Shaheen lahir...

Shaheen kkira-kira 15 menit
setelah dia lahir
RENY lahiran pada hari Sabtu tanggal 4 Juli 2015 pukul 13.30 WIB di tempat praktek bidan Ucu Sumarni, kampung Kebon Kopi. Bayi itu kami namakan Shaheen Mahmood Ahmad, panjang 47 centimeter, 2,9 kilogram.

Selain saya dan Reny, ada uwak Icha. Dia isteri dari uwak Epi (Taufiq), kakak dari Mama Sri, mertua saya. Mama Sri tidak bisa hadir saat kelahiran Shaheen karena kegiatan berjualannya sedang ramai-ramainya di Bekasi. Banyak uang yang bisa didapat. Pertimbangan ekonomi seperti itu, saya sangat memahaminya. No problem. It's OK.

Reni memerlukan waktu sekitar satu jam untuk mengeden perutnya agar Shaheen lahir. Posisi Reny dalam keadaan terbaring sambil memegang ujung pahanya. Saya turut membantu dengan memberi tekanan pada perutnya dengan sekuat-kuatnya tekanan dari kedua tangan saya.

Ada kira-kira setelah setengah jam, bidan Ucu memanggil tetangganya, tenaganya kuat dan terbiasa membantu bidan Ucu. Crot! Beberapa menit kemudian air ketuban berwarna hijau keluar dari vagina Reny. Belakangan saya baru tahu bahwa itu tidak bagus. Artinya, cairan ketuban yang berwarna hijau itu berarti sudah beracun. Darah semakin banyak keluar dari vagina Reny. Kepala bayi tak kunjung terlihat.

Reny terus mengejan. Dia tarik nafas, kemudian mengejan. "Jangan di leher ditahannya. Lehernya jangan tegang. Terus! Tarik nafas Tekan! Sambung!"

Bidan Ucu mengomandoi Reny. "Sambung lagi!"

Saya enggak mengerti apa itu "Sambung". Rupanya, begitu nafas untuk mengejan sudah habis, buru-buru tarik nafas lagi yang panjang lalu mengejan kembali, ngeden sekuat-kuatnya di perut, tanpa menegangkan leher, tanpa mengangkat bokong. Begitu terus.

Setengah jam tanpa terasa, kemudian kepala bayi Shaheen mulai terlihat dari vagina Reny. Saya hampir tidak percaya melihatnya. Sat mengeden, kepala Shaheen nongol sekitar 2 atau 3 centimeter. Selesai mengeden, kepalanya masuk lagi. Busyet! Ada mungkin tiga kali seperti itu. Ini gawat!

Saya berkali-kali kasih terus motivasi Reny, "Ayo terus, De! Kamu bisa! Kamu kuat! Kamu akan kuat! Aku ada di sisi kamu!" Ya begitu deh. Tapi kepala Shaheen tak kunjung nongol.

Di tengah-tengah usaha menekan perut Reny, saya merasa menekan sesuatu sehingga bibir vagina Reny seperti melebar. Eureka! Saya tekan lagi sekuat-kuatnya. Lalu keluarlah Shaheen. Shaheen berhasil keluar. Saat Shaheen keluar, tali plasenta masih ada melingkar di lehernya, hampir membelitnya. Buru-buru

Reny bilang, terbelitnya leher Shaheen oleh tali pusar itu adalah karena dia meniru kelakuan saya, ayahnya, yang selalu membalut leher dengan syal atau sarung atau handuk dengan tanpa mengucap "Amit-amit!" atau "Na`uudzubil-Laahi min dzaalik!". Apa iya ya? Mungkin saja benar. Tapi, masa' mesti begitu sih? He he he.

Begitu Shaheen brojol, lahir, saya menangis haru. Saya kemudian memeluk Reny yang masih terbaring. Uwak Icha juga terharu. Kami saja menangis, apalagi Reny. Buru-buru, tanpa pikir-pikir lagi, saya langsung mengadzani dan kasih qomat. Mestinya, kan, kata orang-orang, boleh diadzani dan diqomati setelah bayi bersih. Saya tidak tahu mesti seperti itu. Ketika Shaheen diadzani dan diqomati, dia masih terbaring di dekat kakinya Reny.

Usai diadzani dan diqomati, saat itu Shaheen langsung ditangani bidan Ucu, Uwak Icha, dan asistennya bidan Ucu itu. Tak beberapa lama kemudian, saya sudah boleh menggendong Shaheen yang masih menangis dan baru saja dibersihkan dari cairan. Kulitnya masih pucat. Matanya sudah bisa melek. Saya sambi bilang kepadanya. "Sayang, ini Papa! Assalaamu'alaiKum..!" Shaheen berhenti menangis.

Beberapa menit kemudian, Shaheen sudah mulai boleh disusui saat itu juga. ASI dari Reny sudah keluar. Kenyotannya kencang dan bikin Reny meringis.

Dipikir-pikir, proses bersalin itu, Reny sudah memmpertaruhkan nyawanya agar Shaheen lahir. Hari demi hari berlalu, bersama isteri di dalam mengurusi #Shaheen, bagi saya, mungkin itu adalah #LailatulQadar saya untuk #Ramadhān tahun ini. Mengharukan rasanya bila mengingat dan merenungkan hal tersebut. Semoga Allāh ridha. Āmīn.

*diposting via blogger.com