Keindahan Pagi Kampungku

“Benang-benang fajar di wetan Cisalada kampungku tampakkan sinar.
Semburat lembut perlihatkan kecerahan di hari pagi.
Sementara, kicauan aneka burung dan sahutan ayam-ayam jago memanggil-manggil.
Pula, semerbak embun dingin menemaniku yang tengah bertelanjang kaki,
Meniti pematang sawah yang telah ditanam padi-padi muda.
Sesaat, ah, kujongkok meneliti ke dalam pelimbahan aliran pada sengkedan.
Maka, kulihat geliat sekumpulan keong mas beserta larva-larva capung dan ikan-ikan kecil yang kaget berhamburan tatkala jumpa.

Pematang sawah yang bertingkat ditumbuhi rumput yang banyak.
Kupetik bunganya di antara mereka yang bertangkai, ku-
Gigit-gigit, sambil kurasakan sensasinya yang sedikit agak manis.
Amboi, sepanjang pematang ini agak licin dan curam.
Di kecuraman itu masih terhias yang tak kalah menawannya:
Kumpulan bunga-bunga rumput yang molek.
Di sela-sela mereka tak jarang terdapat sarang laba-laba yang dihinggapi
Halus dan rupawannya titik-titik embun.

Ceruk pancuran di ujung bawah sana--singkat ceritanya--terlihat saat kuberanjak pulang.
Indah pemandangan dan segarnya gemericik air yang ia perdengarkan,
‘Nuntun aku pagi itu ke rumah.
Tak disangka, kesan pagi demikian indah.
Alam raya telah memberi nuansa pesona nurani.”

--
«1» “Teringat tatkala beberapa hari di Kampung Cisalada, Ds. Ciampea Udik, Kec. Ciampea, Kab. Bogor, untuk istirahat total gara-gara flu berat, pada akhir-akhir Februari lalu 2009
«2» “Saat keheningan petang usai hujan pada Hari Raya Nyepi Umat Hindu di Kebayoran Lama Selatan--Jakarta, Kamis 26 Maret 2009, menunggu jemputan sahabat dalam rangka menghadiri acara kajian di Bintaro Jaya Sektor 4 Pondok Aren”