Mâliki Yaumi'd-Dîn—Ganjaran Allah swt. Berlaku Dunia dan Akhirat

بسم الله الرّحمٰن الرّحيم

Cuplikan Khotbah Jumat Hadhrat Khalifatul Masih V atba. Tanggal 16 Maret 2007

Mâliki Yaumi'd-Dîn—Ganjaran Allah swt. Berlaku Dunia dan Akhirat

London, LB Khotbah Jumat Imam Jemaah Islam Ahmadiyah Sedunia Hadhrat Amirul Mukminin Khalifatul Masih V atba. yang disiarkan MTA langsung melalui satelit-satelitnya ke seluruh dunia dari Mesjid Baitul Futuh London, Inggris minggu lalu, Jumat, 16 Maret 2007, masih melanjutkan topik Kemalikiyatan Allah swt. pada Khotbah Jumat sebelumnya, 9 Maret lalu.

Setelah mengucapkan tasyahud, ta’awuz dan tilawat Alquran Surah pertama Al-Fâtiĥah, Hudhur atba. bersabda bahwa Kerajaan yang ada di Langit dan di Bumi hanya Milik Allah swt. sebagai Penguasa Sempurna atas seluruh jagat raya. Semua itu, bekerja di bawah perintah-Nya. Dia-lah Pemilik dan Penguasa kita dalam kehidupan kini dan di Akhirat nanti.

Karena itu, Allah swt. berfirman agar kita mengikuti perintah-perintah-Nya. Supaya, ketika Keputusan Akhir itu diberikan berkenaan dengan ganjaran maupun balasan, kita memperoleh rida-Nya dalam Kehidupan ini dan di Akhirat kelak. Pasalnya, untuk perbuatan apa pun yang kita lakukan dalam mencari rida-Nya, terdapat janji Allah swt. tetang kita sebagai pewaris Kebun-kebun-Nya.

Hudhur atba. menekankan bahwa kita jangan memiliki pemikiran seperti mereka yang mengingkari Wujud Tuhan dan Kehidupan Sesudah Mati. Dengan punya pikiran seperti itu, kita akan terus mengikuti ego kita dalam kehidupan dunia ini, melakukan apa saja yang akan menyenangkan menurut kita.

Jika orang-orang seperti itu merenung dan berpikir, maka mereka akan menyadari bahwa dalam kehidupan dunia terdapat begitu banyak kemalangan dan permasalahan yang sehari-hari harus dilalui. Di kehidupan ini, mereka mendapatkan ganjaran sebagai hasil amalan mereka.

Pendiri Suci Jemaat Ahmadiyah Hadhrat Masih Mau’ud a.s. bersabda bahwa Mâliki Yaumi'd-Dîn berarti, Allah merupakan Pemilik dan Penguasa Hari Pembalasan. Sedikit banyak, seseorang akan mendapatkan penderitaan dengan ganjaran dalam kehidupan ini. Kami lihat pada setiap hari, walau seorang pencuri melakukan pencurian, jika tidak ditangkap dalam satu dua hari, tetapi-toh pada akhirnya, ia itu akan ditangkap dan dijebloskan ke dalam penjara serta akan menderita dengan ganjaran yang ia lakukan.

Perkaranya serupa dengan seorang pecandu minuman alcohol atau pelacur. Walaupun untuk sementara waktu, sebegitu jauh, adakalanya Allah swt. menutupi perkaranya itu. Tetapi pada akhirnya, mereka memperoleh penderitaan dengan berbagai penyakit yang membuat kehidupannya amat sengsara.

Allah swt. itu tidak akan membiarkan kesalehan seseorang begitu saja. Kesalehan itu akan maju dan berkembang dengan baik melalui nikmat surga di dunia ini juga.

Hudhur atba. memperingatkan terhadap orang-orang yang melakukan kejahatan di dunia ini, baik mereka yang tidak menjalankan ketakwaan, atau yang melakukan kemusyrikan, bahkan para pecandu minuman alcohol. Jangan berpikir, hukumannya hanya akan ada di Akhirat saja. Padahal, di dalam kehidupan kini, akan kita dapatkan.

Orang-orang tersebut akan kehilangan kualitas dan segala potensi kebaikannya. Kehidupan ini akan mereka jalani dengan penuh rasa penyesalan yang besar. Kesengsaraan yang mereka dapatkan, diiringi dengan derita banyaknya penyakit-penyakit dan kematian dini.

