[FSS20100723ID-PPSi] [KHOTBAH Jumat Imam Jemaah Islam Ahmadiyah] Mengkhidmati Tamu


Wah, sudah lama saya jarang update khotbah-khobtah Imam Rohani saya di blog maupun di note Facebook. Foto: Klik di sini atau di sinu (slide show). :-)


KHOTBAH jumat yang disampaikan Imam Rohani Jemaah Muslim Ahmadiyah Internasional Hudhur (Sayyidina Al-Hadhrat Khalifatul Masih V Mirza Masroor Ahmad) atba., pada tanggal 23 Juli 2010 lalu, berisi nasihat-nasihat terkait semakin dekatnya detik-detik pelaksanaan pertemuan tahunan internasional anggota Jemaah Muslim Ahmadiyah atau jalsah salanah di Alton, Hampshire, Inggris Raya, pada tanggal 30 Juli—1 Agustus 2010. Hudhur atba. menasihatkan tentang memuliakan para tamu yang datang pada pelaksanaan Jalsah Salanah Jemaat Ahmadiyah Inggris Raya.

Hudhur atba. mengatakan bahwa jalsah ini adalah berkat karunia serta kemurahan Allah swt.—Tuhan Maha Kuasa. Warga Ahmadi di seluruh dunia pada umumnya dan di Inggris Raya pada khususnya, harus semakin keras dalam setiap salat maupun doa-doanya dan juga bersedekah agar perhelatan rohani ini dapat terselenggara dengan lancar dan memperoleh berkat-berkat-Nya di setiap aspek.

Dalam nasihat-nasihatnya Hudhur atba. sempat menyitir sebuah ayat dalam Alquran Surah (QS) [Adz-Dzâriyât] 51:56—“Dan, berilah selalu nasihat; karena sesungguhnya nasihat itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman”—betapa kita harus terus dapat memperbaiki pekerjaan-pekerjaan kita demi meningkatkan rasa tanggung-jawab. Hal-hal yang sifatnya mengingatkan ini adalah penting. Para panitia jalsah harus memberikan rasa hormat dan akhlak atau etika yang sangat luhur dalam mengkhidmati para tamu yang datang, baik dari dalam mauapun luar negeri Inggris Raya, baik itu sesama Muslim maupun Non Muslim, tua maupun muda, laki-laki atau perempuan. Panitia harus memberikan pelayanannya yang terbaik. Terlebih, bagaimana panitia dalam mengkhidmati tamu yang Non Ahmadi baik Non Muslim maupun dari umat Islam-umum. Mereka akan sering memperhatikan dan mencatat bagaimana panitia jalsah bekerja.

Kemudian, Hudhur atba. menerangkan bahwa sesungguhnya para panitia jalsah yang mengkhidmati tamu akan memperoleh ganjaran ganda. Pertama, bahwa pekerjaan yang mereka tunaikan tersebut sama artinya dengan ‘melayani Para Tamu Hadhrat Masih Mau’ud a.s.’. Kedua, pengkhidmatan terhadap para tamu itu sama saja kita sudah memanifestasikan gambaran serta hakikat kebenaran ajaran Islam. Sehingga, tujuan jalsah sebagai sarana meraih keridaan Allah swt. bagi setiap laki-laki dan perempuan yang bekerja di dalamnya, menjadi tercapai.

Keramahan mengkhidmati tamu adalah sebuah perbedaan yang terhormat dari seseorang yang beriman. Terlebih lagi, para tamu yang datang secara khusus semata-mata demi agama dan yang sedang memenuhi panggilan Sang Imam Zaman sebagai tamu beliau. Ini harus diperhatikan dengan penuh seksama. Motif keagamaan mereka adalah untuk mencari makrifat keimanan dan agama yang sebanyak-banyaknya; ilmu yang telah diwahyukan kepada Yang Mulia Rasulullah saw. dalam membawa ‘perubahan suci’ di dalam diri mereka dan dalam proses berusaha meraih kedekatan kepada Allah swt..

Selanjutnya, Hudhur aba. membacakan beberapa riwayat di zaman Hadhrat Nabi Besar Muhammad—Rasulullah saw. dalam keteladanan beliau mengkhidmati tamu dengan penuh sabar, cinta, dan apa adanya.

