mereka tetap tidak puas. Saat mereka diperkenalkan dengan Ahmadiyah, mereka tidak memiliki dalih untuk menolak dan menerima apa Islam yang sebenarnya.

Begitu pula para mubayyi’iin yang berasal dari Islam umum, sebanyak ratusan ribu orang mencari kebenaran dan akhirnya menerima Ahmadiyah serta menyadari apa itu Islam sejati. Mereka menghadapi banyak pertentangan dari keluarga mereka saat menerima Ahmadiyah. Saat ini, mereka mengalami tekanan dan ancaman. Namun, dengan karunia Allah, mereka tetap teguh. Mereka juga menulis surat permohonan doa kepada Hudhur atba. untuk keteguhan mereka. Mereka teguh karena sekali mereka mendapat petunjuk, maka mereka tidak ingin berbuat keliru lagi. Mereka mengetahui betul siapa para ulama mereka sebelumnya itu.

Orang-orang muslim Arab sudah tak asing lagi dengan MTA, baik mereka yang menerima maupun yang belum memahami. Mereka tidak melihat siapapun yang bisa menjawab serangan para penginjil Kristen seperti yang dilakukan para alim Ahmadi. Hudhur atba. menerima banyak surat yang mengungkapkan mereka sebelumnya sangat terganggu dengan tuduhan-tuduhan terhadap Islam. Mereka berdoa, semoga Allah mengubah kebisuan mereka selama ini dan bisa menunjukan kepada para penentang Islam akan kemuliaan Islam. Allah menunjukkan mereka MTA. Mereka berkata, saat ini, mereka bisa menegakkan kepala mereka kembali. Hudhur atba. bersabda akan menyampaikan bahasan ini pada kesempatan lain.

Dalam khotbah ini, Hudhur atba. hendak menyampaikan beberapa tulisan Hadhrat Masih Mau’ud a.s. yang dikutip dari buku «Al-Hudâ» yang membahas para pemimpin Muslim dan hal lain di dalam masyarakat Islam.

Hadhrat Masih Mau’ud a.s. menuliskan kerusakan akhlak telah merajalela di kalangan umat Islam dan kerusakan rasa welas asih yang sulit ditemui di antara mereka. Apa yang mereka capai tidak ditularkan kepada yang membutuhkan. Rasa kasih sayang menghilang. Mereka tidak berbuat kebaikan kepada yang lain dan bahkan tidak kepada teman-temannya. Mereka terlibat di dalam ketidakjujuran dan dosa.

Kondisi para pemimpin Islam saat ini adalah mereka dianggap mengetahui lebih dalam perihal agama. Padahal mereka sepenuhnya condong kepada kesenangan duniawi. Mereka peminum alkohol dan larut dalam hingar-bingar musik dan banyak kesenangan-kesenangan lain. Mereka berada di dalam kehidupan mewah dan berfoya-foya, serta tidak menyadari kondisi negara dan permasalahannya. Mereka melakukan apa yang dilarang Allah dan tidak cenderung melakukan kebaikan dan tidak melakukan kewajiban kepada negara yang semestinya pemimpin lakukan. Inilah alasan mereka berada di dalam degradasi setiap harinya.

Mereka mengundang kegusaran Allah dengan tidak melakukan amanah yang telah dipercayakan kepadanya. Malahan, dikalahkan dengan meraih kekuatan dan tameng diri, kekayaan dan unjuk kemewahan. Azab yang datang dari Illahi adalah karena mereka cenderung kepada wujud selain Allah. Mereka malas dalam iman. Namun begitu tanggap di dalam keinginan-keinginan buruk.

Mereka tidak hanya tidak mempedulikan rakyatnya juga keimanan mereka. Mereka menggunakan kekayaan milik negara, tetapi tidak digunakan untuk kepentingan rakyat. Mereka tidak memiliki visi yang membuat mereka kembali kepada Tuhan dan mempertanggungjawabkan semua di hadapan-Nya. Amalan-amalan mereka membuat diri sendiri rusak. Apakah ini cara merefleksikan nilai yang bisa memperkuat iman orang-orang ini atau menunjukki jalan bagi mereka yang telah tersesat?