Pikiran Positif

Hudhur atba. memaparkan bahwa pada zaman ini, banyak orang yang menderita akibat kesalahan dan dosa-dosa yang mereka perbuat. Tapi, ada pula beberapa orang yang memiliki fitrah kesalehan yaitu rasio akal yang mereka miliki dan keinginan kuat mengadakan perubahan suci dalam diri mereka. Mereka menarik pelajaran dari setiap penderitaan yang mereka alami. Pertobatan mereka, menyelamatkannya dari siksaan Akhirat.

Potensi Diri dan Tujuan Hidup

Tetapi bagi yang bersikeras dan terus menerus tenggelam dalam perbuatan zalim, sama halnya menghancurkan hidup di dunia ini dan di akhirat nanti.

Menyinggung orang-orang yang memabukkan diri kepada minuman alkohol, Hadhrat Masih Mau’ud a.s. bersabda bahwa mereka akan kehilangan kualitas baiknya. Sebagai akibatnya, mereka akan kehilangan sebagian dari kualitas mentalnya. Ratusan bahkan ribuan sel otaknya hancur oleh mereka sendiri. Semua penderitaan itu diakibatkan pelanggaran batas yang ditetapkan oleh Allah swt..

Kemudian, ada lagi AIDS yang pada zaman ini dapat menyebabkan kebinasaan besar. Tanpa mengindahkan hakikat tujuan hidup, orang-orang tertentu mengumbar nafsu syahwat dan kesenangannya seperti hewan. Padahal, Allah Sang Pencipta swt. telah meletakkan batas perbedaan antara hewan dan manusia. Karena itu, Dia akan mengganjar mereka di kehidupan ini. Bagaimana perlakuan Allah swt. terhadap mereka di Akhirat nanti, wa'l-Lâhu a’lam—hanya Allah Taala Yang Maha Tahu.

Allah swt. menciptakan manusia sebagai makhluk istimewa yang tertinggi. Sebagai manusia, kita harus berpikir, jika tidak mengikuti hukum atau undang-undang Sang Pencipta, betapa kita sedang bergerak maju menuju kehancuran. Bukan hanya itu saja, tapi ia berhak mendapat hukuman Allah di dunia ini maupun di akhirat nanti.

Jadi, dengan hanya berpikir apakah kehidupan pada Hari Akhir itu memang ada atau tidak, apakah nanti akan ada Pembalasan atau tidak, kemudian ia terjerumus dalam kezaliman atau dosa; dalam hal ini, Hadhrat Masih Mau’ud a.s. bersabda bahwa orang yang demikian itu, dikarenakan kelalaian dan dosa mereka, maka mereka akan mendapatkan penderitaan di dalam kehidupan di sini juga. Tetapi, jika mereka menyadari bahwa di sana terdapat hukuman yang sedang menunggu, maka orang tersebut akan berusaha mengadakan perubahan suci.

Yang Tidak Melakukan Perubahan Suci

Akan tetapi, di samping itu, Hudhur atba. menjelaskan, ada orang-orang yang hilang kesadarannya dan hilang kemampuannya untuk melakukan perubahan diri tersebut. Karena, naluri hewaninya telah menguasi mereka. Sehingga, walau mereka sudah menderita di dunia ini, mereka masih saja tidak menyadari perbuatan jahat yang mereka lakukan.

Setiap orang baik harus mengambil pelajaran dengan melihat penderitaan yang ia rasakan di sekitar. Dengan kekeliruan yang terdapat pada manusia tersebut, Allah swt. dengan sifat-Nya yang Mâliki Yaumi'd-Dîn, memperlihatkan bagaimana penderitaannya itu.

Kejadian tersebut seharusnya membawa kita lebih dekat lagi kepada Tuhan dan memaksa diri kita untuk bekerja dan berperilaku mengikuti perintah-perintah-Nya.

Di negeri-negeri ini, banyak terjadi perbuatan-perbuatan buruk. Terutama pada anak-anak mudanya, sehingga mereka harus sekuat tenaga melindungi diri mereka. Kemudian, ada keburukan-keburukan kecil yang sedikit demi sedikit berubah meningkat menjadi keburukan-keburukan besar.

Jika sebagai konsekwensi bahwa perbuatan jahat tersebut diwujudkan dalam kehidupan ini juga, kemudian jika orang-orang tersebut menderita dengan adanya hukuman itu, maka keluarga mereka dan orang-orang dekat mereka pun akan ikut menderita karena merasa malu apalagi mereka harus berhadapan dengan masyarakat.

Kesadaran dan Pemahaman Wujud Allah swt.

