Kutipan summary Khotbah Jumat Khalifah Islam 23 Agustus 2024

Assalāmu ‘alaiKum waraḥmatul-Lāhi wabarakātuh. Dengan hormat Ibu², Bapa², dan Saudara² dimanapun berada.

Kami sampaikan ringkasan khotbah jumat dari Imam Jamaah Muslim Ahmadiyyah Sayyidinā Amīrul Mu’minīn Ḥaḍrat Khalīfatul Masīḥ V Mirza Masroor Ahmad (Ḥuḍūr)–ayyadahul-Lāhu ta‘ālā binaṣrihil-‘azīz (atba.), ⌛ 23 Agustus 2024, 📍 Mesjid Mubarak Islāmabad, Tilford, Surrey, Inggris.

Sumber: Review Of Religions "Jalsa Salana Germany—Fulfilling the Objectives Outlined by the Promised Messiah (as)" (Memenuhi Petuah-petuah Ḥaḍrat Masīḥ Mau‘ūd a.s. melalui Jalsah Salanah Jerman) https://www.reviewofreligions.org/45655/friday-sermon-summary-23rd-august-2024-jalsa-salana-germany-fulfilling-the-objectives-outlined-by-the-promised-messiah-as/ (rilis 23 Agustus 2024).
Durasi baca ±15 Menit (2242 kata). Penyunting: *Rahmat Ali* (📍 Ciampea, ⌛ 26 Agustus 2024).

Foto: Review Of Religions


SETELAH mengucapkan dua kalimah syahadat serta menilawatkan ta‘awwuż dan Al-Qur’ān Sūrah (QS) Al-Fātiḥah, Ḥuḍūr atba. bersabda bahwa pada hari Jumat tersebut adalah bertepatan dengan dimulainya pelaksanaan pertemuan tahunan Jamaah Muslim Ahmadiyyah atau Jalsah Salanah di Jerman.

MTA sebagai sebuah berkah dari Allāh SWT.  Ḥuḍūr atba. bersabda bahwa Jemaat Ahmadiyah di Jerman ingin menyaksikan Ḥuḍūr atba. menghadiri Jalsah secara langsung. Namun, ada beberapa tuntutan manusia, seperti kesehatan, yang tidak dapat kita hindari.

Karenanya, Ḥuḍūr atba. bersabda bahwa atas rekomendasi dokter, diputuskan agar Ḥuḍūr atba. untuk tidak melakukan muhibah ke Jerman, tetapi sebagai gantinya adalah kita mengikuti Jalsah Salanah Jerman secara daring melalui MTA dan menyampaikan pidato dengan cara ini. Hal ini pun memungkinkan terjadi semata-mata karena berkah Allāh SWT. Ḥuḍūr atba. memohon doa agar beliau dapat melaksanakannya.

Ḥuḍūr atba. bersabda, berkat karunia Allāh SWT bahwa di antara penemuan-penemuan zaman ini adalah adanya teknologi komunikasi. Dikatakan Ḥuḍūr atba. bahwa banyak orang yang ingin bertemu dengan beliau dan Allāh SWT menghadirkan peluang-peluang pada masa depan, in syā’ Allāh. Namun, melalui media virtual, 60—70 persen pengalaman hadir secara luring masih memungkinkan.

Ḥuḍūr atba. berdoa semoga Jalsah dan kepanitiaannya diberkahi dalam segala hal dan semoga Allāh memberikan taufik kepada kita, semuanya, untuk berpartisipasi penuh dalam prosesi Jalsah.

PEDOMAN bagi Peserta Jalsah Salanah Jerman. Ḥuḍūr atba. mengatakan bahwa kali ini Jalsah Salanah Jerman diselenggarakan dengan cara yang berbeda dari yang biasa dilakukan Jemaat di Jerman. Sebelumnya, pelaksanaan pada tenda utama Jalsah diselenggarakan pada sebuah aula sehingga tidak banyak pekerjaan yang diperlukan untuk menyiapkan arena Jalsah.

Tahun ini, Jalsah diadakan pada area terbuka. Mengingat ini adalah pertama kalinya, mungkin ada berbagai tantangan, namun tujuan para penyelenggara dan nawaitu para peserta adalah untuk mengatasi tantangan ini sambil memenuhi tujuan-tujuan Jalsah. Tidak boleh ada kekhawatiran atau keluhan. Karena, in syā’ Allāh—keadaan membaik seiring berjalannya waktu.