Di dalam kondisi ini, mereka menggunakan sejumlah kekayaan besarnya untuk menghalangi misi Hadhrat Masih Mau’ud a.s. di negara-negara Afrika. Hadhrat Masih Mau’ud a.s. menulis, para pemimpin ini tidak mempedulikan aturan syariat. Mereka tidak memiliki hati dan pikiran suci dan karakter. Bagaimana Khilafat bisa diberikan kepada mereka? Mereka tidak memperhatikan apakah umat Islam berada dalam degradasi dan tidak peduli ketika Nabi saw. dihujat.

Mereka bertindak tanpa rasa malu. Siang dan malam mereka habiskan di dalam mencari beragam kesenangan. Para pemimpin hedonistik (menganggap kesenangan adalah segalanya) ini mengundang kemarahan Allah lewat pemberontakkan rakyatnya. Menjalani hidup dengan cara khianat dan keras kepala demikian, bagaimana mungkin dapat menarik pertolongan Allah.

Sunatullah adalah Dia akan menolong mereka yang tidak beriman tetapi tidak menolong mereka yang berdosa. Allah tidak menolong mereka dengan sifat Penyayang-Nya karena kemarahan-Nya besar terhadap orang-orang Islam.

Ada beberapa di antara mereka yang mengerti, yaitu tulisan Abdul Qadeer Khan, seorang ilmuwan Pakistan yang dimuat di surat kabar. Ia menulis kemarahan Allah sedang turun karena tindakan-tindakan kita sendiri.

Hadhrat Masih Mau’ud a.s. menulis ketika para pemimpin meninggalkan doa dan ibadah, maka Allah tidak peduli lagi. Mereka dihinakan musuh mereka sendiri bukan oleh Allah dan itu dikarenakan mereka mengabaikan Allah.

Para menteri dan penasehat mereka sangat tidak jujur. Surat kabar-surat kabar di Eropa menggambarkan mereka sebagai orang-orang yang pemalas dan tidak cakap. Mereka tidak teratur mendirikan shalat dan kebutuhan-kebutuhan duniawi menjadi penghalang besar mereka untuk beribadah. Ceramah agama tidak menyentuh hati mereka dan di mata mereka hanya penjilat yang lebih berharga. Ketidakbersyukuran mereka kepada Allah dihukum dengan kemarahan rakyat yang menggulingkan dengan kekuatan.

Dengan ditambah kondisi ekonomi yang sedemikian rupa, malah dimanfaatkan para pembontak luar yang ingin menguasai mereka.

Hadhrat Masih Mau’ud a.s. menasehati para jemaahnya agat tidak seharusnya mencela para pemimpin atas tindakan mereka. Malah, bila itu dilakukan, sebaliknya mereka akan membalas mencela perkataan Hadhrat Masih Mau’ud a.s. dan menghina beliau. Mereka boleh mengutuk para penentang sebatas tindakan buruk mereka.

Kepada orang-orang yang tidak menyukai pemimpin pemerintahannya, Hadhrat Masih Mau’ud a.s. menasihatkan agar mereka sebaiknya bertindak dengan amal-amal yang suci-mensucikan sehingga para pemimpin mereka pun berubah.

Jika mereka menghendaki kebaikan bagi para pemimpinnya, maka beristighfarlah bagi mereka. Mereka bisa lakukan dengan mengingatkan tindakan aniaya para pemimpinnya. Karena, itu adalah cara teguran yang baik.

Namun, hati mereka (para pemimpin) begitu keras karena mereka bertindak yang tidak disukai Allah, mendurhakai Allah, serta melibatkan masyarakat ke dalamnya.

Hadhrat Masih Mau’ud a.s. bersabda bahwa beliau tidak mengajurkan pemberontakan dan konflik dengan para pemimpin. Melainkan, menganjurkan kebaikan dan pencarian keridhaan terbaik dari Tuhan. Sehingga para pemimpin berhenti dari kezalimannya.

Hadhrat Masih Mau’ud a.s. menganjurkan untuk tidak menaruh harapan bahwa para pemimpin ini akan membawa perubahan. Karena, mengingat, mereka yang durhaka tidak dapat membimbing walau masukan telah diberikan kepadanya.

