Summary Bahasa Indonesia dari Khoṭbah Jum‘at Imam Jama‘ah Muslim Aḥmadiyyah 17 Juli 2020

Assalāmu ‘alaiKum wa raḥmatu'l-Lāhi wa barakātuh.

1672 kata | perkiraan baca normal 11 menit

KHOṬBAH Jum‘at pekan lalu, 17 Juli 2020, Imam Jama‘ah Muslim Aḥmadiyyah Sayyidinā Amīrul Mu’minīn Ḥaḍrat Khalīfatul-Masīḥ V Mirza Masroor Ahmad (Ḥuḍūr)–ayyadahul-Lāhu ta‘ālā binaṣrihil-‘azīz (atba.) melanjutkan kisah kehidupan  Ḥaḍrat Sa‘d bin Mu r.a..

Ḥuḍūr atba. mengutip tulisan Ḥaḍrat Mirza Bashir Ahmad r.a. bahwa tidak banyak yang mati syahid dalam Perang Ahzab atau Perang Khandaq namun Ḥaḍrat Sa‘d bin Mu‘adz r.a. terluka parah. Meski hanya beberapa orang dari orang-orang kafir yang mati, mereka menerima kejutan besar akan bukti kebenaran kabar gaib Ḥaḍrat Rasūlullāh ṣaw.  bahwa mereka tidak akan memiliki keberanian untuk menyerang umat Islam.

Ḥaḍrat Sa‘d r.a. terluka dalam Perang Khandaq yang menyebabkan kewafatannya. Hal ini terkait dengan Perang Khandaq bahwa ketika sebuah panah menghantam pergelangan tangan Ḥaḍrat Sa‘d r.a., Ḥaḍrat Rasūlullāh ṣaw. membersihkan lukanya dan membalut luka itu.

Diriwayatkan, Ḥaḍrat Rasūlullāh ṣaw. memiliki sebuah tenda di dekat masjid dimana Ḥaḍrat Sa‘d r.a. dirawat, sehingga beliau dapat mengunjunginya. Ketika lukanya mulai sembuh, Ḥaḍrat Sa‘d r.a. berdoa, Ya Allāh! Saya mencintai jihad di jalan Engkau—tidak kurang. Adalah keyakinanku sendiri bahwa sekarang Engkau telah mengakhiri peperangan kami dengan kaum Quraisy. Jika perang masih harus dihadapi dengan kaum Quraish maka pertahankan saya tetap hidup agar saya dapat mengkhidmati Islam, tetapi jika peperangan kami dengan mereka selesai, maka saya riḍa bahkan jika luka ini terbuka dan terus berdarah hingga kematian saya.

Malam itu juga, lukanya terbuka dan berdarah lebat. Ḥaḍrat Ibnu Abbas r.a. menceritakan bahwa ketika dia mulai berdarah, Rasūlullāh ṣaw. berjumpa dengan beliau dan memeluknya erat-erat, sampai-sampai darah Ḥaḍrat Sa‘d r.a. memerciki janggut Rasūlullāh ṣaw.. Rasūlullāh ṣaw. berdoa, Sa‘d bertempur demi memenuhi perintah-Mu, dia membuktikan kebenaran dari nabi-Mu, dan memenuhi apa pun yang ditugaskan kepadanya, karena itu terimalah jiwanya.

Ketika beliau masih memiliki sedikit kehidupan di dalam dirinya, Ḥaḍrat Sa‘d r.a. membuka matanya dan berkata, Assalāmu ‘alaiKum, wahai Rasūlullāh.”

Kepada semua anggota keluarga yang hadir pada saat itu, Rasūlullāh ṣaw. bersabda, Saya berdoa agar ada banyak malaikat yang hadir pada saat kewafatan Sa‘d karena ada banyak orang yang hadir sekarang.

Kewafatan Ḥaḍrat Sa‘d r.a. sangat mengejutkan. Kedudukan Ḥaḍrat Sa‘d r.a. dihormati oleh para muslim Anṣār (Madinah) sebagaimana dihormatinya Ḥaḍrat Abu Bakar r.a. sebagai muslim dari kalangan Muhajirin. Kematian Ḥaḍrat Sa‘d juga mengejutkan bagi Ḥaḍrat Rasūlullāh ṣaw.. Tapi, beliau ṣaw. menunjukkan kesabaran yang patut dicontoh.