Salah satu hadis yang Hudhur atba. kutip dalam khotbah minggu ini adalah mengenai tiga tanda orang yang beriman kepada Hari Kiamat. Pertama adalah memiliki etika yang baik dan halus, yang selalu mengatakan apa yang baik dan tidak pernah mengatakan hal-hal yang menyakitkan perasaan orang lain, karena itu merupakan ketidaksopanan yang menodai keimanan kita dalam meraih rida Allah swt.. Tanda ini yang akan menguatkan keimanan serta yang menjamin adanya kedamaian dan keamanan di dalam masyarakat. Yang keduanya adalah menghormati tetangga. Dan, yang ketiganya adalah ‘menghormati tamu’ kita. Hudhur aba. mengatakan, keramahan dalam mengkhidmati tamu bakal memperkuat keimanan. Hal yang ketiga ini sangat penting untuk diutarakan. Hal ini adalah sarana dapat meraih kedekatan kepada Tuhan Maha Kuasa. Karena, di hal inilah, di dalam Jalsah, ada aspek bagaimana kita bisa mengorbankan waktu dan bagaimana kita mengontrol perasaan atau emosi kita.

Teladan Hadhrat Rasulullah saw. dalam mengkhidmati tamu, telah pula dicontohkan oleh Sang Pendiri Jemaah Muslim Ahmadiyah Hadhrat Masih Mau’ud-dan-Imam Mahdi Mirza Ghulam Ahmad a.s.. Tidak sedikit riwayat-riwayat yang menerangkan tentang bagaimana beliau mengikuti contoh-contoh beberkat Hadhrat Rasulullah saw. mengkhidmati tamu. Allah swt. sendiri telah mewahyukan kepada Hadhrat Masih Mau’ud a.s., di antaranya, “Janganlah engkau sombong terhadap mahluk Tuhan, dan janganlah engkau merasa lelah dengan menerima orang-orang yang berkunjung.” (Tadzkirah, halaman 73, 2007).

Allah swt. telah berulang kali meminta perhatian Hadhrat Masih Mau’ud a.s. atas perkara ‘mengkhidmati tamu’ ini, karena jumlah para tamu beliau makin lama semakin banyak. Hudhur atba. meminta kepada para Pengurus Jemaah Ahmadiyah untuk terus memperhatikan perkara ini. Jangan pernah melupakan betapa pentingnya mengkhidmati para tamu. Ini adalah sebuah syarat yang teramat penting bahwa setiap Muslim Ahmadi harus menampilkan diri sebagai pelayan dan pengkhidmat para tamu Hadhrat Masih Mau’ud a.s. sebagaimana yang sudah diteladankan.

Ada beberapa sahabat Hadhrat Masih Mau’ud a.s. yang di antaranya ada bernama Hadhrat Yaqub Ali Irfani r.a. dan Hadhrat Abdul Karim Syialkoti r.a. yang senantiasa bahagia dan gembira jika berdatangan para tamu. Mereka-berdua mendapat titah dari Hadhrat Masih Mau’ud a.s. agar keperluan hidup, kesehatan, dan kenyamanan para tamu benar-benar diperhatikan. Walau Hadhrat Masih Mau’ud a.s. memperhatikan dan memahami latar belakang kehidupan ekonomi dan sosio-kultur para tamu, secara umum beliau memuliakan dan memperlakukan sama bagi para tamunya.

Ada dua hal yang Hudhur atba. tekankan kepada para Ahmadi di dalam mengkhidmati tamu, yaitu aspek tarbiyat dan tablig. Memang, Hadhrat Masih Mau’ud a.s. tidak membuat perbedaan di dalam hal penerimaan tamu itu; bahkan, ketika dari pihak penentang Jemaah Ahmadiyah datang, tetap beliau perlakukan sebagai tamu; layani mereka, bila mereka bersikap keterlaluan, jangan dibalas.

Menjelang akhir khotbah jumat dan penyampaian kabar duka cita wafatnya seorang Ahmadi di Jerman, Hudhur aba. menginginkan agar para Ahmadi senantiasa waspada dengan memperhatikan dan mengawasi seluruh lingkungan di sekitarnya. Dewasa ini, rasa dengki dan penentangan terhadap Jemaat telah semakin menjadi-jadi. Di akhir khotbah, Hudhur atba. mengumumkan akan melaksanakan Salat Jenazah Gaib bada Salat Jumat bagi wafatnya Almarhumah Mubarakah Begum, istri dari Sufi Nazir Ahmad, wafat pada 14 Juli lalu dengan usia 89 tahun.[] (Alislam.org/PPSi/Rahmat Ali)