[masih] teringat padamu


hembusan angin yang dingin, hampir enggan aku beranjak dari kursi ini; dan kau terus membayang di benakku, wajah pualam bersemu merah delima

riak-riak air mengalir di parit terus laju
lilitan sulur dan dedaunan markisa yang yang menjuntai
anak-anak kampus duduk selonnjor sambil menyeruput kopi

kau ada di antara mereka
senyum simpulmu merekah

*diposting via Blogger.com