1 Allāh 3 pribadi

Gambar diambil dari KanisiusMedia.com.

Satu Allah Tiga Pribadi
Senin, 1 Oktober 2012 15:22 WIB

http://www.hidupkatolik.com/2012/10/12/satu-allah-tiga-pribadi

Judul Buku: Teologi Trinitas Dalam Konteks Mistagogi
Penulis: Nico Syukur Dister OFM
Penerbit: Kanisius Yogyakarta, 2012
Tebal: 344 halaman


SELAIN misteri penjelmaan Sabda menjadi manusia, misteri Allah Tritunggal juga termasuk ciri khas agama Kristen. Menurut iman Kristen, apa pun denominasinya, Allah serentak di atas kita, bersama kita, dan di dalam kita. Kehadiran-Nya yang rangkap tiga tersebut telah diwahyukan-Nya dalam sejarah keselamatan dan tercantum dalam Kitab Suci.

“Satu Allah Tiga Pribadi”, demikianlah rumus tradisional yang terkenal untuk merumuskan iman akan Tritunggal. Umat Kristen meyakini bahwa sebagaimana Allah menyatakan diri dalam sejarah keselamatan (Trinitas “ekonomis”), begitulah Ia dalam diri-Nya sendiri atau pada hakikat-Nya (Trinitas “imanen”).

Iman akan Allah Tritunggal acapkali memunculkan persoalan, baik bagi umat Kristiani maupun umat agama lain. Salah satu persoalan dan sorotan yang muncul tampak dalam pertanyaan: “Apakah orang Kristen menyembah tiga Allah?”

Tak sedikit umat Kristen yang siap menjawab pertanyaan itu dan dapat memberi penjelasan tentang Misteri Tritunggal. Pada akhirnya, jawaban akan pertanyaan mengenai Allah Tritunggal akan tetap mengambang dan tidak memberi kepuasan bagi penanya.

Melalui buku “Teologi Trinitas Dalam Konteks Mistagogi”, penulis mencoba merenungkan rahasia Tritunggal Mahakudus secara teologi, baik teologi mistik maupun teologi sistematika. Secara garis besar, penjelasan mengenai Tritunggal Mahakudus dibagi dalam dua bagian besar.

Pada bagian pertama, penulis menjelaskan misteri Allah Tritunggal dari sudut pandang Teologi Spiritual. Dalam sudut pandang ini, penulis mengajak pembaca melihat kembali pengalaman imannya akan Allah Tritunggal. Sebagai panduan pengantar masuk dalam pengalaman iman Trinitas, penulis memakai karya dua mistagogi klasik dan modern, yakni Bonaventura dan Jean-Jacques Suurmond. Karya kedua tokoh ini dipilih karena keduanya menulis semacam travelguide untuk memahami Trinitas. Di samping itu, latar belakang kedua tokoh ini juga dapat mewakili bagaimana pandangan klasik dan modern mengenai Allah Tritunggal.

Pada bagian kedua, penulis memberi penjelasan mengenai Allah Tritunggal dalam sudut pandang Teologi Sistematik. Pada bagian ini, penulis membahas ketiga pribadi Allah satu per satu dari berbagai segi dan memberi gambaran bagaimana memahami kesatuan dari ketiga pribadi itu. Dalam bagian ini, penulis memberi refleksi teologis atas dua ikon Trinitas terkenal yang dapat membantu mendalami misteri Allah Tritunggal.

Sebagai sebuah pengantar ke dalam misteri Allah Tritunggal, buku ini disampaikan dengan bahasa yang cukup sederhana. Istilah teologis dijelaskan sedemikian rupa sehingga umat yang tidak belajar teologi juga bisa memahaminya. Dan, bagi mahasiswa teologi, buku ini cocok dipergunakan sebagai salah satu acuan dalam mendalami mata kuliah Trinitas.

St. Sigit Pranoto SCJ
*diposting via Blogger.com