Khoṭbah (20/4): Tanda-tanda orang yang beriman. #FridaySermon 20180420

alislam.org

Disiarkan langsung oleh Muslim TV Ahmadiyya, khoṭbah jumat Imam Jamaah Muslim Aḥmadiyyah Sayyidinā Amīru'l-Mu’minīn Hadhrat Khalīfatu'l-Masīḥ V Mirza Masroor Ahmad (Ḥuḍūr)–atba. minggu lalu (20/4) di Masjid Basharat Pedroabad, Spanyol, mengetengahkan tema tanda-tanda orang yang beriman. Terjemah ini adalah inisiatif Maulwi Saifullah Mubarak Ahmad sendiri dan hanya bersifat sementara, sedangkan untuk rujukan resmi akan ada terjemahan dari Ahmadiyah.id.

Pada awal khoṭbah, usai mengucap dua kalimah syahādat dan ta‘awudz, Ḥuḍūr atba. menilawatkan QS Al-Fātiḥah dan QS 41–Ḥā-Mīm As-Sajdah ayat 34. Pada QS 41:34 inilah dikemukakan mengenai tanda-tanda orang yang beriman.

Antara lain Ḥuḍūr atba. bersabda bahwa guna memanggil orang-orang kearah Allāh Ta‘ālā, harus ada berkat dan karunia dari-Nya. Jika tidak, maka pekerjaan da‘i ila'l-Lāh (menyeru manusia kepada Allāh Ta‘ālā) tidak ada gunanya. Berpikiran bahwa saya punya ilmu maka saya akan bertabligh dan saya tidak perlu sistem/institusi (Niẓām), hal semacam ini tidak disukai Allāh Ta‘ālā. Tabligh memang bagus, tapi tanpa Niẓām dan Ketaatan, itu semua sia-sia. Seorang mu’min harus taat. Standar taat baru bisa tercapai, tabligh kita baru bisa berguna, dan amal kita baru bisa menjadi amal ṣaleh, jika kita menaati Ḥaḍrat Masīḥ Mau‘ūd a.s. beserta para khalifahnya.

Pekerjaan yang Allāh Ta‘ālā berikan kepada Ḥaḍrat Masīḥ Mau‘ūd a.s. itu pasti sempurna. Allāh Ta‘ālā selalu menyempurnakan missi nabi-nabi-Nya—“Kataba'l-Lāhu la’aghlibanna ana wa rusulī.” Artinya, “Allāh telah tetapkan bahwa Aku dan rasul-Ku pasti menang.”

Ḥaḍrat–aqdas Masīḥ Mau‘ūd a.s. bersabda, dari semenjak manusia diciptakan, merupakan sunnah Allāh Ta‘ālā bahwa Dia selalu memenangkan rasul-Nya. Sayalah rasul-Nya namun tidak membawa Syariat. Saya menjadi nabi karena berkat Rasulu'l-Lāh . Kemenangan sudah ditakdirkan semenjak zaman Rasulullah saw.. Jamaah ini adalah tanaman yang benihnya Allāh Ta‘ālā sendiri yang tanam. Sekarang tanaman ini sudah menyebar keseluruh pelosok dunia. Pesan Islam yang indah disampaikan melalui Jamaah ini.

Ada ilham “Yanṣuruka'l-Lāhu min ‘indih” adalah Allāh Ta‘ālā sendiri yang akan menolongmu. Dan ada ilham Ḥaḍrat Masīḥ Mau‘ūd a.s. bahwa beliau a.s. akan memperoleh kehormatan diseluruh dunia. Kemudian ada ilham: “Aku akan menyampaikan tabligh engkau keseluruh pelosok dunia.”

Sekarang ilham-ilham ini sedang sempurna melalui Muslim TV Ahmadiyya (MTA). Pesan ini, yakni khoṭbah-khoṭbah Ḥuḍūr atba. sedang tersebar melalui MTA. Dengan khoṭbah-khoṭbah tersebut dan juga acara-acara di MTA, orang-orang yang bertabiat baik menerima kebenaran Jamaah ini. Baiat adalah pekerjaan Allāh Ta‘ālā. Baiat bukanlah karena kelebihan dan kemahiran kita. Namun sebaik-baiknya seorang mu’min adalah yang bertabligh. Setiap Ahmadi harus ambil bagian dalam tabligh ini. Jadi para Ahmadi, yang di Spanyol ini misalnya, sekurang-kurangnya meluangkan waktu dua-tiga hari seminggu untuk bertabligh.

