[FS20110729] Nikmat dan Karunia Allah swt. saat Jalsah Salanah


بسم الله الرّحمٰن الرَّحِيْمِ

نحمده` و نصلّى على رسوله الكـريم و على عبده المسيح الموعود

KHOTBAH Jum’ah(t) Imam Jemaah Muslim Ahmadiyah
Mesjid Baitul Futuh London, Inggris Raya, 29 Juli 2011

Nikmat dan Karunia Allah swt. saat Jalsah Salanah


Usai tasyahud, ta’awudz, dan tilawat Alquran Surah (QS) Al-Fâtiĥah, Hudhur (Sayyidina Hadhrat Amirul Mukminin Khalifatul Masih Khamis Mirza Masroor Ahmad) atba. bersabda:


DENGAN karunia Allah swt., dengan penuh berkah diiringi rasa syukur kepada Allah swt. atas rahmat dan karunia serta kebaikan-kebaikan-Nya yang tidak terkira banyaknya, Jalsah Salanah Jemaat Inggris Raya telah berakhir pada Ahad lalu. Banyak sekali surat-surat telah diterima dari para Ahmadi yang telah mengikuti acara-acara jalsah baik melalui Muslim Television Ahmadiyya (MTA) maupun yang langsung hadir di sini, menyatakan dengan tulisan maupun lisan kepada saya tanpa kecuali. Mereka berkata, “Kami telah menyaksikan, betapa melimpahnya berkah-berkah dan rahmat serta kebaikan-kebaikan yang telah diturunkan Allah swt. terhadap jalsah salanah ini.”

Semoga pernyataan dan perasaan serta adanya perubahan suci yang dirasakan setiap orang pada diri mereka, pemandangan karunia dan rahmat Allah swt. yang setiap orang telah saksikan dan rasakannya, membawa dampak rohani; bukan untuk smentara waktu, melainkan untuk selama-lamanya. Dan semoga, kita semua menjadi para Ahmadi yang betul-betul dapat menyempurnakan keinginan dan harapan-harapan Hadhrat Masih Mau’ud a.s. secara terus-menerus, sebagaimana beliau a.s. bersabda, “Jemaat kita hendaknya tidak cukup bertumpu hanya kepada pernyataan belaka melainkan perlu sekali mensucikan diri serta perbaikan amal secara nyata yang mana Allah swt. telah mengutus saya pada zaman ini.”

Jadi, semua pernyataan dan perasaan-perasaan yang telah kita ungkapkan, hendaknya bukan hanya sekedar pernyaan di mulut. Atau, bukan hanya gejolak perasaan yang sifatnya sementara. Melainkan, semua pernyataan dan perasaan-perasaan itu menjadi sarana asas untuk meraih apa yang dikehendaki dan diharapkan Hadhrat Masih Mau’ud a.s. dari kita.

Semua pernyataan yang telah diungkapkan di dalam surat-surat yang dikirim kepada saya atau pernyataan-pernyataan lisan yang telah disampaikan langsung kepada saya, semoga semua pernyataan itu selalu ditunjukkan melalui keadaan dan amal-amal saleh kita. Jika pensucian jiwa kita telah diperoleh berkat suasana jalsah ini, maka maksud utama baru akan diperoleh bila kita selalu berusaha menerapkan semua perkara itu dalam kehidupan sehari-hari kita selama-lamanya. Andai perhatian kita telah tercurah kepada perbaikan nafs, maka maksud semua itu baru akan diperoleh apabila kita senantiasa berusaha keras untuk meraih hal itu.

Harus selalu diperhatikan bahwa belanja penyelenggaraan jalsah ini sangat besar sekali demi pensucian hati dan jiwa serta perbaikan diri kita. Melalui sepak terjang [para] Khalifatul Masih dan Nizam Jemaat, [jalsah salanah] bertujuan untuk menjadikannya [sebagai] sarana untuk meraih keridhaan Allah swt.. Jika kita berusaha sekuat tenaga ke arah itu, barulah kita dapat menjadi orang-orang yang bersyukur dengan sesungguhnya kepada Allah swt. dan semuanya akan menjadi peraih berkah serta kasih-[Nya] yang kekal dari jalsah salanah ini. Barulah, sebagai natijah dari bersyukur kepada Allah swt. ini, kita secara perorangan maupun kelompok jemaat akan menjadi peraih karunia Allah swt. lebih banyak lagi. Sebagaimana Allah swt. telah mengumumkannya [dalam QS «Ibrâhîm» 14:8], “و إذ تأذّن ربّكـم لئن شكرتم لأزيدنّكم و لئن كفرتم إنّ عذابي لشديد (wa idz ta'adzdzana robbukum la'iŋ syakartum la'aziidannakum wa la'iŋ kafartum inna ‘adzaabii lasyadiid[un])artinya, “Dan [ingatlah], ketika Tuhan engkau mengumumkan ‘Jika kamu bersyukur, pasti akan Aku akan menambahkan lebih banyak padamu; dan jika kamu tidak mensyukuri, sesungguhnya azab-Ku amat keras.”

Di sini, Allah swt. dengan jelas telah menyatakan atau telah mengingatkan kita kepada peraturan yang fundamental bahwa kemajuan Anda sangat erat kaitannya dengan penggunaan nikmat-nikmat yang telah dianugerahkan Allah swt. itu dengan jalan benar dan tepat. Sebaliknya, jika nikmat-nikmat itu tidak disyukuri sebagaimana mestinya, maka hal itu hanya merupakan pernyataan manis di mulut belaka dengan lisan mengatakan bahwa «Dengan karunia Allah swt., kita telah menyaksikan berkat-berkat jalsah salanah dan telah mengambil banyak faedah dari padanya».

