Impor Listrik dari Malaysia Mulai 2014

FYI

---------- Forwarded message ----------
From: Sunny
Date: 2012/4/22
 

Refl: Bagus sekali bisa impor aliran listrik dari Malaysia, karena  kalau tidak impor bisa gelap gulita atau lampu kedip-kedip bagaikan mata kuntilanak menerkam mangsanya di malam hari, dan tentunya bersamaan dengan mengalir arus listrik, mengalir pula komisi ke kantong penguasa tukang catut. Dirgahuyu harga mati!
 
 
 
Impor Listrik dari Malaysia Mulai 2014
JAKARTA

Direktur Jenderal Ketenagalistrikan, Jarman, memastikan Indonesia bakal mengimpor listrik dari Malaysia. Melalui PT PLN (Persero), impor setrum itu akan dimulai akhir 2014. "Tahap pertama akan masuk sebesar 50 megawatt,"ujar Jarman kemarin. 

Kepastian pembelian listrik dari negara tetangga dilakukan karena, setelah dihitung, harganya lebih murah dibanding mengoperasikan pembangkit tenaga diesel. Tata cara impor diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2012.
 
Ia menjelaskan, Malaysia menjual listriknya kepada PLN dengan harga US$ 9 sen per kilowatt per jam (kWh). Harga ini lebih rendah dibanding harga listrik menggunakan bahan bakar minyak sekitar US$ 27 sen per kWh.
 
Meski keran belanja listrik impor diizinkan, pemerintah mengingatkan PLN agar tidak terlalu bergantung pada negara lain."Untuk itu, pembelian dibatasi hanya untuk jangka waktu lima tahun,"kata Jarman.
 
Jangka waktu tersebut bisa diperpanjang jika harga listrik di dalam negeri lebih mahal dibanding harga impor listrik."Jika listrik dalam negeri lebih murah, tentu akan diprioritaskan." Direktur Perencanaan dan Manajemen Risiko PLN, Murtaqi Syamsudin, menerangkan bahwa pembelian ini berdampak positif bagi kelistrikan Indonesia. Selain harganya lebih murah, dari sisi sistem lebih seimbang karena tidak membutuhkan cadangan untuk pemeliharaan.
 
PLN, kata dia, membeli listrik dari Sarawak Energy Berhad (SEB) ke Kalimantan Barat.
 
"Skema sudah disepakati. Transmisi sedang direncanakan, pendanaan sudah disiapkan," kata Murtaqi.
 
Kerja sama jual-beli tenaga listrik berlangsung selama 25 tahun, terdiri atas dua tahapan.
 
Lima tahun pertama, PLN membeli listrik dari SEB. Berikutnya, PLN akan menjual listrik ke Sarawak dengan total tukar-menukar listrik hingga 120 megawatt.
 
PLN dan Sarawak Energy akan membangun transmisi tegangan 275 kilovolt sepanjang 122 kilometer dari Bengkayang di Kalimantan Barat hingga Mambong di Sarawak, salah satu negara bagian di Malaysia.
 
Direktur Pengkajian Energi Universitas Indonesia, Iwa Garniwa, menilai hal ini langkah positif PLN. Sebab, dengan cadangan energi yang terbatas, lebih baik menambah cadangan untuk masa depan. Listrik, kata dia, bisa dipenuhi dengan membeli dari negara lain.