(SAMBIL menunggu
terjemahan lengkap khotbah jumat Ḥaḍrat Khalīfatu'l-Masīḥ V atba. dari PB JAI,
berikut adalah potongan dari summary khotbah jumat Ḥuḍūr atba. yang ada
di Alislam.org; http://www.alislam.org/friday-sermon/printer-friendly-summary-2012-04-27.html; 11:50, 4-Mei-2012)
KHOTBAH JUMAT Ḥuḍūr (Ḥaḍrat Khalīfatu'l-Masīḥ V) atba. minggu lalu
(27/4), mengetengahkan topik “hakikat mendirikan dan meramaikan masjid”. Ini
terkait saat Ḥuḍūr
atba. meresmikan mesjid kita yang baru, bernama Baitu'l-Amān di kota
Manchester, Inggris Raya. Ayat-ayat Alquran yang Ḥuḍūr atba. kutip dalam
khotbah minggu lalu itu adalah dari «QS [Al-Baqarah] 2:128—130; [Ar-Ra’d]
13:29; [Ar-Raḥmān] 55:47; dan [Al-An’ām] 6:163».
Di dalam QS
2:128—130, Ḥuḍūr atba. menerangkan tentang tingginya standar teladan sebuah
kerendahan hati, kelemahlembutan, pengorbanan, doa untuk keturunan seseorang
agar tetap mengikatkan diri kepada [tali] Allāh swt., dan doa untuk menjadi
khadim-Nya yang sejati.
Ayat pertamanya
menggambarkan pengorbanan besar Ḥaḍrat Ibrāhīm dan Ismā’īl a.s.. Setiap bilah batu yang mereka letakkan
menjadi saksi bagi Tuhan bahwa ayah dan anak itu serta generasi mereka kelak tetap
berada di sekitarnya. Keduanya
memiliki keyakinan bahwa suatu hari nanti bangunan tersebut akan menjadi pusat dan
bersatunya keimanan. Tetapi, mereka ‘tidak tahu’ (had no idea) kapan itu
akan terjadi. Pada saat tersebut, timbullah kesadaran mereka untuk membuat
pengorbanan besar.
Pengorbanan terbesar itu
terungkap dari kerendahan hati mereka. Yaitu, ketika mereka berdoa kepada Allāh
swt. dan mengakui bahwa itu semua karena anugerah-Nya. Ekspresi mereka tidak menunjukkan rasa
keakuan. Mereka tidak mengharap imbalan, cepat atau lambat. Namun, mereka berdoa kepada Allāh—Yang
Maha Tahu-dan-Maha Mendengar—agar menerima doa-doa mereka bahwa mereka telah
membuat pengorbanan dan berjanji untuk melakukannya di masa depan.
Mereka berserah diri kepada
Allāh bahwa Dia peduli dengan «apa-apa yang mereka pinta dan apa-apa yang
mereka amalkan» adalah untuk mencari-dan-meraih keridaan-Nya. Mereka berdoa demi tempat yang akan mereka
bangun menjadi rumah Allah (baitu'l-Lāh) dan untuk itu mereka akan
meramaikannya—semata-mata demi meraih kasih Allāh-swt..
Inilah hakikat
dibangunnya mesjid-mesjid oleh umat Islam. Dan memang itulah rohnya mengapa
harus didirikan. Kalau tidak, ya enggak lebih dari sebuah bangunan indah
belaka.
Ḥaḍrat
Nabi
Besar Muḥammad-Rasūlu'l-Lāh saw. bersabda, tidak musti harus ada dekorasi atau
hiasan di dalam mesjid-mesjid layaknya di kerajaan-kerajaan maupun para
hartawan menghiasi masjid-mesjidnya. Beberapa mesjid bahkan terhias dengan berlapis
emas. Tapi, keindahan mesjid
adalah bagaimana kita mengiisi dan meramaikannya dengan beribadah yang di
dalamnya murni demi mencari-dan-meraih keridaan Allāh swt..