Untuk perlindungan diri, Hudhur atba. menyerukan bahwa para Ahmadi harus membangkitkan rasa takut atau cinta kepada Allah swt. dalam hati. Kita harus mengembangkan kesadaran bahwa Allah swt. akan dapat menyelamatkan kita dari dosa dan akan dapat mengampuninya dan memberikan kemampuan berbuat kebajikan. Allah swt. akan memberikan ganjaran baiknya. Karena itu, kita harus senantiasa memohon pertolongan-Nya.

Pada Surah ke-39 Az-Zumâr ayat 7, Hudhur atba. mengingatkan kita bahwa kita harus senantiasa rujuk atau kembali kepada Allah swt.. Karena, tak ada jalan lain selain Allah sebagai Tuhan yang memiliki kekuasaan atas segala kerajaan atau tatanan dunia mana pun untuk berpaling.

Kita harus mengerti tujuan hidup. Jangan sampai mengingkari perintah-perintah-Nya. Setiap orang berakal harus sadar dan tahu, tiada jalan lain kecuali rujuk kepada Allah swt. sebagai pelindung dan penolong. Hal senada dikemukakan dalam Surah ke-2 Al-Baqarah ayat 108 bahwa hanya Allah swt. yang patut disembah dalam beribadah dan mentaati perintah-Nya.

Hanya Allah swt.-lah Sang sahabat atau penolong. Jika begitu, tak ada lagi yang dapat kita lakukan. Buat apa mencari yang lain? Pada dunia fana ini, untuk apalagi mengikuti nafsu atau dorongan-dorongan rendah yang berisi ratapan syaithan dalam menentang Allah swt. sebagai Zat Pemilik dan Penguasa langit dan bumi.

Kesadaran dan pemahaman terhadap wujud Allah swt. dalam Mâliki Yaumi'd-Dîn ini, tidak dimiliki orang-orang yang senantiasa membuat kekacauan dan kerusuhan di muka bumi. Jika dunia mengerti akan kenyataan ini, semua kejahatan dan kekacauan serta permasalahan yang ada akan berakhir.

Bila manusia menyadari dan menerima kedaulatan hakiki Allah swt., hal tersebut akan menciptakan kesadaran dan kecintaan dalam diri tentang wujud kemanunggalan dan keesaan-Nya yang harus kita ibadahi serta kita taati perintah-Nya. Bertitik tolak dari sini, lahirlah ganjaran-Nya. Karena itu, kita harus menaruh perhatian untuk melakukan perbuatan amal saleh.

Hal serupa disampaikan Hadhrat Masih Mau’ud a.s.. Ditambahkannya, bahwa tiada wujud lain di dunia ini yang dapat begitu saja kita abaikan. Sebagaimana diriwayatkan dalam sebuah hadis bahwa jika seseorang itu bekerja beribadah dan mengikuti semua perintah-Nya serta tidak mempersekutukan-Nya, maka Allah swt. itu akan rida dan menjanjikannya sebuah surga. Hadhrat Masih Mau’ud a.s. bersabda, bukan di dunia ini saja Allah swt. memberikan ganjaran, Dia memberkati orang-orang yang beramal saleh dan menghukum orang-orang yang berbuat zalim.

Selanjutnya, Hudhur atba. menceritakan sebuah Kisah Israili dari sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Sahabat Hadhrat Rasulullah saw. bernama Hadhrat Abu Hurairah r.a.. Pada kisah ini, Hadhrat Rasulullah saw. memberikan kita hikmah bagaimana kita memanifestasikan sifat Allah swt. yang terdapat dalam Mâliki Yaumi'd-Dîn.

Melalui berkah-berkah maupun segala kemurahan yang telah Allah swt. berikan, seorang mukmin harus senantiasa berpikir Dia-lah Sang Pemilik hakiki. Tugas dan kewajiban kita adalah harus menginfakkan atau menyalurkan di jalan-Nya. Jangan sampai hal-hal tersebut mencampuri serta menghalangi kecintaan kita kepada Allah swt..

Sebagaimana Pemilik dan Penguasa sejati adalah Allah swt., maka orang-orang duniawi harus merasa takut bahwa segala hal yang dulu pernah diberikan-Nya, suatu saat dapat diambilnya kembali. Kalau kita lihat, seseorang yang tidak percaya kepada-Nya tidaklah merasa takut. Mereka orang-orang kikir. Atas hal tersebut, balasan Allah swt. akan berlaku.