Selama prosesi pemakamannya, ada ibunda Ḥaḍrat Sa‘d r.a. yang telah sepuh, histeris karena sedih. Histeria ibunda Ḥaḍrat Sa‘d r.a. telah menjadi pengecualian oleh Ḥaḍrat Rasūlullāh ṣaw.. Apa yang disampaikan oleh ibunda Ḥaḍrat Sa‘d r.a. adalah sebuah kebenaran, jauh dari dusta. Ḥaḍrat Rasūlullāh ṣaw. telah mengajarkan bahwa adalah suatu kedustaan jika ada seorang perempuan yang secara berlebihan meratap didalam suatu acara duka atau proses penguburan jenazah keluarganya.

Sambil mengusung dan mengantar jenazah Ḥaḍrat Sa‘d r.a. ke kuburan, beberapa Sahabat Nabi r.a. mengungkapkan betapa ringan tubuhnya. Rasūlullāh ṣaw. bersabda bahwa ini dikarenakan ada para malaikat juga yang mengangkat tubuhnya.

Ḥuḍūr atba. bersabda, diriwayatkan, bahwa kuburan Jannatul-Baqi benar-benar dipadati oleh para Sahabat yang hadir pada saat pemakamannya. Ketika tubuhnya dimasukkan ke liang lahat, Ḥaḍrat Rasūlullāh ṣaw. mengucapkan lafadz tasbih “Subḥānal-Lāh (Mahasuci Allah)!” tiga kali dan para Sahabat r.a. mengikutinya dan seantero maqam bergema dengan lafadz ini. Kemudian Rasūlullāh ṣaw. berseru “Allāhu Akbar (Allāh Maha Besar)!” tiga kali dan para Sahabat r.a. mengikutinya, dan lafadz tersebut mengggema di seluruh kuburan.

Ḥaḍrat Rasūlullāh ṣaw.  yang menghibur ibunda Ḥaḍrat Sa‘d r.a., mengatakan bahwa “Putera Anda adalah orang pertama yang kepadanya Allāh tersenyum dan tahta-Nya digerakkan”—maksudnya, Allāh menerima beliau r.a. di surga dengan tangan terbuka.

Ḥaḍrat Sa‘d r.a. mengatakan bahwa Meskipun saya lemah, ada tiga hal di mana saya amat teguh dan tegas: pertama, saya telah menemukan, apa pun yang dikatakan oleh Nabi ṣaw. itu adalah benar; kedua, sambil berdoa, saya tidak pernah membiarkan pemikiran lain masuk ke dalam pikiran saya. Ketiga, saya selalu ambil bagian untuk membantu penguburan orang yang meninggal, dan selalu merenungkan apa yang bakal ditanyakan kepada seseorang yang mati saat dibangkitkan, tentang apa yang akan ditanyakan kepadanya.” Maksudnya, beliaur.a. sangat peduli dengan urusan akhirat.

Sahabat Nabi berikutnya yang dikisahkan Ḥaḍrat Khalīfatul-Masīḥ V atba. adalah Ḥaḍrat Sa‘d bin Abī Waqqās r.a.. Ayah Ḥaḍrat Sa‘d bin Abī Waqqās adalah Mālik bin Wahaib dan ibundanya adalah Hamna binti Ṣufyān. Ḥaḍrat Sa‘d bin Abī Waqqās berasal dari Arab-Quraisy Bani Zuhra. Beliau adalah salah satu dari sepuluh sahabat yang kepadanya Nabi ṣaw. memberi jaminan masuk surga. Beliau menjadi sepuluh sahabi terakhir yang wafat.

Awal mula Ḥaḍrat Sa‘d bin Abī Waqqās bai‘at adalah ketika beliau r.a. diperlihatkan dalam keadaan gelap saat bermimpi, lalu tiba-tiba bulan terbit, dan dia menuju ke arah terbitnya bulan tersebut. Sepanjang jalan beliau r.a. melihat bahwa Ḥaḍrat Zaid bin Haritsah r.a., Ḥaḍrat Ali r.a., dan Ḥaḍrat Abu Bakar r.a. juga berjalan ke arah yang sama. Beliau r.a. bertanya kepada mereka kapan mereka sampai disana, dan mereka menjawab bahwa mereka baru saja tiba. Pada saat itu, dia telah mendengar tentang Nabi ṣaw. dan da’wah yang beliau ṣaw. sampaikan. Jadi beliau r.a. pergi kehadapan Ḥaḍrat Nabi ṣaw. dan bai‘at kedalam Islām.

