Kronologi Aksi Pemukulan Wartawan oleh Polisi Indonesia di Manokwari, Papua Barat

SAYA, Oktovianus Pogau, wartawan Suara Papua [Suarapapua(dot)com], akan menceritakan sedikit aksi pemukulan yang dialami oleh saya, yang dilakukan aparat kepolisian Indonesia dari resort Manokwari, di depan Kampus Universitas Negeri Papua (Unipa), Manokwari, Papua Barat, siang tadi, Selasa (23/10).

Sekitar pukul 10.00 saya tiba di tempat aksi, di depan Kampus Unipa. Saya melihat sekitar 300 orang aparat bersenjata lengkap telah menghalau atau menahan sekitar 300-an massa. Massa rencana lakukan longmarch ke Lapangan Borarsi, Manokwari. Saat itu ada 3 truk aparat telah menghalau jalan, plus 1 truk TNI dengan puluhan personil.

Sempat terjadi negosiasi antara Polisi dan massa aksi. Polisi minta agar massa berdemo dan menyampaikan pendapat di jalan raya, tepat di depan kampus. Namun, massa terus ngotot untuk ke Lapangan Borarsi. Sempat terjadi keributan. Massa menyerah dan tak lanjut ke lapangan borarsi. Beberapa orang berorarsi sambil tunggu massa aksi lain tiba.

Sekitar pukul 10.40, seorang anggota polisi mendekati massa dan memotret dari dekat. Karena tak terima, massa mendekat polisi dan minta dia tak ambil foto. Kemudian, beberapa massa secara spontan melempar batu ke arah aparat. Dari situlah terjadi brutalitas yang dilakukan aparat. Ratusan massa aksi dibubarkan. Aparat mengeluarkan rentetan tembakan di depan kampus. 11 orang ditahan, 2 orang kena tembak.

Saya, saat itu tak jauh dari lokasi kejadian, berusaha rekam gambar dan memotret. Seorang anggota polisi Indonesia berpakaian preman mendekati saya. Dengan nada kasar, dia minta saya tinggalkan tempat aksi. Saya memberitahu kalau saya wartawan, dan pegang kartu pers. Dia ngotot agar saya tunjukkan kartu pers. Saat saya sedang ambil dompet untuk tunjukkan kartu pers, tiba-tiba seorang polisi Indonesia berseragam lengkap datang, mencekik leher saya dan mengancam saya agar meninggalkan tempat aksi. Saya terus meronta dan bilang saya wartawan. Namun tiga polisi berseragam datang lagi, membentak saya dan bilang, “Mana kartu pers! Mana kartu!” Saya menunjukan kartu pers, tapi satu polisi Indonesia memukul tepat di muka saya. Bibir saya berdarah. Setelah beberapa teman wartawan menghalau mereka dan berkata kalau saya wartawan, mereka baru melepaskan saya.

Saat ini, kondisi leher saya agak sakit karena dicekik, bibir saya agak bengkak dan sempat darah.

Atas pemukulan ini, saya minta kawan wartawan untuk kecam tindakan brutal Polisi Indonesia di Manokawri, Papua Barat. Ini nomor Kapolres Manokwari, AKBP Agustinus Supriyanto: +62811791992.

Jika memerlukan informasi lanjut, sila kontak saya: di +6281240558375

Terimakasih,

Oktovianus Pogau

*diposting via Blogger.com