Khoṭbah (13/4): Ketaqwaan dan hubungan kedekatan kita kepada Allāh

KHOṬBAH jumat Imam Jamaah Muslim Aḥmadiyyah Sayyidinā Amīrul Mu’minīn Ḥaḍrat Khalīfatu'l-Masīḥ V Mirza Masroor Ahmad (Ḥuḍūr)–atba. pada Jumat (13/4) lalu, mengambil tema ketaqwaan dan hubungan kedekatan kita kepada Allāh. Khoṭbah ini berlangsung di Masjid Basharat Pedroabad, Spanyol. Ia disiarkan live oleh MTA.

Postingan khoṭbah jumat ini saya kutip dari terjemahan bebas Maulwi Saifullah Mubarak Ahmad yang kini sedang bermukim dan studi di Jamiah Aḥmadiyyah Qadian, Gudaspur, Punjab, India. Terjemahan yang merupakan inisiatifnya sendiri, bersifat sementara, dan telah mengalami penyuntingan ulang oleh saya. Adapun untuk rujukan resmi setelah ada terbit dari alislam.org maupun dari ahmadiyah.id. So, enjoy ya! J

Khoṭbah jumat Imam Jamaah Muslim Aḥmadiyyah. (alislam)
Setelah mengucap dua kalimah syahādat, ta‘āwudz, dan QS Al-Fātiḥah, Ḥuḍūr atba. antara lain bersabda:

Pada zaman ini, di dunia sedang marajalela fitnah dan kehancuran. Ada yang diatasnamakan agama dan ada yang dikarenakan antar pemerintahan. Ada kekacauan di antara keluarga. Bahkan ada yang menyebabkan kekacauan karena ingin mengklaim haknya. Pendeknya, saat ini seluruh dunia sedang terjebak dalam kehancuran.

Manusia menganggap dirinya maju, padahal mereka sedang berada dalam kejahilan. Mereka meninggalkan Allāh. Dalam agama mereka telah muncul suatu kehancuran. Namun agama Muḥammad saw., Islam, adalah agama yang hidup. Agama Islam memiliki kitab yang menjadi solusi bagi setiap zaman. Kemudian sesuai dengan janji-Nya, Allāh Ta‘ālā mengirim Almasīḥ-Nya ke dunia ini yang akan menyelesaikan segala pertentangan dan kekacauan. Namun sayang, orang-orang justru mengingkarinya. Para mullāh tidak mau mendengarnya dan umat Islam tidak mau mendengarnya. Ini sebabnya di dunia Islam ‘lah yang paling banyak terdapat kekacauan. Mereka saling bunuh satu sama lain walaupun masih sama dalam satu negara sehingga negara lain memanfaatkan konflik tersebut demi keuntungan mereka. Oleh karenanya, kita perlu banyak berdoa. Kita harus menunjukkan akhlak dan amal kita sesuai apa yang diinginkan sang pendiri Jamaah Muslim Aḥmadiyyah Ḥaḍrat Masīḥ Mau‘ūd-dan-Imām Mahdī a.s.. Jika tidak, maka sangat mungkin kita akan termasuk dalam golongan orang-orang yang menyebabkan kekacauan. Karenanya, beliau a.s. senantiasa mengingatkan jemaatnya.

Saya akan sampaikan beberapa sabda beliau a.s., meski sudah beberapa kali disampaikan, jangan pernah beranggapan bahwa kami telah pernah mendengarnya.

Ḥaḍrat-aqdas Masīḥ Mau‘ūd a.s. bersabda, untuk Jemaat kita, adalah suatu kelaziman bahwa dalam dunia yang gelap ini, mereka harus meningkatkan ketaqwaan. Dunia sedang berada dalam kejahilan. Hanya karena kerugian duniawi sedikit saja, mereka sudah mau mengorbankan kepentingan agama. Karena hal-hal kecil saja, mereka mau membawa persoalan tersebut ke pengadilan.

Pada zaman ini, carilah kemanapun, maka Anda  akan menemui bahwa taqwa sudah terbang jauh. “Innā naḥnu nazzalnā dzikra wa innā lahu laḥāfiẓūn”—artinya, Allāh Ta‘ālā-lah yang akan menjaga Al-Qur’ān ini. Untuk itulah, Allāh Ta‘ālā mengirim saya, supaya di dunia ini lahir orang-orang yang mendahulukan kepentingan agama. Sehingga, Allāh Ta‘ālā menciptakan kaum yang hidup. Karena itu, Ahmadi harus termasuk dalam kaum yang hidup. Jika demikian maka bai‘at membawa banyak faedah baginya.