Dalam Surah ke-36 Yâ Sîn ayat 72, Hudhur atba. menjelaskan bahwa berkah-berkah yang telah Allah swt. berikan kepada kita, harus membuat kita menjadi hamba Tuhan yang bersyukur. Kita harus selalu berpikiran bahwa Pemilik sebenarnya adalah Allah swt. sehingga kita menjadi pemilik atas harta dan barang-barang yang sifatnya sementara. Pemilik segala kedaulatan dan hak sejati hanya ada pada-Nya.

Jika sudah demikian, maka Allah swt. akan menganugerahkan berkah-berkah-Nya kepada kita terus-menerus. Inilah yang akan memperkuat keimanan kita dan akan membuat kita lebih beribadah lagi kepada-Nya. Jika tidak demikian, maka Allah swt. dapat membuat kehidupan kita hina dan menderita di dunia ini. Tidak ada kemuliaan dan berkah-berkah yang bisa kita raih lagi.

Untuk itu, sambung Hudhur atba., Surah ke-2 Âli ‘Imrân ayat 27, Allah swt. telah mengajarkan sebuah doa sehingga kita senantiasa menjadi pewaris atas segala berkah-Nya. Doanya adalah sebagai berikut:

ٱللّٰهمّ مٰلك ٱلملك تؤتى ٱلملك من تشآء و تنزع ٱلملك ممّن تشآء ، و تعزّ من تشآء و تذلّ من تشآء ، بيدك ٱلخير ، إنّك علٰى كلّ شيء قدير -

(Allâhumma mâlika'l-mulka tu'ti'l-mulka maŋ-tasyâ'u wa taŋ-zi’u'l-mulka mimmaŋ-tasyâ'u wa tu’izzu maŋ-tasyâ'u wa tudzillu maŋ-tasyâ'u biyadika'l-khair[u], innaka ‘alâ kulli syai'iŋ-qadîr[un]).

Artinya: Ya Allah, Pemilik kerajaan. Engkau memberikan dan mencabut kerajaan kepada siapa yang Engkau hendaki. Engkau memuliakan dan merendahkan siapa yang Engkau hendaki. Di tangan Engkau-lah segala kebaikan. Sesungguhnya, Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.

Hikmah doa ini adalah, jika kita menjadi penolong bagi orang-orang miskin, maka Allah swt. akan meninggikan kedudukan yang mulia. Di samping itu, Allah swt. dapat menghinakan para penguasa dan pemerintah yang sedang kuat dan berkuasa. Allah swt. dapat menurunkan kemurahan-kemurahan-Nya kepada seseorang maupun suatu bangsa, jika beramal sesuai perintah-perintah-Nya.

Hudhur atba. bersabda bahwa hal tersebut sudah takdir. Sehingga, umat Islam dapat mengerti agar tidak tertindas di tangan-tangan pihak tertentu yang Allah swt. tetapkan sebagai orang yang sesat dan dimurkai. Sebagai gantinya, para penindas akan menderita. Apalagi, jika mereka tidak mau menerima Imam Zaman.

Sehubungan dengan itu, bila umat Islam tidak berjamaah dalam ‘satu tangan’, mereka akan mengalami penderitaan. Namun, jika mereka berkumpul pada satu tangan, yaitu pada Imam Zaman, maka dengan cepatnya hinaan dan kesengsaraan mereka akan segera sirna dari kaum yang Allah swt. tetapkan sebagai orang-orang sesat dan pantas dihukum. Kita harus memperhatikan hal ini. Kita harus berusaha agar mereka mengerti.

Hadhrat Masih Mau’ud a.s. bersabda bahwa ganjaran Allah swt. dan dengan membiarkan orang-orang itu berada di dalam kesesatannya, semua itu akan terwujud pada Hari Pembalasan. Pada hari itu, Allah swt. akan mewujudkan keridaan juga ketidaksenangan-Nya, cara yang tidak pernah dilakukan sebelumnya.

Dilukiskan pula, orang-orang yang buta rohani di dunia ini, akan buta pada kehidupan akhirat nanti. Jika orang-orang buta itu tidak mengikuti nur Utusan Allah swt. dan terus-menerus mengabdikan diri para Tuhan palsunya, sudah dipastikan akan melihat Api Neraka.

