KETAKWAAN mengandung arti bahwa manusia harus selalu memperhatikan sejauh mungkin hal-hal yang paling kecil sekalipun

“KEINDAHAN rohani seseorang adalah menapak mengikuti jalan-jalan hikmah ketakwaan. Semuanya itu merupakan ciri-ciri menarik dari keindahan rohani.

“Guna menyempurnakan keindahan ruhani, jelas bahwa manusia harus  menjaga amanah Ilahi dan  memenuhi semua ketentuan agama, memanfaatkan semua fitrah dan anggota tubuhnya yang nyata seperti mata, telinga, tangan, kaki, dan lain-lainnya, serta juga fitrah yang bersifat tidak kasat mata seperti kemampuan berpikir dan lain-lainnya, secara patut; di samping itu, menahan diri dari laku yang tidak pantas atau pun ajakan halus kepada dosa serta memperhatikan hak sesama mahluk.

“Allāh swt. dalam al-Qur'ān menyatakan ketakwaan sebagai suatu bentuk pakaian dengan istilah libāsu't-taqwā (pakaian ketakwaan). Hal ini menjadi indikasi bahwa keindahan rohani dan jubah kerohanian diperoleh melalui laku takwa.

“Ketakwaan mengandung arti bahwa manusia harus selalu memperhatikan sejauh mungkin hal-hal yang paling kecil sekalipun dari amanah dan perjanjian Ilahi di samping amanah dan perjanjian dengan sesama mahluk. Dengan kata lain, manusia harus mencoba memenuhi sejauh kemampuan pribadinya, semua persyaratan secara mendetil.”

—Mirzā Ghulām Aḥmad; Barāhīn-i-Aḥmadiyyah Jilid V dalam Rūḥānī Khazā'in Jilid XXI, «1984: Additional Nāir Isyā’at London», halaman 209—210.