Ahmadi di Spanyol mengadu kepada saya bahwa sekarang mereka belum melaksanakan tabligh disini yang seharusnya dilakukan. Paling-paling mubaligh yang bertabligh. Ada tuduhan bahwa 700 tahun lalu disini Kristen dijadikan Islam melalui pedang, tapi sekarang kita membuktikan bahwa kita menyampaikan Islam dengan kasih sayang dan cinta kasih. Ketika Peace Symposium di London ada juga dari TV Channel Spanyol yang datang. Saya diinterview juga. Sekarang keadaan di Spanyol tidak seperti 45  tahun yang lalu. Sekarang keadaan sudah berubah. Jadi jika masih beralasan tidak mau bertabligh maka sama sekali tidak bisa diterima. Ada juga Ahmadi dari Spanyol yang tinggal di London, dia selalu mencari cara untuk bagaimana bisa terus bertabligh. Seharusnya Ahmadi di Spanyol juga harus meniru hal ini. Kita harus memahami bahwa kita adalah Ahmadi dan kita mempunyai tanggung jawab ini. Jadi harus senantiasa berusaha untuk menyempurnakan itu dengan penuh kerja keras. Jangan juga sampai bahwa bahasa dijadikan alasan untuk tidak tabligh. Mubaligh yang muda-muda datang kesini, mereka juga bermasalah dengan bahasa. Tapi tetap saja mereka tabligh, bagaimanapun caranya. Apabila ada masalah anggaran maka ini adalah tanggung jawab Amir Nasional. Amir tulis semua itu kepada saya. Allāh Ta‘ālā sangat menginginkan Islam menjulang tinggi dan para penentang menjadi lenyap. Sehingga Islam terus mencapai kemajuan.

Ḥaḍrat Masīḥ Mau‘ūd a.s. bersabda, Allāh Ta‘ālā mendirikan Jamaah ini semata-mata karena karunia-Nya dan demi kemenangan Rasulu'l-Lāh . Saya sangat sedih dengan keadaan umat Islam. Mereka sama sekali tidak merasakan sakit dengan adanya penghinaan terhadap Islam. Sedemikian rupa banyaknya tanda-tanda kebenaran Jamaah ini sehinga tidak ada alasan orang untuk tidak beriman. Orang-orang yang sibuk mengkhidmati agama dengan tulus maka dia akan dikasihani sampai pekerjaannya sempurna. Jika ingin berumur panjang maka berkhidmatlah dengan penuh tulus ikhlas. Harta duniawi ini tidak ada artinya dibandingkan dengan tabligh. Silahkan saja Anda mencari harta duniawi, tapi sisihkanlah juga waktu untuk bertabligh. Orang-orang yang bertabligh akan mendapat kehormatan duniawi juga umur yang beberkat dan pahala ukhrawi juga didapat. Jangan pernah mencoba menipu Allāh Ta‘ālā.

Sekarang ini adalah Akhir Zaman, zaman dimana nubuwatan semua Nabi menjadi sempurna dan sekarang adalah kesempatan terakhir untuk berkhidmat. Hanya baiat saja tidak ada gunanya. Meskipun orang-orang bersyahadat, ṣalāt, dan puasa juga, tapi kerohaniannya sudah lenyap. Mereka berusaha untuk beramal ṣaleh tapi sesungguhnya mereka tidak beramal sebagaimana mestinya. Ibadah dan amal ṣaleh harus ada ruhnya. Keṣalehan harus benar-benar bersih dari segala kekotoran. Selama tidak ada kesetiaan dan kejujuran maka semua itu tidak ada gunanya. Amal yang dipenuhi riyā tidak ada gunanya. Amal yang tidak ada rasa takut kepada Allāh Ta‘ālā tidak ada gunanya. Tablighnya da‘i ila'l-Lāh yang seperti ini pun tidak ada manfaatnya. Orang-orang yang melakukan keburukan sebenarnya dia tidak beriman. Oleh karenanya, di ḥadīts disebutkan bahwa orang yang mencuri dan berzina bukanlah termasuk orang yang beriman.

Amalan baru disebut sebagai amal ṣaleh jika ada ketaatan yang sempurna. Orang-orang yang tanpa sebab berprasangka buruk maka dia akan tersingkir dengan sendirinya dari Jamaah dan akan jauh dengan sendirinya dari Allāh Ta‘ālā. Semoga kita menjadi orang-orang yang senantiasa menyempurnakan ḥuqūqu'l-Lāh dan ḥuqūqul-‘ibād. Semoga Allāh Ta‘ālā memberi kita taufīq untuk itu. Āmīn.


Rujukan resmi sila tengok di alislam.org.

*diposting via blogger.com☺ Oia, ini video terjemahan Bahasa Indonesia dari khoṭbah jumat minggu lalu. Selamat menikmati ya!