[REPOST] [Ahmadi-ina] Menghormati yang [Tidak] Berpuasa

Seorang kanak-kanak sedang menyediakan juadah berbuka puasa di Masjid Memon, Karachi, Pakistan. (Foto dari Hembusan.blogspot.com)

Padahal, sudah jelas menurut ajaran Islam bahwa berpuasa itu hanya karena Allah. Puasa itu hanya demi Tuhan semata. Orang yg mau puasa atau tidak mau puasa - urusannya hanya dengan Tuhan semata. Hitung-hitungannya hanya dengan Allah saja.
Postingan dari Kang Muhammad Arya Suryawan yang hampir 10 tahun lalu ini, selalu saya kenang. Dgn ini saya postingkan kembali ke Anda. Semoga berkenan.

--
Assalamu'alaikum Wr. Wb,

Setiap bulan Ramadhan, orang Islam mainstream kadangkala suka mengeluarkan istilah 'hormatilah orang yg sedang berpuasa' dengan kata lain, paling tidak setiap tahunnya orang yg sedang berpuasa minta dihormati.

Saking seringnya didengungkan permintaan 'minta dihormati selama bulan puasa', maka kemudian bentuk penghormatan itu dituangkan dalam peraturan atau UU yang sistematik, yg seakan-akan berasal dari ajaran Islam yg dibawa oleh kanjeng Nabi s.a.w, padahal sesungguhnya bukan. Sebagai contoh adalah adanya beberapa perda atau penerapan Syari'at yg telah diimplementasikan di beberapa provinsi di Indonesia mengenai
aturan serta hukuman bagi yg tidak berpuasa, aturan makan/minum dan pelarangan berjualan makanan/minuman dll.

Itulah salah satu contoh dan masalah yang sedang dan terus berkembang dlm masyarakat Islam di Indonesia. Ajaran puasa yang indah di bulan suci Ramadhan pada akhirnya dinodai oleh kelakuan manusia-manusia yg merasa - sekali lagi, "merasa" sebagai pemilik bulan Ramadhan. "Merasa" sebagai penerima mandat dr Tuhan untuk melakukan
hukuman atas orang yg tidak berpuasa. Sebagai catatan, sebenarnya dari mana sih munculnya sikap "merasa" itu? "Merasa" itu muncul, didorong dan dimulai dari para kyai/mullah/ulama yg "merasa" mendapatkan mandat (entah dari siapa mandatnya) untuk mengatur dan mengimplementasikan syari'at Islam dalam masyarakat yg demikian
heterogen.

Padahal, sudah jelas menurut ajaran Islam bahwa berpuasa itu hanya karena Allah. Puasa itu hanya demi Tuhan semata. Orang yg mau puasa atau tidak mau puasa - urusannya hanya dengan Tuhan semata. Hitung-hitungannya hanya dengan Allah saja.

Namun, ironisnya para pelaksana syariat Islam atau pelaksana perda itu kemudian menghukum manusia lainnya karena tidak berpuasa atau menghukum orang karena makan/minum di tempat umum atau menghukum karena berjualan makanan/minuman di siang hari.

Dari segi ruhaniah, artinya para pelaksana perda/syariat itu menghukum orang karena tidak sedang menjalin hubungan dengan Tuhan melalui ibadah puasanya. Artinya, peran dan hak Tuhan sudah diambil alih oleh manusia. Kalau yg demikian sudah terjadi di masyarakat secara sistematik - maka hasilnya yg muncul adalah ketidak-harmonisan dan ketidak-adilan yg akan terus bergolak dalam masyarakat.

Jadi, orang yg berpuasa dg tulus, sejatinya HARUS menghargai dan menghormati orang yang tidak berpuasa dan harus menghargai, menghormati dan membantu orang yg memang harus terus berpuasa karena kemiskinannya - bukan minta dihormati karena sedang berpuasa.

Salam,
M.A. Suryawan; (Mon Sep 19, 2005 10:24 pm)