Faedah hakiki dan syukur yang sejati akan betul-betul dirasakan apabila kita menjadikan jalsah ini sebagai sarana untuk mensucikan hati atau jiwa dan untuk mengadakan perubahan pada diri kita. Hujan nikmat dan karunia terhadap jemaah ini tidak akan pernah berhenti. Setiap hari, apabila saya membaca surat-surat yang diterima dari berbagai tempat di dunia, maka saya dapat menyaksikan kemajuan dan turunnya banyak rahmat dan karunia Allah swt. terhadap jemaat ini.

Kemudian, di manapun jalsah diselenggarakan, di sana tampak jelas pemandangan-pemandangan yang sangat ajaib tentang perkembangan dan kemajuan-kemajuan jemaah Ahmadiyah. Maka, setiap saat, kita dapat menyaksikan karunia-karunia Allah swt. turun terhadap jemaah Ahmadiyah secara keseluruhan. Dan untuk itu semua, kita menyatakan rasa syukur sedalam-dalamnya kepada Allah swt..

Akan tetapi, setiap orang Ahmadi secara perorangan harus menyatakan syukur atas semua karunia itu kepada Allah swt.. Setiap orang Ahmadi harus mensyukuri nikmat-nikmat Allah swt. itu. Dan sarana yang paling baik untuk mencari qurub Allah swt. adalah jihad atau usaha keras untuk itu.

Ketika saya pergi ke Jerman untuk menghadiri Jalsah Salanah, di sana selain program-program jalsah, telah pula diselenggarakan program-program lainnya dengan sukses sekali. Pada waktu itu, saya telah menguraikan karunia-karunia Allah yang turun kepada jemaat dan telah menjelaskan juga tentang cara bersyukur kepada Allah swt. sebagaimana mestinya. Allah swt. telah menurunkan hujan nikmat dan karunia-Nya begitu derasnya di sana. Dan hujan nikmat serta karunia Allah swt. seperti itu pula telah turun kepada Jalsah Salanah Inggris Raya.

Jadi, setiap Ahmadi yang telah merasakan timbulnya perubahan di dalam tabiatnya setelah baiat kepada Hadhrat Imam Mahdi-dan-Masih Mau’ud a.s. dan merasakan bahwa kegembiraan dirinya sangat berkaitan erat dengan jemaah Ahmadiyah, maka ia setiap waktu [harus] menyatakan rasa syukur kepada Allah swt..

Dengan cara demikianlah Allah swt. sedang menyempurnakan janji-janji-Nya terhadap Hadhrat Imam Mahdi, Masih Mau’ud a.s. Dan demikian banyaknya, Allah swt. telah menganugerahkan nikmat-nikmat-Nya terhadap jemaah-Nya ini. Dan, Dia selalu menyediakan sarana dan wahana tarbiyah bagi kemajuan akhlak dan rohani kita. Dan untuk kemajuan serta peningkatan mutu ibadah kita pun, Dia selalu menyediakan peluang dan kesempatan yang baik bagi kita dari waktu ke waktu.

Kemudian, untuk meningkatkan kemajuan rohani dan akhlak kita, beberapa hari lagi, Dia akan menyediakan sarana lain lagi bagi kita berupa ibadah puasa dalam bulan suci Ramadhan. Maka, jika rasa syukur kita terhadap Allah swt. timbul karena keadaan amal-amal kita yang baik dan karena telah mengambil faedah yang sebanyak-banyaknya dari sarana yang telah disediakan Allah swt., kita pasti akan menyaksikan hujan rahmat (nikmat) dan karunia-Nya kepada kita, lebih lebat lagi dari sebelumnyainsya Allah! Jadi, dengan karunia dan berkah dari jalsah salanah ini, kita akan memasuki Ramadhan yang beberkah. Dan kita harus mengambil faedah sebanyak-banyaknya dari suasana rohani bulan Ramadhan yang penuh berkat dan rahmat ini.

Perubahan-perubahan suci yang telah kita rasakan di dalam diri kita, jika kita berusaha untuk meningkatkannya lebih sempurna lagi di dalam bulan suci Ramadhan ini, maka kita akan menjadi orang-orang yang sungguh-sungguh bersyukur kepada Allah swt. atas terselenggaranya jalsah salanah itu. Pada kesempatan jalsah tahun ini, jumlah anak-anak muda dan anak-anak di bawah umur yang menunaikan salat Tahajjud jauh lebih banyak dari pada tahun yang lalu. Seorang ayah berkata sambil menunjukkan anaknya, “Anak saya ini berumur 14 atau 15 tahun, mula-mula untuk shalat saja, susah sekali dibangunkan. Sekarang, selama hari-hari jalsah, hanya satu kali dibangunkan untuk shalat Tahajjud, ia cepat bangun.”

Maka, karunia Allah swt. seperti ini kita dapat melestarikannya bila anak-anak, orang tua, atau lelaki maupun perempuan berusaha untuk menjadikan hal itu sebagai bagian kehidupan mereka sehari-hari. Kita sangat beruntung sekali dalam tempo beberapa hari lagi. Allah swt. akan segera menyediakan sebuah lagi sarana bagi peningkatan rohani kita, yaitu ibadah puasa bulan Ramadhan akan segera dimulai.

Ambillah faedah sebanyak-banyaknya dari ibadah dalam bulan Ramadhan itu, maka kesempatan bersyukur kepada Allah swt. akan selalu terus berjalan didalam kehidupan kita. Dan, kita akan memeproleh berkah dari janji Tuhan “La'aziidannakumyakni, “Pasti akan Aku beri lebih banyak lagi kepada kamu”; sehingga, kita akan terus-menerus memperoleh berkah-berkah darinya. Untuk itu, semoga Allah swt. memberi taufik kepada kita semua. Amin!