Dulu—flashback, ada tantangan yang dihadapi Jemaat di Britania Raya, tetapi seiring berjalannya waktu mereka telah mengatasinya. Oleh karena itu, dengan senyum di wajah mereka, setiap orang harus memprioritaskan pemenuhan tujuan-tujuan Jalsah Salanah.  

Belum genap sebulan berlalu sejak Jalsah Salanah Britania Raya diselenggarakan, bersamaan dengan hal-hal positif, ada juga beberapa masukan tentang bagaimana hal itu dapat ditingkatkan dan para penyelenggara berusaha untuk melaksanakan hal-hal ini. Ini hanya dapat terjadi ketika setiap orang memainkan perannya dan para pekerja berusaha untuk memenuhi tugas mereka dengan kemampuan terbaik mereka dan kemudian usaha mereka diberkati.

Ḥuḍūr atba. menasihati para pekerja Jalsah bahwa mereka harus berusaha sekuat tenaga untuk melayani para tamu sambil menunjukkan akhlak terbaik, sambil tersenyum dan berdoa disertai semangat bahwa kita harus melayani para tamu Ḥaḍrat Masīḥ Mau‘ūd a.s. Tidak peduli apapun, situasi-kondisi yang terjadi, dimanapun Jalsah diadakan, tujuan utamanya harus tetap diutamakan. Dan, ketika ini dilaksanakan maka semua pihak dapat mengatasi segala jenis tantangan.

*BERKAH Ilahi dari Jalsah Salanah dan Tujuan-tujuannya*. Ḥuḍūr atba. bersabda bahwa Jalsah merupakan karunia Allāh yang sangat besar yang telah dianugerahkan-Nya kepada kita melalui Ḥaḍrat Masīḥ Mau‘ūd a.s.. Dia telah menganugerahkan kita kesempatan untuk berkumpul dan memperbaiki kondisi akhlak dan rohani kita di mana kita dapat mendekatkan diri kepada Allāh dan meningkatkan ketaqwaan, sekaligus meningkatkan tali ukhuwah serta menjauhi/menghindari hal-hal yang sia-sia. Itulah beberapa tujuan yang ingin dicapai Ḥaḍrat Masīḥ Mau‘ūd a.s. melalui penyelenggaraan pertemuan rohani ini.

Oleh karena itu, setiap pihak hendaknya mengingat tujuan-tujuan ini, dan jika tujuan-tujuan ini mahrum maka tidak ada gunanya menghadiri Jalsah. Doa-doa Ḥaḍrat Masīḥ Mau‘ūd a.s. diijabah/maqbul bagi mereka yang berusaha memenuhi tujuan-tujuan ini.

Ḥaḍrat Masīḥ Mau‘ūd a.s. telah menyeru kita untuk mengutamakan kecintaan kita kepada Allāh dan Rasul-Nya ﷺ di atas kecintaan lainnya. Jika kita meneguhkan hal ini dalam hati kita maka hal itu akan meneguhkan kesalehan kita dalam tiap urusan dunia dan akhirat kita.

Oleh karenanyalah, hendaknya hadirin sidang Jalsah senantiasa mengingat hal ini. Jika kita melakukan hal ini maka kita dapat yakin bahwa kita telah memenuhi tujuan-tujuan Jalsah. Setelah kita baiat kepada Ḥaḍrat Masīḥ Mau‘ūd a.s., jika kita tidak berusaha untuk mencapai tingkat kerohanian dan ketaqwaan yang lebih luhur maka kita tidak menyempurnakan janji-janji baiat kita.

Hal-hal duniawi hendaknya tidak menjauhkan seorang Ahmadi dari ketaqwaan, dari ibadah kepada Allāh, atau menyebabkan kita melupakan ibadah dan merampas standar luhur kerohanian kita.

Bagi para Ahmadi asal Pakistan yang telah bermigrasi ke luar Pakistan, ke negara-negara Eropa atau Barat, keadaan mereka telah membaik secara signifikan. Oleh karena itu, aspek-aspek ini harus selalu diingat. Oleh karena itu, Ḥaḍrat Masīḥ Mau‘ūd a.s. bersabda bahwa beliau telah mengadakan Jalsah Salanah sebagai sarana untuk meningkatkan ketaqwaan dan menciptakan komunitas yang kondusif guna penggemblengan akhlak. Tujuan utama dari mengikrarkan baiat kepada Ḥaḍrat Masīḥ Mau‘ūd a.s. adalah untuk meningkatkan ketaqwaan, dan inilah tujuan utama yang harus diingat ketika menghadiri Jalsah.