Hadhrat Masih Mau’ud a.s. bersabda, mereka mengabaikan nilai kebaikan dan berteman dengan orang-orang Kristen [penentang Islam] yang justru tidak mereka sadari sedang membuat konspirasi jahat yang ditujukan bagi mereka. Mengenai para pemimpin muslim, Allah menjanjikan—terkecuali bagi mereka yang beriman, mereka tidak akan ditolong oleh-Nya. Mereka [di Arab Saudi] bukan penjaga Ka’bah. Malahan, Ka’bah yang sedang melindungi mereka. Mereka berkoar-koar tentang cinta mereka kepada Islam dan Junjungan Nabi Besar Muhammad saw.. Tetapi, bila mereka tidak bertobat, maka azab berikutnya akan menimpa mereka.

Banyak bencana terjadi di dunia Islam bagaikan orang sakit yang sedang sekarat menjelang ajalnya. Banyak yang menertawakan orang-orang Islam. Dan ada juga yang berduka atas mereka. Mereka tidak memiliki kebaikan yang tinggal di dalam dirinya. Ibadah mereka hanya riya/untuk pamer, tak menyentuh nilai kebaikan. Rasa kecintaan dan kebersamaan telah hilang. Tak ada tindakan tercela atau aniaya yang tidak ditemukan di kalangan muslim.

Ada sebuah kisah seorang Kristen yang begitu tertarik mengetahui bagaimana alkohol dikonsumsi banyak muslim. Saat ia sedang minum-minum, ia bercerita kepada teman muslimnya bahwa teman-teman Ahmadinya tidak menyentuh benda ini yang nyata dilarang di dalam ajaran Islam dan mereka mentaati apa yang menjadi perintah bagi mereka, walaupun para ahmadi dianggap non-Muslim. Mendengar ini, dia hanya diam. Orang Kristen ini lalu mengatakan kepadanya, “Jangan khawatir, ini hanya obrolan sambil lalu saja.” Teman muslimnya tetap melanjutkan menegak minuman keras.

Hadhrat Masih Mau’ud a.s. bersabda, Tuhan memberikan tanda-tanda kebenaran-Nya, tapi manusia tidak menerima. Saat kemurkaan-Nya tiba, mereka tetap menyebut nabi-Nya sebagai tidak benar. Allah mengutus setiap nabi diiringi azab pengingat yang tetap akan turun bila manusia tidak berhenti dari tindakan buruknya.

Saat ini banyak pemimpin yang mengerahkan kekuatan militernya untuk bertahan, namun mereka tetap dikalahkan. Apa ada yang bisa mengatasi penyakit ini semua? Bisakah sakitnya negeri-negeri Islam disembuhkan dengan upaya-upaya mereka sendiri?

Tentu tidak. Orang-orang ini telah terkubur di bawah bebatuan. Bukanlah kekuatan mereka yang bisa mengatasi malapetaka-malapetaka. Orang buta tidak bisa menjadi penunjuk jalan bagi yang buta. Cahaya rohani hanya turun atas hati-hati yang terbakar penuh dengan kecintaan kepada Illahi. Orang-orang inilah yang berhak diberikan mantel berkilau. Bisakah seseorang yang sedang duduk di bawah kegelapan menunjukkan jalan bagi yang lain? Nyatanya para pemimpin zaman ini tidak memiliki ikatan dengan kerohanian. Mereka telah benar-benar tenggelam di dalam politik dunia dan tidak memiliki kapasitas menjadi seseorang yang memberikan manfaat rohani bagi umatnya.

Hadhrat Masih Mau’ud a.s. menggambarkan, keadaan para alim-ulama yang kebanyakan dari mereka adalah penyakit bagi Islam. Mereka memberikan ceramah namun mereka sendiri tidak mengamalkan apa yang mereka sampaikan kepada umat. Mereka berhati keras dan penuh dengan kegelapan yang berbangga atas ilmunya yang sempit. Mereka mengeluarkan fatwa kafir kepada setiap orang yang tidak sejalan dengan mereka. Mereka kikir dan bertindak dengan penuh iri dengki. Pemutarbalikan syariat adalah jalannya. Mereka bagaikan serigala yang menilawatkan Quran dan berzikir namun hanya sebagai pamer. Mereka menganggap berkuasa atas kehidupan umatnya. Merekalah serigala berbulu domba yang berusaha menghentikan orang-orang mendapatkan petunjuk kebenaran. Kesombongan mereka makin menggila dan kewibawaannya makin menurun. Mereka tak memiliki jalan keluar terhadap masalah-masalah syariat. Tentang kematian Isa a.s. sudah jelas. Namun mereka tak mempunyai ide untuk memenangkan Islam. Allah telah menghalangi garis nasib mereka.

