tas perempuan milik isteri

BEBERAPA hari yang lalu, saya dan Reni mampir di supermarket hendak beli susu segar bermerek sambil jajan guna menunda lapar. Memasuki selasar pertokoan, sebuah lapak yang menjejerkan aneka tas perempuan membuat Reni terpukau lihat desain dan harganya yang murah.

Saya baru tahu kalau yang namanya belanja itu harus memperhatikan faktor 'butuh' dan 'ingin'. Namun, menurut para perempuan pada umumnya, ada satu faktor lagi: 'lucu'.

Padahal, enggak semua barang-barang yang sudah dibeli itu, mungkin, belum tentu akan langsung dipakai. Barang-barang belanjaan Reni ada yang kayak gini tapi ujung-ujungnya bakal kepaku juga sih. Kalau kepepet.

Ada juga seseorang yang kalaupun engga dipakai barang belanjaannya, paling seseorang itu ada merasa terlalu indah dan berharga, sayang kalau kotor. Ini mah enggak Reni banget.

Kebanyakan perempuan kalau berbelanja adalah di saat suasana hatinya sedang galau. Tapi kayaknya isteri saya enggak kayak gitu juga deh.

Ini yang parah: Pamer! Ada loh tipe perempuan yang suka pamer dalam hal berbelanja. Doyan banget beli barang-barang yang lagi hapening namun ujung-ujungnya kagak dipakai. Hanya untuk pamer kepada teman-temannya.

Saya pernah hitung, Reni punya lebih dari lima tas perempuan dengan ragam variasi, ada yang dibeli, ada yang karena dikasih.

Ada satu tas perempuan yang Reni amat sayangi tapi itu sedang berada di tangan mamahnya di Bekasi.

*diposting via blogger.com

tas wanita