Sudah menjadi kebiasaan, di dalam khotbah jumat, setelah semua acara jalsah salanah selesai dilaksanakan, saya selalu menguraikan karunia dan berkah-berkah yang telah Allah swt. anugerahkan di dalam jalsah salanah. Namun, hal itu bukan berupa kebanggaan dan bukan menceritakan kesuksesan usaha pribadi atau usaha para petugas dan penyelenggara, melainkan semua diuraikan demi menyatakan rasa syukur kepada Allah swt. atau untuk menyatakan rasa syukur terhadap sesama yang lain. Sebab, menyatakan rasa syukur terhadap hamba-hamba Allah swt. juga sangat penting sebagaimana Hadhrat Rasulullah saw. bersabda, “Orang yang tidak bersyukur kepada manusia, ia tidak dapat bersyukur kepada Allah swt..”

Demikianlah, betapa pentingnya pernyataan rasa syukur itu. Dan dengan menyaksikan peristiwa-peristiwa yang terjadi di hadapan kita tersebut, menambah iman dan keyakinan kita terhadap Allah swt. atas timbulnya semangat para pemuda dan anak-anak untuk menunaikan salat Tahajjudyang telah saya katakan. Para orang tua mereka itu harus bersyukur kepada Allah swt. bahwa Dia telah menanamkan semangat di dalam hati anak-anak mereka untuk menunaikan salat Tahajjud. Dan pernyataan rasa syukur yang sesungguhnya adalah kedua orang tua sendiri harus berusaha menunaikan nawafil (ibadah-ibadah tambahan) itu lebih giat dari masa sebelumnya. Yang belum menaruh perhatian terhadap nawafil itu, mereka harus berusaha keras untuk mulai menunaikannya dengan penuh perhatian. Supaya menjadi tauladan bagi anak-anak mereka.

Dengan karunia Allah swt., sebagaimana telah saya beritahukan dalam pidato penutupan bahwa jalsah salanah tahun ini telah dihadiri oleh para tamu yang datang dari 96 negara di dunia. Dengan karunia Allah swt., jumlah bilangan mereka yang hadir selalu bertambah terus. Dengan menyaksikan semakin banyaknya jumlah para pengunjung jalsah dari berbagai bangsa membuat semakin bertambah kuat keyakinan kita terhadap sabda Hadhrat Masih Mau’ud a.s. sehingga menimbulkan rasa syukur yang semakin dalam.

Beliau a.s. bersabda, “Untuk ini, berbagai macam bangsa telah dipersiapkan yang tidak lama lagi akan datang berjumpa kita. Dengan karunia Allah swt., lambat laun, bangsa-bangsa di dunia terus mengambil bagian di dalamnya.”

Jadi, orang-orang yang datang itu adalah orang-orang Islam-non-Ahmadi yang bergabung dengan orang-orang Ahmadi. Dan, di mana terdapat orang-orang yang pertama kali mengikuti jalsah sangat terkesan oleh suasana lingkungan jalsah, di sanalah orang-orang non Muslim pun menyampaikan kesan-kesan baik mereka. Dan, mereka sangat tertarik dan terkesan oleh nizam yang dijalankan oleh jemaat.

Anda-semua telah mendengar kesan-kesan yang disampaikan oleh mereka. Semua keadaan itu, berada di luar perkiraan orang-orang Ghair Ahmadi, semua sistem yang dijalankan oleh Jemaat untuk menyelenggarakan jalsah ini sangat tertib dan tenang. Bukan hanya dilakukan oleh para sukarelawan biasa, melainkan dilaksanakan oleh para sukarelawan yang terdiri dari berbagai macam manusia berkedudukan dan berpendidikan tinggi.

Mereka mengatakan, pertemuan begitu besar yang dihadiri oleh puluhan ribu orang tidak ada rasa khawatir di kalangan mereka untuk menyelenggarakannya, tidak ada rasa khawatir akan timbulnya kekacauan atau gangguan keamanan. Bahkan, mereka bertekad untuk menyelenggarakannya dengan penuh tertib dan aman.

Maka, semua orang kita yang beberja dengan tenang dan tekun serta penuh disiplin, merupakan perkara yang sangat mengesankan para pengamat dari luar jemaah. Yakni, orang-orang yang terdiri dari berbagai kedudukan sebagai karyawan, bertugas menjalankan kewajiban secara sukarela yang tidak mempunyai kaitan sedikitpun dengan kedudukan mereka. Misalnya, orang-orang yang memasak makanan, terdiri dari para kepala kantor yang berkedudukan terhormat dan berpendidikan tinggi. Banyak yang mempunyai pangkat dan kedudukan tinggi di tempat mereka bekerja. Demikian pula, di sektor-sektor lainnya: di bagian kebersihan, di bagian keamanan, dan sebagainya yang banyak sekali bagian-bagiannya, mereka bekerja di sektor masing-masing dengan penuh semangat dengan dedikasi yang tinggi.

Jadi, keindahan para petugas jemaat Ahmadiyah ini sangat mengesankan para pemerhati dari luar jemaah. Selain itu, sejumlah anak-anak yang bertugas memberi minum kepada hadirin juga sangat mengundang perhatian dan sangat mengesankan para peserta jalsah khususnya yang datang dari pihak luar Jemaat.