Diriwayatkan, bahwa beliau r.a. berusia 17 atau 19 tahun ketika bai‘at kedalam Islām. Beliau termasuk orang-orang yang menerima Islam sebagai hasil dari khotbah Ḥaḍrat Abu Bakar r.a.. Beliau r.a. berhasil mengumpulkan kemenangan Islam di Irak selama masa kekhalifahan Ḥaḍrat Umar r.a..

Saat Ḥaḍrat Sa ‘d bin Abi Waqqas masuk Islam, ibundanya mengatakan kepadanya bahwa dia akan mogok makan sampai dia keluar dari Islam. Dia mengatakan bahwa Imanmu mengajarkanmu untuk mematuhi orangtuamu, jadi aku perintahkan kamu untuk meninggalkan Islam. Ini berlanjut selama tiga hari. Ḥaḍrat Sa‘d bin Abī Waqqās r.a. mengatakan bahwa beliau sangat mencintai ibunya saat ibundanya mengatakan kepadanya bahwa dia tidak akan makan sampai dia keluar dari Islam. Setelah hari pertama dia tidak makan, Ḥaḍrat Sa‘d bin Abī Waqqās mengatakan kepada ibundanya bahwa Bahkan jika Anda memiliki seribu nyawa dan mereka pergi satu per satu karena kamu tidak makan, saya masih tidak akan pernah meninggalkan Islam.

Kemudian sebuah ayat Al-Qur’ān diturunkan kepada Ḥaḍrat Rasūlullāh ṣaw. sebagai berikut, “Dan Kami perintahkan kepada manusia untuk berbuat baik terhadap ibu-bapaknya, tetapi jika keduanya memaksa engkau untuk menyekutukan Aku dengan apa yang engkau tidak mempunyai ilmu tentang itu, maka janganlah engkau menaati keduanya. (QS 29–Al-‘Ankabūt: 9)

Ḥaḍrat Rasūlullāh ṣaw. berkenan menyebut Ḥaḍrat Sa‘d bin Abī Waqqās r.a. sebagai atau sudah bagaikan paman beliau sendiri. Ḥaḍrat Imam Tirmidzi r.h. menjelaskan bahwa ini dikarenakan masing-masing ibunda dari Ḥaḍrat Rasūlullāh ṣaw. dan Sa‘d bin Abī Waqqās r.a. berasal dari suku Banu Zuhra.

Ḥaḍrat Sa‘d bin Abī Waqqās r.a. adalah salah satu dari para Sahabat yang mengalami kondisi-kondisi dan persekusi paling keras selama pemboikotan kaum kufar Mekkah terhadap umat Islām. Beliau r.a. sendiri mengisahkan bahwa pada suatu malam beliau berjalan, tiba-tiba kaki beliau menyentuh sesuatu. Keadaan laparnya sedemikian rupa sehingga beliau mengambilnya dan memakannya. Beliau mengatakan bahwa hingga kini tidak tahu apa yang dimakan.

Ḥaḍrat Sa‘d bin Abī Waqqās r.a. adalah satu dari para Sahabat r.a. yang akan ditugaskan guna menjaga keamanan Ḥaḍrat Rasūlullāh ṣaw. selama peperangan. Setelah hijrah ke Madinah, ada kekhawatiran akan serangan dari para kaum kufar. Sehingga, pada masa itu, Ḥaḍrat Rasūlullāh ṣaw. sering tetap terjaga pada malam hari. Suatu malam, ketika Ḥaḍrat Rasūlullāh ṣaw. tidak bisa tidur, beliau ṣaw. mengatakan, andai saja ada seseorang yang dapat datang dan berjaga-jaga. Baru saja mengatakan ini, bahwa dia mendengar suara baju zirah di luar. Beliau ṣaw. bertanya siapa orang itu, Ḥaḍrat Sa‘d bin Abī Waqqās r.a. menjawabnya. Nabi ṣaw. bertanya mengapa dia datang. Ḥaḍrat Sa‘d r.a. menjawab bahwa dia merasa khawatir tentang Ḥaḍrat Rasūlullāh ṣaw. dan memutuskan bahwa dia akan datang dan berjaga di luar rumahnya. Setelah itu, Ḥaḍrat Rasūlullāh ṣaw. berdoa untuknya dan kemudian tidur.

Kisah teladan sahabi Ḥaḍrat Sa‘d bin Abī Waqqās r.a. akan Ḥuḍūr atba. lanjutkan pada khoṭbah berikutnya.