Ḥuḍūr atba. mengutip Ḥaḍrat Masīḥ Mau‘ūd a.s. yang mengatakan bahwa pekerjaan yang secara alami harus dilakukan seseorang di dunia ini tidaklah boleh menjauhkan mereka dari ketaqwaan sebagaimana Allāh SWT menyatakan,

“Orang-orang lelaki yang perniagaan dan jual-beli tidak melalaikan mereka dari mengingat Allāh.” (QS 24–Annūr: 38; tilaw.at/24:38)

Seseorang hendaknya jangan pernah lalai terhadap Allāh, bagaikan seseorang yang anaknya jatuh sakit dan apa pun yang mereka lakukan pada hari itu, mereka tidak dapat berhenti memikirkan kesehatan anaknya. Inilah keadaan yang diharapkan oleh Ḥaḍrat Masīḥ Mau‘ūd a.s. untuk kita lihat terkait hubungan-kedekatan kita dengan Allāh.

Oleh karenanya, kita harus berjanji untuk memenuhi ikrar baiat kita kepada Ḥaḍrat Masīḥ Mau‘ūd a.s., meningkatkan ketaqwaan dan kedekatan kita dengan Allāh sebagaimana yang tercantum dalam Al-Qur’ān,

“Wahai orang-orang yang beriman, ingatlah kepada Allāh sebanyak-banyaknya.” (QS 33–Al-Aḥzāb: 42; tilaw.at/33:42)

Inilah tujuan-tujuan yang harus dimiliki oleh semua peserta Jalsah. Bila kita tidak memberikan perhatian yang sepantasnya pada hal ini, kita tidak akan berlaku adil terhadap hubungan kita dengan Ḥaḍrat Masīḥ Mau‘ūd a.s., dan kita tidak akan pula memiliki kedekatan dengan Allāh.

Seseorang hanya akan benar-benar diakui di surga sebagai warga Jemaat-nya adalah ketika dia benar-benar menapaki jalan-jalan ketaqwaan. Seorang Ahmadi sejati dan mukhlis harus merenungkan hal ini dengan amat saksama.

Ḥuḍūr atba. bersabda dan menekankan bahwa pada hari-hari ini, kita harus fokus pada doa-doa, menjalin kedekatan dengan Allāh, berżikir, dan menghapus kegelapan hati kita.

SERUAN Khusus untuk Doa. Ḥuḍūr atba. menyerukan amalan doa berdasarkan kasyaf yang diperlihatkan kepada Ḥaḍrat Khalifatul Masih III r.h. di mana ada seorang tetua berkata kepadanya bahwa setiap orang dewasa di Jemaat harus mengamalkan 200 kali Tasbiḥ "Subḥānal-Lāhi wabiḥamdih, Subḥānal-Lāhil-‘aẓīm"—artinya, “Maha Suci Allāh dengan segala puji-pujian bagi-Nya, Maha Suci Allāh Yang Maha Agung” dan Ṣalāwāt "Allāhumma ṣalli ‘alā Muḥammadin wa āli Muḥammad"—artinya, “Yā Allāh, sampaikanlah ṣalāwāt atas Muḥammad dan keluarga Muḥammad.” (Ḥadiṡ Riwayat Sunan Ibnu Mājah, “Kitāb Adab, Bāb Keutamaan Bertasbih”)

Mereka yang berusia 15—25 tahun mengamalkan setidaknya ada 100 kali, dan jika anak-anak mengamalkan setidaknya ada 33 kali, dan para orang tua membimbing anak-anak mereka yang masih balita mengamalkan setidaknya 3—4 kali.

Kemudian, lafażkan amalan istighfar sebanyak 100 kali, "Astaġfirul-Lāha Rabbi min kulli żanbin wa atūbu‘ ilaih"—artinya, “Aku mohon ampun kepada Allah, Tuhan-ku, dari segala kelalaian/kelemahan manusiawi, dan aku bertobat kepada-Nya.” (ḤR Ḥaḍrat Sunan Ibnu Mājah, “Kitāb Adab, Bāb Keutamaan Bertasbih”)

Ḥuḍūr atba. memerintahkan kita untuk menyertakan doa `Rabbi kullu syai’in khādimuKa, Rabbi faḥfaznī, wanṣurnī, warḥamnī` —artinya, “Wahai Tuhan-ku, segala sesuatu tunduk kepada Engkau; wahai Tuhan-ku, lindungilah aku, tolonglah aku, dan kasihanilah aku” untuk dibacakan tidak hanya pada hari-hari sekarang tetapi juga secara umum atau tiap saat, sepanjang hari.