Ayat-ayat Alquran yang mereka bacakan hanyalah lip-service yang sama sekali tidak membekas di hati mereka. Mereka adalah budak bagi keakuan mereka sendiri dan melupakan hak-hak Allah Yang Maha Pemurah. Lalu bagaimana bisa kemenangan agama diharapkan dari mereka? Pikiran sempit yang mereka miliki telah menjadikan mereka seperti hewan. Keyakinan mereka hanyalah keserakahan dan perampasan hak orang lain. Mereka sama sekali tidak takut terhadap Tuhan, mereka hanya takut kepada orang-orang yang berkuasa dan mereka mengajurkan pembangkangan dengan mengatasnamakan jihad.

Hudhur menyatakan sabda-sabda Hadhrat Masih Mau’ud a.s. di dalam buku “Al-Hudâ” yang beliau tulis lebih dari seratus tahun yang lalu benar-benar nyata. Penggambarannya menjadi bukti dengan keadaan saat ini. Ia menjadi bukti kebenaran sabda-sabda beliau a.s.. Ia menuliskan pula solusi untuk kondisi sekarang ini.

Manusia harus meninggalkan golongan-golongan dan berupaya mencari “Sudahkah Tuhan menurunkan obat penyembuh?” Mereka harus membaca riwayat-riwayat umat manusia masa lalu di dalam Alquran dan memahami apa yang menjadi sunah-Nya. Mungkinkah Allah merubah sunah-Nya bagi orang-orang akhir?

Islam sedang dikepung, manusia sedang dirundung berbagai bencana. Situasi ini terjadi karena mereka telah melupakan petunjuk Illahi dan hanya tenggelam dengan urusan makan, minum dan mengejar kesenangan-kesenangan sementara. Mereka mengatakan Isa Almasih a.s. masih hidup. Padahal, itu merupakan dosa terbesar dan umat Islam sendiri mendukung kepercayaan ini. Apakah mereka memiliki wewenang bertindak melakukan pekerjaan Allah?

Hanya Hadhrat Masih Mau’ud a.s. yang akan meniupkan cahaya rohani kebenaran ke dalam hati orang-orang. Saat Allah menghendaki memperbaiki umat, Dia akan mengirimkan seseorang dari antara mereka. Seperti halnya Isa a.s. yang datang dari kalangan Musa a.s., begitulah Almasih a.s.-berikutnya yang akan dipilih dari antara umat Islam. Namun demikian mereka menolaknya sebagaimana kaum yahudi di masa lampau menolak Isa Almasih a.s..

Mudah-mudahan Allah menjadikan umat Islam memahami kedatangan ‘Almasih Yang Dijanjikan’ merupakan satu-satunya manusia, yang melaluinya, tangan setiap orang dipersatukan pada zaman ini.

Semoga keadaan dan kejadian-kejadian yang sedang terjadi di langit dan bumi meyakinkan mereka bahwasanya seseorang yang ditunjuk Allah telah datang. Ia yang bisa membuat mereka membentangkan tangan di dalam perjuangan melawan para penentang Islam, penentang yang membawa Islam kehilangan reputasinya.

Saat ini, terjadi serangan terhadap Islam yang dilakukan beberapa individu baik di Amerika ataupun di Eropa. Mereka membuat makar buruk yang menghujat Nabi Muhammad saw. ataupun Alquran. Jika setiap orang bisa bergabung dengan jemaat, maka hal yang demikian akan menjadi kemenangan Allah. Kita bisa membuktikan kecemerlangan Islam dan membuktikan kedudukan mulia Nabi saw. dengan cara mengikatkan diri dengan Hadhrat Masih Mau’ud a.s.. Mudah-mudahan Allah mengarunia kita untuk mewujudkannya.[] (ALISLAM/IIN/ALI)

-------oooOooo-------

Penerjemah: Iin Qurrotul Ain binti T. Hidayatullah/Bogor, 18 April 2011
Editor: Rahmat Ali ‘Daeng Mattiro’/Kebayoran, 22 April 2011
LINK: {Summary bahasa Inggris dari Alislam.org}


Subscribe