Menjelang akhir khoṭbah, Ḥuḍūr atba. menyampaikan berita duka, wafatnya tiga Ahmadi yang seusai Ṣalāt Jum‘at akan dilaksanakan ṣalāt jenazah gaib-nya, yaitu Master Abud Sami Khan, Syed Mujeebullah Sadiq, dan Rana Naeemuddin.

Master Abud Sami Khan Sahib  wafat pada 6 Juli 2020. Kakeknya bai‘at kedalam Jema‘at di tangan Ḥaḍrat Masīḥ Mau‘ūd a.s. pada tahun 1903. Kakeknya ini adalah seorang guru dan juga menjabat sebagai prinsipal dari Sekolah menengah Ta‘limul Islam Rabwah. His Ḥuḍūr atba. sendiri mengatakan bahwa beliau termasuk muridnya, memujinya karena gaya mengajarnya yang luar biasa, dan kebaikan serta perhatian besar yang diajarkan. Ḥuḍūr atba. berdoa, Allāh swt. selalu menjaga keturunannya untuk tetap mengikatkan diri dengan Jamaat dan Khilafah.

Syed Mujeebullah Sadiq wafat pada 28 Mei 2020. Beliau lahir dan dibesarkan di Qadian. Ayahnya bai‘at di tangan Ḥaḍrat Khalīfatul-Masīḥ Pertama r.a.. Kakek dari pihaknya adalah seorang syuhada.

Almarḥum Syed Mujeebullah Sadiq hijrah ke Inggris dan bekerja sebagai sukarelawan di kantor Amir Nasional Jama’ah. Ḥuḍūr atba. memujinya karena sifat dan kerendahan hatinya yang baik, bersama dengan dedikasi serta kepeduliannya yang besar pada pekerjaannya. Salah satu putranya, Kaleemullah Sadiq melakukan banyak pekerjaan sebagai sukarelawan di Muslim TV Ahmadiyya (MTA).

Ḥuḍūr atba. mencatat bahwa betapa amat baiknya Almarḥum mendekatkan anak-anaknya kepada Jama'ah, membesarkan mereka dan memastikan mereka mengikatkan-diri pada Jama'ah dan Khilafah.

Ḥuḍūr atba. bersabda bahwa Ḥaḍrat Rasūlullāh ṣaw. telah menyatakan, karakter sejati seseorang itu dapat diketahui dan dijamin oleh tetangganya. Ini terbukti benar dan terjadi. Banyak tetangga Almarhum menulis kesaksian tentang kebaikan akhlaqnya, dan juga mengkhidmati serta menolong orang-orang yang sedang sakit.

Ḥuḍūr atba. bersabda bahwa ketika Ḥuḍūr atba. pindah ke Islamabad Tilford, Almarḥum Syed Mujeebullah Sadiq sangat khawatir bagaimana beliau beserta keluarganya akan dapat melakukan Ṣalāt Jum‘at di belakang Ḥuḍūr atba.. Atas hal tersebut, Ḥuḍūr atba. meyakinkannya bahwa sebagian besar Ṣalāt Jum‘at masih akan dilaksanakan di Masjid Baitul Futuh.

Ḥuḍūr atba. menceritakan bahwa setelah mendengar ini, wajah Almarhum cerah. Ḥuḍūr atba. mencatat bahwa iniah cara Almarḥum mengikatkan anak-anaknya ke masjid dan juga memastikan bahwa mereka tinggal dekat dengan masjid. Ḥuḍūr atba. berdoa untuk pengampunannya dan juga untuk keluarganya.

Sebagai penutup, Ḥuḍūr atba. berdoa, Allāh swt. mencurahkan mereka semua dengan rahmat-Nya. Āmīn.

-------oooOooo-------


Sumber: The Review of Religions (https://www.reviewofreligions.org/23657/friday-sermon-summary-17th-july-2020-men-of-excellence-hazrat-sad-bin-muadh-ra-hazrat-sad-bin-abi-waqas-ra/) | dikutip Alislam (https://www.alislam.org/friday-sermon/2020-07-17.html). Penerjemah & penyunting-ulang: Rahmat Ali/Cisalada, 21 Juli 2020.

Video khoṭbah (Youtube): https://youtu.be/6IDVpPpHmjk (Urdu);  https://youtu.be/x08xl7nrVPI (Indonesia).

Video lain-lain dari kanal Youtube MTA Indonesia:

1. Parenting & Kesehatan: “Komunikasi antara Laki-laki dan Perempuan” https://youtu.be/UCmmCPvFvZ4


*diposting via blogger.com☺ Ini video khoṭbah Jum‘at-nya ya! Silahkan simak.