Para petugas di bidang keamanan di berbagai tempat sambil menunjukkan muka ceria dan senang hati tanpa menunjukkan sedikitpun kelelahan baik petugas lelaki maupun perempuan sangat menarik perhatian dan mengesankan para pengunjung Jalsah. Sehingga, menambah baik kesan atau tanggapan mereka yang datang dari luar tentang jemaah Ahmadiyah. Terutama, para delegasi dari Turki yang terdiri dari beberapa profesor universitas dari berbagai bidang di antaranya pakar bidang hadis dan kebatinan telah datang untuk menghadiri jalsah kita.

Setelah menyaksikan seluruh suasana jalsah yang penuh aman dan tenteram serta mengikuti jalannya acara-acara yang ditampilkan dengan tertib sekali, mereka sangat terpesona dan sangat kagum sekali. Sebagian dari mereka apabila membicarakan hal itu semua, mereka terdiam karena kagum bahkan beberapa orang di antara mereka betul-betul tenggelam dalam pesona menyaksikan keajaiban jalsah salanah kita. Dan mereka berfikir tentang kita, “Bagaimana keadaan orang-orang ini”. Dan, oleh karena mereka juga takut terhadap situasi dan keadaan masyarakat di negeri mereka, mungkin mereka tidak akan berani mengggabungkan diri dengan jemaah kita ini. Akan tetapi, setelah mereka menyaksikan jalsah ini, saya punya harapan mereka akan mempunyai keberanian untuk menjawab tuduhan-tuduhan palsu dari para penentang Jemaat. Sekurang-kurangnya, mereka ini telah menyaksikan kebenaran Ahmadiyah.

Hal itu pun, adalah salah satu karunia Allah swt. yang sangat besar bahwa melalui jalsah ini, Allah swt. telah menjauhkan keraguan orang-orang Non Ahmadi. Jalsah ini pula telah menjadi sarana bagi manusia untuk mendapatkan bimbingan yang betul ke arah jalan kebenaran.

Orang-orang Non [Ahmadi] dan juga orang-orang Jemaat yang berjumpa dengan saya, semuanya, menyampaikan rasa syukur dan terima kasih terhadap segenap petugas jalsah. Dan, mereka menyatakan rasa senang serta puas atas segala pengkhidmatan mereka tersebut. Atas nama mereka dan atas nama pribadi juga saya menyampaikan rasa syukur dan terima kasih terhadap semua para petugas baik laki-laki maupun perempuan.

Dari beberapa negara juga, saya menerima banyak sekali surat. Dan pesan-pesan melalui telepon pun, mereka menyatakan sangat terkesan dengan acara-acara jalsah itu. Terhadap MTA pula, mereka menyatakan banyak terima kasih atas kerja keras mereka telah merelay semua acara-acara kegiatan jalsah. Beberapa pesan akan saya sampaikan satu persatu, paling banyak diterima dari negara-negara Arab.

Seorang perempuan Non Ahmadi dari Yaman yang hadir di sini telah menulis. Katanya, “Saya sangat gembira menghadiri jalsah ini. Dan telah bertemu dengan banyak sekali anggota jemaah, baik laki-laki maupun perempuan. Dari hasil pertemuan-pertemuan dengan mereka itu, saya telah mendapat semua maklumat yang telah menghapus semua keraguan dan kesalahpahaman saya tentang jemaah Ahmadiyah. Dan, saya telah menerima penerangan-penerangan yang menjelaskan tentang Ahmadiyah yang sebenarnya. Pelayanan para tamu yang begitu menyenangkan dan memuaskan wajib disyukuri. Para petugas telah berusaha sekuat mungkin untuk memberi kesenangan dan keselesaan kepada para tetamu.”

Kemudian seorang bernama Khalid, baru baiat pada tanggal 11 Mei 2011, berkata, “Saya menyaksikan semua program jalsah salanah melalui televisimasya Allah (!), sangat luar biasa menarik dan menggugah iman. Tidak nampak ada kekurangan atau kelemahan apapun dari pihak para petugas Jalsah, semua berjalan baik dan lancar. Beliau berkata, jika saya mengetahui diadakannya jalsah ini lebih awal, saya pasti berusaha ikut menghadiri jalsah ini. Namuninsya Allah, [di] tahun yang akan datang, saya akan berusaha untuk pergi menghadiri jalsah ini.”

Seorang dari Kababir (Haifa, Israel) menulis, “Saya menyaksikan semua program Jalsah Salanah Inggris Raya berlangsung dengan baik, tenang, dan lancar sekali, dihadiri oleh tigapuluh ribu orang lebih. Para pemuda kita telah berusaha keras untuk menyebarluaskan program-program jalsah itu melalui MTA Al-’Arabiyyaditujukan khusus kepada masyarakat Arabsangat berhasil dan patut dihargai.”

Pada akhir penilaiannya, beliau menuliskatanya, “Pidato penutupan Hudhur sangat mengesankan dan telah menanamkan di dalam kalbu setiap pendengar rasa cinta terhadap Hadhrat Rasulullah saw., menggugah rasa haru di dalam hati manusia dan merundukkan ruh manusia ke dalam singgasana Hadhrat Rasulullah saw.. Dan sungguh, hanya jemaah Ahmadiyah-lah yang sedang berbuat demikan.

Seorang warga jemaah dari Moldova mengatakan, “Ketika acara Baiat Internasional sedang berlangsung, semua tangan para khaddim Rasulullah saw. berpegangan dan bersambung laksana rantai mengikatkan tangan mereka sampai ke tangan Khalifah-i-Waqt. Dan, ketika sedang mengulangi pernyataan janji baiat, kalimat yang diucapkan, dan pemandangan yang nampak, membangkitkan perasaan yang sangat bergelora di dalam hati. Dan, kami pun serentak mengulangi janji Baiat itu sambil mencucurkan air mata yang tak tertahan. Alangkah beruntungnya jika kami pun berada di sana. Tentu kami juga dapat memperoleh limpahan berkah-berkah rohani itu. Maka, hai Saudara-saudara dan Saudari-saudari saya, para peserta Jalsah! Kami ucapkan ‘Mubaarak!’ kepada Anda semua atas hadirnya Anda dalam acara Baiat Internasional itu!”