Nah, berdasarkan kasyaf dari Ḥaḍrat Khalifatul Masih III r.h. ini, sang sesepuh tersebut menyampaikan ke beliau bahwa jika doa-doa ini diamalkan maka kita akan terlindungi dalam bentuk benteng pertahanan yang aman, yang tidak dapat ditembus oleh syaitan, yang terbuat dari dinding besi yang mencapai hingga langit.

Ḥaḍrat Khalifah kita atba. bersabda bahwa saat ini ketika syaitan mencoba menyerang Jemaat kita dan dunia pada umumnya, satu-satunya cara agar kita tetap terlindungi adalah melalui doa. Oleh karena itu, kita harus mengamalkan doa-doa ini, tidak hanya pada hari-hari Jalsah tetapi sepanjang tahun.

SARANA Kemajuan Pengetahuan, Akhlak, dan Rohani Jemaat. Ḥuḍūr atba. bersabda bahwa akan ada banyak ceramah di Jalsah yang disampaikan dan berguna untuk pengetahuan, akhlak, dan rohani kita. Ceramah-ceramah ini harus kita simak dan sambil menyimaknya kita harus dengan tulus berjanji bahwa ˻setelah kita baiat kepada Ḥaḍrat Masīḥ Mau‘ūd a.s. dan kita hadir di dalam Jalsah˺ adalah untuk memperbaiki diri.

Tetapi, kita tidak dapat melakukannya sendiri. dan karenanya berdoalah,

“Ya Allāh, kami memohon bantuan-Mu. Karena, tanpa pertolongan-Mu, kami tidak dapat melakukan apa pun. Sucikan hati kami, sehingga kami tidak hanya mendengarkan ceramah-ceramah ini dan mengambil segi-segi makrifatnya, tapi sebaliknya, kami dapat meningkatkan standar akhlak serta kerohanian kami yang dapat membantu kami meraih kedekatan-Mu. Semoga kami mendapatkan-taufiq mengamalkan hal-hal ini dan melestarikannya kepada keturunan kami.” Āmīn.

Ḥuḍūr atba. menasihati kita bahwa ketika kita melakukan ini, kita mesti menghadirkan revolusi rohani ke dalam kehidupan kita sebagaimana [visi] Ḥaḍrat Masīḥ Mau‘ūd a.s. diutus, dan ini kemudian akan berdampak ke seluruh dunia. Jika tidak, kesombongan yang menyelimuti dunia ini—na‘ūżu bil-Lāhi min żālik—akan membawanya ke jalan kehancuran dan kita juga akan hancur bersamanya. Oleh sebab itu, setiap Ahmadi harus tetap mengingat janji baiat yang telah diikrarkan kepada Ḥaḍrat Masīḥ Mau‘ūd a.s. dan bagaimana memenuhi janji-janji tersebut.

MEMBANGUN ukhuwah melalui Jalsah Salanah. Ḥuḍūr atba. bersabda bahwa salah satu tujuan yang digariskan oleh Ḥaḍrat Masīḥ Mau‘ūd a.s. untuk Jalsah adalah untuk memupuk tali persaudaraan/ukhuwah. Oleh karena itu, setiap orang hendaknya berusaha untuk memupuk rasa kasih dan ukhuwah.

Jika hal ini terlaksana maka kita akan menjadi para Ahmadi yang diharapkan oleh Ḥaḍrat Masīḥ Mau‘ūd a.s.. Kita hendaknya berusaha untuk menghilangkan segala keluhan masa lalu. Kita tidak hanya harus menghindari keluhan, tetapi kita juga harus fokus untuk menciptakan suasana cinta dan harmoni.

Lebih jauh, setiap orang, hendaknya mengendalikan ego mereka dan tidak boleh bertengkar satu sama lain atas hal-hal yang terkecil. Kadang-kadang, ketika laporan semacam itu diterima, maka untuk menegakkan martabat/marwah Jemaat, maka di bawah niẓam Jemaat, tindakan disiplin harus diambil. Hal ini tidak dilakukan dengan mudah, tetapi menyakitkan. Kita harus menegakkan marwah Jemaat kita. Jika jamaah Khalifah pernah mengambil tindakan disiplin maka itu adalah untuk menegakkan marwah Jemaat, ia lebih diutamakan daripada hubungan pribadi apa pun.