Islam adalah mengamalkan seluruh perintah Allāh Ta‘ālā dan berusaha untuk terus mematuhi-Nya. Mereka beramal bukan karena beban, namun haruslah beribadah dengan penuh keikhlasan. Sehingga tercipta kelezatan. Muslim yang hakiki (ḥaq) adalah apabila sekalipun tiada surga dan neraka, dia tetap beribadah. Karena, ibadah mereka didasari oleh cinta yang ḥaq. Dia beribadah bukan untuk mendapatkan balasan. Dia beribadah dengan tulus, sehingga dia dapat melihat wajah Allāh Ta‘ālā.

Yakinilah bahwa andai saya diberitahu bahwa dengan mencintai Allāh Ta‘ālā akan mengakibatkan penderitaan-penderitaan sehingga saya harus menanggung kematian demi kematian maka saya bersumpah, saya akan tetap ibadah kepada Allāh Ta‘ālā. Janganlah beribadah karena adanya ganjaran dan hukuman. Tiada yang bisa masuk surga kecuali dengan karunia Allāh Ta‘ālā.

Ini bukanlah hal yang mudah, harus ada perjuangan. Orang yang tidak taat secara sempurna maka dia telah mempermalukan Jemaat ini. Surga dan neraka mempunyai banyak pintu. Hanya dengan menuliskan nama, Anda tidak terhitung sebagai Ahmadi. Anda harus membuktikan dengan amal-amal Anda. Untuk memperoleh karunia Allāh Ta‘ālā, harus ada iman yang sempurna yang diiringi dengan amal ṣaleh. Dan ini baru dapat dicapai apabila Anda mendahulukan agama di atas dunia. Apabila Anda ingin membuat riḍa Allah Ta'ala maka dahulukanlah agama. Jika tidak maka Anda akan binasa. Allāh Ta‘ālā tidak bisa dibohongi. Karena itu Anda harus menunjukkan iman yang sungguh-sungguh dan benar.

Ada dua jenis orang. Pertama, orang yang masuk Islam kemudian mereka hanya sibuk dalam bisnis dunia. Saya tidak mengatakan bahwa bisnis itu dilarang, tidak. Karena para sahabat juga berbisnis. Akan tetapi mereka selalu mendahulukan agama. Maksud saya adalah orang-orang yang menjadi hamba dunia maka syaiṭanlah yang mengendalikannya.

Jenis kedua adalah orang-orang yang terus sibuk memikirkan kemenangan Islam. “Hal ‘adullukum ‘alā tijāratin tunjīkum min ‘adzābin ‘alīm”—sehingga, setan tidak bisa mengendalikannya

Rajinlah selalu. Jika ada sesuatu yang tidak paham maka bertanyalah supaya tahu. Bertanya tidaklah haram. Orang yang ingin meningkatkan kemajuan ilmunya maka banyak-banyaklah mengkaji Al-Qur’ān. Jika ada yang tidak paham maka tanyalah. Al-Qur’ān adalah lautan ilmu.

Saya diutus karena medan taqwa sedang kosong. Untuk meraih itu bukan dengan pedang. Jika ingin menyebarkan agama maka tingkatkanlah ketaqwaan. Apabila Anda bertaqwa maka dunia akan beserta Anda. Orang-orang yang minum minuman keras dan agamanya tidak melarang mereka, sekali-kali yang demikian tidaklah bertaqwa.

Lihatlah agama-agama mereka kosong dari ketakwaan. Mereka menjadikan makhluk sebagai Tuhan. Namun Tuhan saat ini menginginkan supaya hanya Dialah yang disembah. Jika kalian ingin menyempurnakan hak Allah Ta'ala maka kalian harus mendahulukan agama. Kita harus melihat kedalam diri masing-masing. Apakah kita sudah mendahulukan agama. Atau jangan-jangan kita telah menjadi hamba dunia

Setelah masuk ke dalam Jamaah ini Anda harus meningkatkan pengetahuan atau ma‘rifat. Apabila seorang mu’min tidak melangkah ke arah kemajuan maka dia akan terjatuh. Anda bergabung ke dalam Jamaah ini setelah meninggalkan banyak hal-hal yang sia-sia (laghau). Selama Anda tidak meningkatkan ilmu dan ma‘rifat Anda tentang Jamaah ini maka bai‘at tiada faedahnya. Begitu juga para Ahmadi keturunan, jika tidak meningkatkan ilmu dan ma‘rifat maka tidak ada gunanya. Ada sebagian Ahmadi, baik itu berasal dari keturunan maupun mubayyi‘īn, karena tidak adanya ma‘rifat akan Jamaah ini, mereka goyah, sehingga banyak mengkritik Jemaat, lalu keluar. Syaiṭan menyesatkan mereka.