Selanjutnya beliau menulis, “Kami sangat bersyukur dan berterima kasih kepada semua kru MTA yang telah bekerja keras menyiarkan semua acara Jalsah Salanah bagi yang tidak dapat hadir dalam jalsah itu. Sehingga, kami pun dapat menyaksikan dan menikmati semua acara, suasana, dan perkara yang ditampilkan di dalam jalsah itu. Khususnya, kami ucapkan banyak terima kasihdan jazaakumu 'l-Laahu aĥsana 'l-Jazaa'kepada MTA Seksi Bahasa Arab yang telah menyiarkan juga semua pemandangan dan suasana jalsah yang sangat menarik hati dan menggugah iman tersebut.”

Tuan Yasin dari negeri Irak telah menulis. Katanya, “Kami sekeluarga mengucapkan ‘mubarak’ dari dalam lubuk hati kami atas suksesnya jalsah salanah ini. Kami berdoa, semoga Allah swt. menurunkan berkat-berkat jalsah salanah itu secara khas terhadap bangsa-bangsa Arab juga. Sehingga, membuka kesempatan bagi mereka untuk ikut dalam Baiat Internasional terhadap Imam Zaman. Kemudian, mereka mendapatkan Islam yang hakikiaamiin! Dan mudah-mudahan kelak, jalsah salanah seperti itu dapat diselenggarakan di negara-negara Arab. Karenanya, kami pun dapat ikut hadir di dalamnya. Dan semoga, Allah swt. menegakkan keamanan dan kedamaian di negera-negara ini. Aamiin!”

Seorang perempuan telah menulis, “Dengan menyaksikan jalannya pelaksanaan semua acara dan suksesnya jalsah salanah ini, saya sebagai warga jemaah merasa sangat bangga dan bersyukur sekali kepada Allah swt.. Saya mengirimkan pernyataan pembaharuan baiat saya; dan berjanji, saya akan memenuhi semua Syarat-syarat Baiat dengan sebaik-baiknya. Saya mohon doa, semoga Allah swt. memberi taufik kepada saya untuk menghadiri jalsah tahun mendatang dan dapat memperoleh banyak berkat dari padanya.

Seorang perempuan dari Syria menulis, “Saya mengucapkan mubarak atas berakhirnya Jalsah Salanah Inggris Raya dengan penuh sukses. Saya sangat tidak beruntung tidak dapat mengikuti jalsah UK. Sekalipun, saya telah berusaha mengajukan visa, namun tidak berhasil. Tetapi, keinginan dan kecintaan saya untuk menghadiri jalsah sangat keras dan semakin bertambah. Kesenangan perempuan-perempuan duniawi sangat erat kaitannya dengan urusan kehidupan duniawi mereka. Akan tetapi, kesenangan dan kegembiraan saya adalah apabila saya dapat hadir dan beribadah di dalam lingkungan jalsah di mana Hudhur berada.

“Saya tidak tahu kapan akan berada di Hadiqatul Mahdi dan menikmati keindahan warna-warni pemandangan rohani di tengah-tengah suasana pesta rohani. Di waktu itulah, saya akan merasakan puncak kegembiraan saya. Saya mengucapkan banyak-banyak mubarak atas penyajian hidangan berbagai macam santapan rohani yang sangat lezat. Kami telah menyaksikan jalannya acara jalsah melalui MTA dan telah mengambil banyak sekali faedah dari ceramah atau pidato Hudhur.

“Kami mohon didoakan, semoga kami selalu berada di bawah naungan dan perlindungan Khilafat. Dan semoga, Allah swt. memberi taufik kepada kami untuk selalu taat terhadap Khilafat Ahmadiyah. Aamiin!”

Dari Emirat Arab, Abdul Latif Sahib menulis, katanya, “Dalam kesempatan yang sangat beberkat ini, dari dalam lubuk hati yang sangat dalam, saya menghaturkan mubarak atas berakhirnya Jalsah Salanah Inggris Raya dengan penuh sukses di mana ratusan ribu hati orang-orang Ahmadi penuh dengan nikmat kecintaan, kedamaian, dan rahmat dari Allah swt.. Tidak syak lagi, jalsah salanah telah diselenggarakan demi meninggikan semangat dan meningkatkan kebiasaan untuk beramal baik. Jalsah ini adalah sebuah seruan bagi kemenangan dan kejayaan di atas orang-orang yang hendak menghapuskan nur Allah swt. melalui tiupan mulut mereka. Akan tetapi, Allah swt. akan menyempurnakan nur-Nya dengan cemerlang sekalipun orang-orang kafir tidak menyukainya.”

Seorang Arab yang datang pada jalsah ini telah menulis katanya, “Lebih dulu saya ingin menyampaikan ucapan mubarak kepada Hudhur atas berakhirnya Jalsah Salanah Inggris Raya dengan sangat sukses sekali. Dan sangat bersyukur sekali, Allah swt. telah menyediakan semua sarana yang diperlukan oleh jemaat bagi terselenggaranya jalasah dengan penuh sukses. Dan, Allah swt. telah memberi taufik kepada kami untuk menghadiri jalsah salanah ini.