*MANFAATKAN Jalsah Salanah Secara Maksimal*. Pada hari-hari ini, warga Jamaah yang menghadiri Jalsah hendaknya secara khusus: fokus pada ibadah dan fokus pada pengamalan perintah-perintah Allāh. Dan, jika ini dilakukan maka tidak akan mungkin untuk menyimpang dari aturan-dan-kearifan Jamaah Ḥaḍrat Masīḥ Mau‘ūd a.s..

Oleh karenanya, kita hendaknya memanfaatkan kesempatan ini sepenuhnya dan jika kita menghadiri pertemuan tahunan ini dengan ketulusan sejati maka itu akan menjadi sumber penyucian hati kita.

PANDUAN bagi para Pengurus Jemaat. Ḥuḍūr atba. mengingatkan, buat para Pengurus, mereka harus _ingat_ bahwa mereka harus menunjukkan karakter akhlak tertinggi dan bahwa mereka harus bersemangat serta welas asih—yakni, menyingkirkan segala keluh-kesah maupun kedengkian pribadi. Para Pengurus harus meningkatkan standar kesabaran dan ketabahan mereka.

Jika para Pengurus menganggap diri mereka sebagai pelayan dan khaddim dan jika Anggota atau warga Jemaat menganggap para Pengurus kita sebagai khaddim yang ditunjuk oleh Khalīfah maka hubungan ini akan selalu tetap penuh kasih serta harmonis. Kita—in syā’ Allāh—akan menjadi orang-orang yang memenuhi tujuan-tujuan baiat kepada Ḥaḍrat Masīḥ Mau‘ūd a.s..

MENUNJUKKAN Hakikat Ajaran Islām melalui Akhlak. Tetamu luar yang menghadiri Jalsah akan terkesan dengan cara para muslim Ahmadi berperilaku dengan penuh cinta serta kasih sayang. Hal ini merupakan bentuk dakwah bil-hal.

Tetamu pun menghadiri Jalsah di Jerman dan berharap bahwa selama para Ahmadi mengamalkan standar keluhuran akhlak maka mereka pun bakal terkesan dengan standar yang mereka lihat di Jalsah.

Saat ini, banyak hal negatif yang dikatakan tentang Islām dan umat Islām. Namun setelah menyaksikan kasih sayang, keharmonisan, ukhuwah, keluhuran akhlak, dan kedekatan kita dengan Allāh maka mereka akan menyadari apa/bagaimana sebenarnya Islām itu.

Oleh karena itu, perilaku setiap orang haruslah sedemikian rupa sehingga orang-orang menyaksikannya dan menyatakan bahwa inilah hakikat perwujudan ajaran Islām. Hal ini akan menjadi sarana dakwah bil-hal yang tidak memerlukan literatur atau dalil apa pun.

Ḥuḍūr atba. menasihati semua orang yang hadir dalam Jalsah maupun yang menyaksikannya untuk tetap mawas diri. Terutama, mengingat buruknya kondisi dunia, siapa pun yang berniat jahat dapat memanfaatkannya. Semoga Allāh melindungi kita dari segala marabahaya. Āmīn.

Ḥuḍūr atba. menekankan kita pula untuk berdoa untuk kondisi dunia secara umum dan untuk bangsa negara Jerman secara khusus. Ketika kita berusaha untuk meraih keridaan Allāh, bertindak sesuai dengan ajaran Islām maupun ajaran Ḥaḍrat Rasūlullāh ﷺ dan Ḥaḍrat Masīḥ Mau‘ūd a.s. maka—niscaya—Allāh SWT memaqbulkan doa-doa kita dan kita akan menjadi sarana pembimbing dunia.

DOA untuk peserta Jalsah Salanah Jerman. Ḥuḍūr atba. berdoa, semoga Allāh SWT memberikan-taufiq kepada kita untuk meraih manfaat dari tiga hari pelaksanaan Jalsah, dan semoga Dia melindungi kita  dalam perlindungan-Nya seraya melimpahkan berkah-berkah-Nya kepada kita. Āmīn.

Ḥuḍūr atba. mengingatkan lagi kepada kita tentang seruan beliau untuk mengamalkan doa-doa tadi secara khusus.

Ḥuḍūr atba. menyampaikan bahwa ada juga stand pameran-pameran tertentu yang dipajang pada Jalsah yang harus dikunjungi oleh hadirin pada Jalsah.

Beliau atba. dapat menyaksikan pada layar monitor di hadapan beliau bahwa ada sejumlah besar orang yang menghadiri Jalsah di Jerman. Mereka semua harus fokus pada doa dan żikir kepada Allāh. Semoga Allāh memberikan-taufiq kepada kita untuk dapat mengamalkannya. Āmīn.▪