Sekarang ada MTA yang merupakan hadiah dari Allāh Ta‘ālā. Manfaatkanlah, ini adalah suatu sarana yang sangat bagus untuk meningkatkan ma‘rifat. Setiap orang berbeda-beda. Ada yang kuat dalam keimanan dan ada yang lemah. Karena itu, bagi yang kuat, adalah keharusan untuk mengajak yang lemah bersama-sama. “Ta‘awwanu ‘ala'l-birri wa't-taqwā”—tolong-menolonglah dalam kebaikan dan taqwa.” Berusahalah terus guna menyelamatkan saudara-saudara yang lemah. Jika ada yang lemah dalam segi harta maka berusahalah semampunya untuk membantu dengan memberitahu pada Jamaah. Lalu Jamaah, sesuai kemampuan, berusaha membantu mencarikan solusinya.

Ḥaḍrat Masīḥ Mau‘ūd a.s. bersabda, bukanlah suatu Jamaah jika ada yang memakan saudaranya yang lain. Yakni, janganlah hanya melihat keburukan orang lain, lihatlah kelebihannya. Janganlah melihat saudara-saudaramu yang miskin dengan pandangan yang sinis. Berusahalah untuk mengantarkannya pada kemajuan. Keadaan akhlak, barulah dapat maju apabila ada simpati, kasih saying, dan lemah lembut. Hanya karena kesalahan-kesalahan kecil maka janganlah mengumbarnya, tapi maafkanlah. Tunjukanlah kasih sayang satu sama lain. Orang yang kuat adalah orang yang mencintai yang lemah.

Zaman ini sangat aneh, suami istri saling merekam kekurangan satu sama lain. Jamaah barulah tercipta apabila satu sama lain saling menutupi kekurangan dan saling memaafkan. Ketika Allāh Ta‘ālā menjadikan Anda bersaudara, maka kenapa Anda masih saja mengumbar kekurangan saudara Anda. Allāh Ta‘ālā akan menciptakan persaudaraan dalam Jamaah ini seperti persaudaaran para ṣaḥabi Rasulu'l-Lāh . Saya menaruh harapan yang besar pada Allāh Ta‘ālā.

Saat ini, para Ahmadi di Pakistan, khususnya, dimana pemerintah sedang menentang mereka, maka mereka harus lebih menciptakan perubahan akhlak yang ḥaq.

Ḥaḍrat Masīḥ Mau‘ūd a.s. bersabda, mengnggap remeh orang-orang yang lemah adalah dosa besar. Kewajiban si miskin adalah menghormati saudaranya yang kaya. Begitu pula, kewajiban si kaya adalah membantu yang miskin dan jangan menganggap mereka rendah. Allāh Ta‘ālā telah menjadikan Anda saudara. Anda lahir dari satu ayah rohani. Hanya beriman saja tidak ada faedahnya. Faedah barulah ada ketika ada amal. Banyak juga para pencuri, pezina, pengacau, yang mengaku umat Rasulu'l-Lāh , namun apa manfaatnya. Saya telah menulis aqidah saya dalam buku Bahtera Nuh (Qasytī Nūḥ). Setiap dari Anda harus menjadikan buku ini bagian dari hidup Anda.

Di Jemaat-jemaat dan di MTA harus diadakan program untuk mengulang-ulang buku ini. Ingatlah, akhir yang baik hanyalah milik para muttaqi. Oleh karena itu, jadilah muttaqi. Semoga Allāh Ta‘ālā memberi taufiq kepada kita untuk menjadi Ahmadi yang ḥaq.

Banyak-banyaklah berdoa untuk Pakistan, khususnya Ahmadi Pakistan. Semoga Allāh Ta‘ālā melindungi para Ahmadi dari setiap keburukan. Secara umum, berdoalah untuk dunia. Amerika Serikat dan Rusia sedang mempersiapkan perang. Mereka ingin memamerkan diri mereka masing-masing. Pada dasarnya, mereka ingin menghancurkan negara Muslim. Semoga Allāh Ta‘ālā menberi akal kepada para ektrimis dan dunia. Semoga mereka menerima Imam Zaman, karena tanpa itu, tidak ada cara untuk selamat dari kehancuran yang maha dahsyat yang akan terjadi ini. Āmīn.

_
Subscribe: Podcast | Email. Short URL: http://khut.ba/13apr2018.

*diposting via blogger.com☺ Silah simak videonya (Bahasa Indonesia)!