“Kami mohon didoakan agar Allah swt. memberi taufik kepada kami untuk mengamalkan semua nasihat pidato yang telah disampaikan oleh Hudhur. Dan, semoga Allah swt. menjadikan semua anak keturunan kami para khaddim jemaat yang selalu siap untuk mengkhidmati jemaat-Nya ini. Sebagaimana saudara-saudari kita dari Pakistan yang berkhidmat kepada Jemaat dengan penuh semangat dan tanpa pamrih dihiasi dengan kesabaran dan ketabahan serta istiqamah. Demikian pula, mohon doa, semoga orang-orang Arab juga memiliki akhlak dan semangat seperti itu.”

Ini sebuah pernyataan yang menunjukkan kerendahan hati, padahal orang-orang Arab juga tengah berkhidmat terhadap jemaat dengan penuh semangat dan tekun sekali sambil merendahkan diri di mana pun mereka diserahi tugas untuk dilaksankan.

Seorang dari Mesir bernama Tuan Abdus Salam yang hadir juga pada waktu jalsah telah menulis; katanya, “Saya beserta semua teman-teman sangat terkesan sekali dengan jalsah salanah yang telah diselenggarakan di UK tahun ini. Kata mereka, dalam pidato penutupan, Hudhur telah membangkitkan semangat untuk menghadapi semua tantangan, dan iman kami terhadap [Hadhrat] Khaataman Nubuwwat [saw.] semakin bertambah kuat.

“Kami mohon doa semoga Allah swt. memberi taufik kepada kami untuk melaksanakan semua amanat dan kewajiban jemaat sebagaimana mestinya. Kami sangat merasa takjub dan terkesan sekali dengan pelayanan terhadap tamu. Sehingga, nampak kepada kami semua suasana dan situasi seolah-olah merupakan tempat manifestasi penjelmaan Allah swt.. Setiap penjuru tampak penampilan akhlak yang cemerlang.

“Semenjak hari pertama memasuki arena jalsah, setiap arah tampak kepada saya syiar agama, syiar Alquranul Karim dan keagungan Hadhrat Rasulullah saw., dapat merasakan kehadiran dan pertolongan para Malaikat. Semua pekerjaan dilaksanakan oleh masing-masing petugas dengan tertib dan rapih sekali. Semoga Allah swt. menjadikan jalsah salanah ini sarana hidayah bagi orang banyak. Aamiin!

Seorang perempuan dari Mesir menulis, katanya, “Sebelum ini, saya selalu menyaksikan acara jalsah salanah melalui MTA. Semata-mata karunia Allah swt. sekarang saya sendiri datang di Hadiqatul Mahdi untuk menghadiri jalsah, di mana Hadhrat Khalifatul Masih sendiri hadir di dalam jalsah itu. Dalam acara Bai’at International kami tidak mengikutinya, sebab suami saya tidak mendapat kartu untuk memasuki arena baiat itu. Sedangkan, saya sendiri membawa anak kecil harus masuk ke tempat khusus kaum perempuan yang membawa anak. Sedangkan di sana, saya tidak mendapat tempat duduk, sambil berdiri di luar tenda, saya menyaksikan jalannya Baiat Internasional itu melalui televisi.”

Beliau menulis, “Selama acara itu berlangsung, saya selalu memanjatkan doa untuk kemajuan jemaat dan untuk Hudhur juga. Di waktu itu, saya merasa telah mendapat pelajaran tentang Nizam jemaat. Oleh sebab itu, untuk menjaga ketertiban, saya membawa anak saya ke luar tenda.

“Sejauhmana hubungannya dengan Nizam Jemaat, saya berdoa di dalam hati untuk para petugas bahwa mereka telah mengajar begaimana melayani para tamu dan bagaimana cara menyambut mereka. Keikhlasan hati mereka dapat diketahui dari air muka dan perangai mereka. Seolah-olah, para tamu itu dianggap anggota keluarga mereka sendiri.”

Katanya, “Pada umumnya, anak-anak saya selalu berada di jalsah Gah bersama ayah mereka, yang kadang-kadang mereka mengantuk dan tertidur, tiba-tiba terbangun lagi setelah mendengar suara terikan slogan-slogan. Kemudian, serempak mereka pun ikut meneriakkan slogan-slogan itu.

“Mohon doa, semoga Allah swt. memberi taufik kepada kami agar setiap tahun dapat menghadiri jalsah ini. Sebab, satu kali telah mengikuti jalsah kami ingin sekali datang lagi untuk hadir dan tidak mau ketinggalan.”

Seorang anggota jemaah dari Maroko menyampaikan ucapan mubarak atas berakhirnya jalsah dengan penuh sukses. Ia berkata, “Kami berdoa, semoga segera tiba waktunya jalsah salanah yang akan datang diselenggarakan di Mekkah Mukarramah dan acara Baiat Internasional dilaksanakan dari sana.”

Demikianlah, beberapa kesan-kesan yang diterima dari orang-orang Ahmadi dari beberapa negara Arab. Para tamu datang dari Amerika Serikat ada kurang lebih tiga puluh orang. Ketika mereka bertemu dengan saya, hati mereka penuh dengan rasa puas dan syukur kepada Allah swt. [karena] telah datang menghadiri jalsah yang sangat berhasil dan sukses sekali. Kecintaan dan hubungan mereka dengan Jemaat dan Khilafat begitu dalamnya sehingga tak mungkin dapat dilukiskan dengan kata-kata. Mereka pun dengan nada berat tak dapat menyatakan perasaan haru yang tertanam di dalam kalbu mereka. Hati mereka penuh dengan kecintaan kepada Jemaat, kecintaan kepada Khilafat, dan kecintaan kepada Hadhrat Rasulullah saw. semata-mata demi meraih kecintaan Allah swt..