Dalam kunjungan ke
sebuah negara di Timur-tengah, Ḥaḍrat Muṣlīḥ Mau’ūd r.a. pernah menceritakan
bahwa beliau pergi untuk melihat sebuah mesjid indah. Di sana, beliau mengamati
bahwa para jemaah melaksanakan salatnya berada pada sudut mesjid. Imam mesjid itu menerangkan bahwa hal
itu dikarenakan kedatangan orang-orang yang ke masjid itu bukalah untuk mendirikan
shalat. Di samping itu, sang imam malu untuk mengimami shalat dari mihrab. Sehingga,
mereka melaksanakan salatnya di pojokan masjid, tidak ada yang akan tahu bahwa
itu adalah shalat berjamaah yang diimami oleh sang imam mesjid.
Itulah mesjid yang sepanjang
waktunya dan saf-saf terdepannya, terisi penuh oleh orang-orang, tetapi
dipenuhi oleh orang-orang yang berhati kosong dan hati-hati yang dipenuhi
dengan keduniawian.
Kita harus memahami bahwa
ketika kita membangun masjid, itu harus didasari mencari keridaan Allāh swt..
Ketimbang membangga-banggakan diri, kita harus bersyukur kepada Allah atas
segala pengorbanan yang kita
dikerjakan tersebut.
dikerjakan tersebut.
Setiap pengorbanan, sekecil
apa pun yang kita jalani, ini merupakan sebagian kecil dari pengorbanan yang pernah
dibuat Haḍrat Ismā’īl a.s.. Pengorbanan
kita terbatas pada pengorbanan harta dan itu pun sebagian besar ada dalam batas
kemampuan kita. Tentu, di dunia fana
akhir-akhir ini, hal tersebut merupakan sarana yang agung di dalam
menginfakkan. Dan mendirikan mesjid adalah langkah terpuji. Dan bagi orang yang
melakukannya, memiliki ganjarannya sendiri dari Allāh swt..
Berkat kasih Allāh
swt., Jemaat kita sangat bersemangat untuk mendirikan mesjid di negeri Barat. Hal ini telah mengubah itikad beberapa
orang yang selama ini menempatkan diri mereka di dalam kesukaran kemudian
mereka malah mampu memberikan andil demi pembangunan mesjid. Namun, kita harus selalu waspada untuk
tidak menampilkan sedikitpun kebanggaan akan hal ini.
Biaya pembangunan
masjid Baitu'l-Amān
adalah 1,2 juta pounsterling Inggris. 75 persen adalah pelunasan dari
perjanjian dana masjid tersebut. Para
jemaah telah membuat pengorbanan besar untuk hal tersebut. Sumbangan-sumbangan pribadi ada yang mencapai
hingga 84 ribu poundsterling. Dan penerimaan dana 78 ribu pound telah dilakukan
semudah panitia menerima jumlah 15 ribu sampai 30 ribu pound.
Dana perjanjian untuk
sekitar sebelas orang saja, totalnya melebih dari 300 ribu pound. Ini merupakan pengorbanan yang sangat
besar pada hari dan di zaman ini. Tapi, itu semua harus memperlihatkan dan
mengedepankan segala kerendahan hati kita—semata-mata li'l-Lāhi ta’ālā—bahwa pengorbanan
kita ini tidaklah ada apa-apanya. Pengorbanan kita ini akan benar-benar
bermanfaat bila mesjid yang kita dirikan tersebut diramaikan dan kita hiasi
dengan segala ibadahnya.
Imej
ketandusan rohani dan kesepian ‘rumah Tuhan’ dari para jemaahnya di bumi Barat ini,
harus kita hijaukan kembali ini. Melalui visi-misi inilah kita mendirikan mesjid
di Eropa. Mesjid kita jangan
hanya diisi penuh dengan jemaah pada hari Jumatnya saja. Sebaliknya, kita harus
isi dengan doa “Wahai Tuhan kami, terimalah ini dari kami,
karena Engkau-lah Maha Mendengar, Maha Mengetahui” dan doa untuk kemajuan rohani.
Kita harus berdoa
agar masjid kita ini penuh dengan para jemaahnya. Kita harus berdoa, semoga di
sekitar masjid ini didiami oleh orang-orang yang selalu meningkatkan
kerohaniannya. Semoga Allah
menerima pengorbanan kita dan membawa kita pada ‘sarana rohani’ kedekatan-Nya dan
menjadikan kita sebagai pewaris surga-Nya. …[] (ALISLAM/RAHMAT ALI)
-------oooOooo-------