K.H. Hasyim Muzadi Berpidato; Isinya Menghebohkan, katanya...

From: Anto Simanjuntak; Date: 2012/6/5

Baru-baru ini beredar pidato menghebohkan dari mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Hasyim Muzadi melalui pesan berantai BlackBerry Messenger (BBM) dan media sosial.

Bagi umat Muslim yang komitmen dengan syariat Islam, pidato Hasyim Muzadi itu adalah pidato yang brilian dan patut mendapat acungan jempol. Namun, bagi kalangan liberal dan pihak-pihak yang "memusuhi" Islam, pidato itu dianggap "radikal."

Seperti apa pidato yang menghebohkan itu? Berikut isi pidato Hasyim Muzadi yang juga Presiden WCRP (World Conference on Religions for Peace) dan Sekjen ICIS (International Conference for Islamic Scholars) tentang tuduhan INTOLERANSI agama di Indonesia oleh Sidang PBB di Jeneva :

Silahkan baca komentar  atas tulisan di alamat website berikut: http://www.bersamadakwah.com/2012/06/inilah-isi-pidato-kh-hasyim-muzadi-yang.html?showComment=1338876495054&m=1#c7111051286207944504.

Di link ini, sudah banyak berseliweran komentar-komentar yang pro maupun kontra. Selamat menyimak.

SENIN, 04 JUNI 2012

Inilah Isi Pidato KH Hasyim Muzadi
yang Menghebohkan Itu




Baru-baru ini beredar pidato menghebohkan dari mantan Ketua Umum Pengurus Besar
Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Hasyim Muzadi melalui pesan berantai BlackBerry Messenger
(BBM) dan media sosial.

Bagi umat Muslim yang komitmen dengan syariat Islam, pidato Hasyim Muzadi itu adalah
pidato yang brilian dan patut mendapat acungan jempol. Namun, bagi kalangan liberal
dan pihak-pihak 
yang "memusuhi" Islam, pidato itu dianggap "radikal."


Seperti apa pidato yang menghebohkan itu? Berikut isi pidato Hasyim Muzadi yang juga
Presiden WCRP (World Conference on Religions for Peace) dan Sekjen ICIS (International
Conference for Islamic Scholars) tentang tuduhan INTOLERANSI agama di Indonesia oleh
Sidang PBB di Jeneva:

"Selaku Presiden WCRP dan Sekjen ICIS, saya sangat menyayangkan tuduhan INTOLERANSI
agama di Indonesia. Pembahasan di forum dunia itu, pasti karena laporan dari dalam negeri
Indonesia. 
Selama berkeliling dunia, saya belum menemukan negara muslim mana pun yang
setoleran 
Indonesia.

Kalau yang dipakai ukuran adalah masalah AHMADIYAH, memang karena Ahmadiyah
menyimpang dari pokok ajaran Islam, namun selalu menggunakan stempel Islam dan
berorientasi Politik Barat. 
Seandainya Ahmadiyah merupakan agama tersendiri, pasti tidak
dipersoalkan oleh umat Islam.

Kalau yang jadi ukuran adalah GKI YASMIN Bogor, saya berkali-kali ke sana, namun
tampaknya mereka tidak ingin selesai. Mereka lebih senang Yasmin menjadi masalah
nasional & dunia untuk kepentingan lain daripada masalahnya selesai.

Kalau ukurannya PENDIRIAN GEREJA, faktornya adalah lingkungan. Di Jawa pendirian
gereja sulit, tapi di Kupang (Batuplat) pendirian masjid juga sangat sulit. Belum lagi
pendirian masjid di Papua. 
ICIS selalu melakukan mediasi.

Kalau ukurannya LADY GAGA & IRSHAD MANJI, bangsa mana yang ingin tata nilainya
dirusak, kecuali mereka yang ingin menjual bangsanya sendiri untuk kebanggaan
Intelektualisme Kosong?

Kalau ukurannya HAM, lalu di Papua kenapa TNI / Polri / Imam Masjid berguguran tidak
ada yang bicara HAM? Indonesia lebih baik toleransinya dari Swiss yang sampai sekarang
tidak 
memperbolehkan Menara Masjid, lebih baik dari Perancis yang masih
mempersoalkan Jilbab, lebih 
baik dari Denmark, Swedia dan Norwegia, yang tidak
menghormati agama, karena di sana ada UU 
Perkawiman Sejenis. Agama mana yang
memperkenankan perkawinan sejenis?!

Akhirnya kembali kepada bangsa Indonesia, kaum muslimin sendiri yang harus sadar dan
tegas, membedakan mana HAM yang benar (humanisme) dan mana yang sekedar
Weternisme". [JJ/Trb/yi]