Semoga, Allah swt. meningkatkan keimanan dan keyakinan mereka. Aamiin! Semoga perubahan besar yang timbul di dalam hati orang-orang Amerika Serikat, orang-orang Arab, atau orang-orang dari bangsa lain yang telah mengikuti jalsah salanah ini menjadi sarana untuk mendekatkan diri mereka kepada Allah swt..”

Sebagaimana telah saya katakan sebelumnya bahwa para anggota jemaah Ahmadiyah di seluruh dunia sangat bersyukur dan terima kasih kepada para kru MTA yang telah menghimpun dunia Ahmadiyah menjadi satu dan telah menayangkan semua kegiatan program Jalsah Salanah. Pada waktu itu, selama hari-hari jalsah di mana terdapat waktu senggang, mereka menayangkan berbagai jenis program yang sangat menarik sebagai maklumat bagi para pemirsa di seluruh dunia. Di waktu itu, siapa pun yang menjadi presenter sangat disenangi oleh semua pemirsa.

Pengkhidmatan MTA kita kepada dunia dilakukan dengan sungguh-sungguh dan bersih dari penampilan yang dibuat-buat. Memang harus begitu. Sedangkan siaran televisi yang pada umumnya berkecimpung dalam bisnis, sebelum tampil di depan layar televisi, presenter mengawali dengan tata rias dahulu, kemudian mulailah mereka berbicara basa-basi, setelah itu menyampaikan maksud mereka sambil ditambah dengan bermacam ragam promosi yang sifatnya [kadang lebih banyak] dusta. Program-program yang mereka sampaikan juga di antaranya tidak luput dari kebohongan.

Sekarang, dengan karunia Allah swt., MTA adalah satu-satunya televisi yang menayangkan siarannya non stop 24 jam setiap hari dan bersih dari perkara atau program-program yang sifatnya mengada-ada atau dibuat-buat. Para presenter kita juga sungguh bersih dari penampilan atau penyampaian yang dibuat-buat, bahkan mereka lakukan dengan penuh ikhlas, setia dan penuh dedikasi. Setelah menyaksikan keikhlasan dan kesetiaan serta dedikasi mereka di layar televisi, dunia sangat menghargai dan menyampaikan pujian terhadap mereka. Semoga Allah swt. menganugerahkan pembalasan yang berlipat ganda kepada para presenter, para petugas yang terlibat di dalam semua program, dan para penyusun berbagai jenis program, dan kepada para petugas lainnya yang berkhidmat di bawah MTA.

Saya atas nama pribadi sendiri dan atas nama anggota jemaah Ahmadiyah di seluruh dunia mengucap banyak terima kasih kepada para petugas MTA baik perempuan maupun laki-laki; dan berdoa, semoga Allah swt. selalu meningkatkan keikhlasan dan kesetiaan mereka. Jika orang mukmin mendengar perkataan pujian terhadap dirinya, maka dia merasa wajib untuk menunjukkan rasa syukur kepada Allah swt. sambil merendahkan diri di hadapan-Nya. Demikian juga, para petugas MTA hendaknya semakin meningkatkan rasa syukur kepada Allah swt. sambil merendahkan diri di hadapan-Nya. Maka, Allah swt. pun tentu akan meningkatkan semakin gemilangnya kebolehan dan keterampilan mereka. Dengan karunia Allah swt., pada umumnya, semua petugas berusaha sekuat tenaga melaksanakan kewajiban mereka sesuai dengan kemampuan dan keterampilan mereka. Setiap tahun, mereka laksanakan semua tugas dan kewajiban mereka dengan penuh semangat.

Pada jalsah kali ini, banyak anak-anak Waqf-i-Nau, laki-laki maupun perempuan, telah diserahi tugas pada beberapa sektor. Mereka juga telah melaksanakannya dengan ikhlas dan penuh tanggung jawab. Pihak yang bertanggung jawab telah membimbing mereka telah menyampaikan laporannya yang sangat baik sekali kepada saya. Saya berdoa, semoga Allah swt. memberi taufik kepada mereka untuk menjalankan tugas sambil mempertahankan spirit waqaf mereka.

Setelah Jalsah Salanah Jerman, seseorang telah menulis sepucuk surat kepada saya. Katanya, “Saya telah mengikuti Jalsah Salanah Jerman, dan di dalam Lajnah Hall, saya telah menyaksikan suatu hal yang sangat menarik sekali bahwa para wanita mendengarkan seluruh program jalsah dengan tertib dan tenang. Sekalipun, tidak ada petugas atau seorang perempuan yang berdiri menyuruh mereka untuk tenang dan tertib mendengarkan program jalsah itu.”

Surat seperti itu juga datang dari seorang perempuan dari Amerika Serikat. Katanya, “Saya baru pertama kali menghadiri jalsah di Jerman. Dan, saya melihat perempuan-perempuan datang di dalam Lajnah Hall dan semua duduk pada tempat masing-masing dengan tertib serta tenang sekali tanpa mendengar aba-aba dari seorang petugas maupun tanpa ada sebuah papan nama yang bertulis peringatan ‘harap tenang dan tertib’ seperti yang dilakukan pada Jalsah Inggris Raya.”

Disiplin seperti itu harus ditegakkan pula pada Jalsah Salanah Inggris Raya. Surat yang datang dari Jerman dan dari Amerika Serikat seperti itu tidak banyak saya perhatikan. Sebab, mereka telah menulis tentang Jemaat Inggris terlalu berlebihan. Padahal, pada waktu saya menyampaikan pidato di depan kaum perempuan dalam Jalsah Inggris ini, semua kaum Ibu mendengarkannya dengan tenang dan penuh tertib tanpa melihat seorang petugas perempuan-pun berdiri sambil memegang sebuah papan peringatan bertuliskan ‘harap tenang’.