Melalui sifat Mâliki Yaumi'd-Dîn, Allah swt. dapat menyatakan seseorang sebagai orang yang sesat. Allah swt. dapat membimbing siapa pun yang Dia kehendaki. Jadi, kita harus berdoa, semoga kita termasuk di antara orang-orang yang mendapatkan petunjuk. Kita harus berdoa untuk diri sendiri, semoga kita mendapat ilmu dan pengertian hakiki tentang sifat-sifat Tuhan, serta mewujudkannya. Sehingga, kita pantas untuk mendapatkan berkah-berkah Allah swt. dalam dunia ini dan di akhirat nanti. Kita harus senantiasa memohon perlindungan dari-Nya, agar senantiasa membimbing kita pada jalan-Nya.

Hudhur bersabda bahwa kita berdoa khususnya untuk umat Islam demi melihat situasi dunia akhir-akhir ini, agar mereka mengerti tujuan Allah swt. membangkitkan Sang Imam Zaman Hadhrat Masih Mau’ud a.s..

Situasi kini demikian buruk, dan dengan Kemalikiyatan-Nya, maka Allah swt. senantiasa mengirimkan Nabi dan atau Mujaddid. Dengan menolongnya, umat Islam harus mempercayainya dan berusaha agar Islam menjadi unggul. Mereka harus mengikuti perintah dan mengerti yang Islam harapkan.

Secara umum, kita harus berdoa juga untuk dunia secara keseluruhan. Semoga, iradah Allah swt. menyebabkan mereka kenal terhadap Sang Pencipta. Sehingga, melalui Mâliki Yaumi'd-Dîn, dunia dapat terhidar dari hukuman-Nya.

Berita Duka

Di penghujung khotbah, Hudhur atba. menyampaikan berita duka tentang wafatnya seorang wanita Ahmadi yang merupakan janda Almarhum Dr. Abdus Salam, Ahmadi peraih Nobel Fisika. Namanya wanita itu hari ini, Hadhrat (Almarhumah) Amatul Hafeez Salam Sahibah r.h..

Hadhrat Almarhumah Amatul Hafeez Salam Sahibah wafat di Amerika Serikat (AS) pada hari Selasa (13/3) lalu. Dijadwalkan, jasad Almarhum dibawa ke Pakistan dan sempat transit di Inggris. Almarhumah masih saudara sepupu Hadhrat Almarhum Dr. Abdus Salam Sahib dan menikah dengan beliau di pernikahannya yang kedua. Pada pernikahan pertama, Almarhumah dipersunting oleh Chaudhry Ghulam Zain Sahib.

Hudhur atba. meriwayatkan tentang asal-usul nama Amatul Hafeez Salam yang diperoleh dari sebuah sebuah mimpi. Dalam mimpi itu, diceritakan tentang kedatangan sebuah transportasi dari Nawab Mubarikah dan ada seorang anak perempuan yang datang seraya mengucapkan “Assalâmu’alaikum.”

Hadhrat Amatul Hafeez Salam tinggal pada sebuah bukit di Distrik Jhang. Beliau memperoleh pendidikan di sana. Hadhrat Muslih Mau’ud—Khalifatul Masih II r.a. hadir dalam akad nikah beliau dengan Hadhrat Abdus Salam r.h.. Ketika Hadhrat Abdus Salam r.h. datang ke Jhang, beliau tinggal bersamanya di situ.

Dengan karunia Allah swt., Almarhumah pernah berkhidmat sebagai Sadr Lajnah Imaillah di Jemaat Ahmadiyah Inggris selama 28 tahun. Almarhum senantiasa mengajarkan orang-orang dengan lemah lembut. Almarhumah memiliki perangai yang ramah dan aktif dalam pengorbanan harta yang sangat besar.

Dalam pengabdiannya terhadap Hadhrat Khalifah, Almarhumah sangat rendah hati, dan figure seorang ibu yang sangat sederhana, penyabar, dan tabah. Almarhumah biasa khusyuk dalam setiap salat dan doa.

Selama beberapa tahun belakangan, Hudhur atba. memiliki kesan mendalam tentang kemakbulan doa Almarhumah. Hudhur atba. senantiasa meminta Almarhumah untuk untuk mendoakan beliau.

Semoga Allah swt. menutupi dan menyelimuti Almarhumah dengan kasih sayang-Nya dan meninggikan derajat kerohaniannya dan menempatkan Almarhumah di sisi-Nya. Almarhumah meninggalkan seorang anak lelaki dan beberapa anak wanita. Semoga, Allah swt. mendidik dan membimbingnya dengan sebaik-baiknya. Semoga Allah swt. menolong mereka dalam mengikuti jejak ibunda mereka. Amin. [b] (MTA/Alislam.org/QMR/SAL/PSI/ASH/LB)

-------oooOooo-------