Dengan pasti saya katakan bahwa di dalam tenda Lajnah kebanyakan kaum Ibu mendengarkan semua program jalsah dengan tertib dan tenang tidak terdapat suatu gangguan berupa apa pun. Oleh sebab itu, para petugas lajnah harus bersyukur dan berterima kasih atas kerja sama yang telah mereka tunjukkan dengan baik itu.

Saya tahu bahwa penulis surat itu telah melaporkan terlalu berlebihan tentang Lajnah Inggris. Dan, saya sangat gembira, pada waktu pidato sedang disampaikan, tidak ada seorang pun petugas perempuan yang mengangkat papan peringatan untuk tenang. Dan, suasana pada waktu itu sangat tertib serta tenang. Dan, pidato disimak serta didengar oleh mereka dengan penuh perhatian. Oleh sebab itu, para petugas perempuan harus bersyukur dan berterima kasih kepada para anggota lajnah yang telah hadir dengan penuh disiplin. Sehingga, tidak terdapat suatu hal yang mengecewakan dari segi ketertiban dan ketenangan suasana jalsah di dalam tenda-tenda mereka.

Para anggota LI yang hadir juga harus bersyukur kepada Allah swt. agar pada tahun-tahun yang akan datang mereka dapat menampilkan keadaan dan suasana yang lebih baik lagi dari itu. Dan, raihlah berkah-berkah jalsah salanah sebanyak-banyaknya kemudian jadikanlah bagian dari kehidupan sehari-hari. Dan berusahalah untuk menerapkan hukum-hukum Allah swt. dan Rasul-Nya saw. di dalam keluarga mereka masing-masing. Sebab, tanggung jawab itu sangat besar sekali bagi kaum perempuan. Dan, hal itulah yang akan menjadi sarana bagi kaum ibu untuk bersyukur kepada Allah swt..

Seorang Ghair Ahmadi telah menyatakan rasa bangga dan keterkesanannya tentang sikap para petugas yang menjalankan kewajiban selama jalsah. Seorang walikota dari Swedia berkata kepada saya, katanya, “Seorang petugas telah membawa saya ke tempat yang paling tinggi di Hadiqatul Mahdi, dari mana semua pemandangan ‘Perkampungan Jalsah Salana’ dapat disaksikan dengan jelas dan menarik sekali.

“Petugas itu dengan semangat menggebu mengatakan kepada saya bahwa mereka telah mempersiapkan semua infrastruktur atau bangunan-bangunan fisik tempat tersebut selama dua minggu berturut-turut hingga selesai. Dan, setelah jalsah selesai, semua infrastruktur itu akan dibongkar dan dibersihkan kembali yang akan memakan waktu hanya seminggu. Kemudian, akan nampak wajahnya yang asli sebagai tanah pertanian. Memang, pekerjaan membangun semua tenda-tenda, dan setelah itu membongkar dan membersihkannya kembali merupakan pekerjaan yang sangat berat. Semoga Allah swt. menurunkan pembalasan yang melimpah kepada mereka semua. Aamiin!

Para peserta jalsah juga harus bersyukur kepada Allah swt. bahwa Dia Yang Maha Kuasa telah memberi taufik kepada mereka untuk menghadiri jalsah ini. Dan juga, mereka harus bersyukur serta terima kasih kepada semua para petugas yang telah menyediakan berbagai kemudahan dan kesenangan selama mereka tinggal di tempat itu.

Selain itu, para petugas juga harus bersyukur kepada Allah swt. yang telah memberi taufik kepada mereka untuk melaksanakan pengkhidmtan selama jalsah. Kedua belah pihak mempunyai tujuan sama yaitu semata-mata karena Allah swt. telah bersatu padu demi menjalankan hak dan kewajiban terhadap Agama Islam.

Semoga Allah swt. memberi taufik kepada kita untuk memahami perkara ini semua. Dan semoga, Dia membuat kita semua selalu tunduk di hadapan-Nya. Semoga tujuan kita selalu untuk meraih keridhaan Allah swt., semoga kita semua menjadi Muslim Ahmadi yang hakiki. Semoga kita menjadi para penyebar ajaran Agama Islam yang sejati; [sehingga], barulah kita dapat menjadi pengikut Hadhrat Imam Zaman a.s. yang hakiki dan yang sangat bersyukur kepada Allah swt..

Untuk meraih itu semua, kita harus menerapkan nasihat Hadhrat Masih Mau’ud a.s.; sebagaimana beliau a.s. bersabda, “Untuk menjaga kelestarian Agama Islam dan untuk menzahirkan kebenaran-nya perkara yang paling utama adalah Anda harus menjadi contoh teladan yang paling baik bagi orang lain. Perkara kedua adalah menyebarluaskan kelebihan dan kesempurnaannya keseluruh dunia.”

Selanjutnya beliau bersabda, “Allah swt. menghendaki agar ditiupkan roh iman hakiki yang Dia kehendaki melalui Silsilah ini.”

Sebagaimana telah saya katakan bahwa maksud dan tujuan jalsah salanah adalah untuk menciptakan perubahan suci pada diri pribadi kita. Semoga Allah swt. memberi taufik kepada kita semua untuk menciptakan perbaikan suci dalam diri kita agar harapan dan kehendak Hadhrat Masih Mau’ud a.s. dapat disempurnakan. Aamiin...!![]

Alihbahasa dari Audio Urdu oleh Hasan Basri

Editor Rahmat Ali.