[Nur Ilahi] Hadhrat Rasulullah saw. bagaikan Pelita yang Mampu Menerangi Ribuan Pelita lain

Kebijaksanaan dan keutamaan akhlak Hadhrat Rasulullah saw. adalah sedemikian rupa. Sehingga, mampu menerangi orang-orang pada zaman beliau bahkan sebelum wahyu kenabian turun kepada beliau. Hadhrat Rasulullah saw. merupakan perwujudan "nûr 'alâ nûr" yang dalam QS [An-Nûr] 24:36 menjadi tempat berkumpulnya berbagai cahaya demi cahaya. Alquran pun dalam QS [Al-Aĥzab] 33:47 menyebut beliau saw. sebagai "Sirôjam-munîro" dan bahwa indahnya kearifan yang menjadi julukan beliau merupakan bagaikan suatu dian yang mampu menerangi ribuan lentera. Dalam meneladani Hadhrat Rasulullah saw., ratusan ribu insan mampu mencapai kedudukan dan meraih cinta kasih sebagai sebuah anugerah. Demikian khotbah jumat yang Imam Jemaat Ahmadiyah Internasional Sayyidina Hadhrat Khalifatul Masih V Mirza Masroor Ahmad atba. sampaikan dari Mesjid Baitul Futuh London pada tanggal 22 Januari 2010, mengawali topik tentang nur Ilahi yang memanifestasi dalam diri Hadhrat Rasulullah saw..

Mengutip sebuah hadis, Hudhur atba. menguraikan bahwa Hadhrat Rasulullah saw. telah bersabda bahwa hal yang pertama kali Allah swt. ciptakan adalah nur. Sejak awal Allah telah memutuskan bahwa nur yang telah diberikan kepada Hadhrat Rasulullah saw. tidak akan mewujud pada masa-masa awal maupun akhir. Dalam sebuah mimpi, Ibunda beliau, Hadhrat Aminah r.a., melihat cahaya yang muncul dari dalam dirinya yang menerangi istana negeri Syiria. Ini artinya, Allah swt. telah memberikan kabar suka kepada Hadhrat Aminah r.a. yang telah melahirkan putranya dalam keadaan menjanda dan beliau tidak hidup untuk melihat seluruh masa hidup anak-anak dari putra beliau yang agung tersebut. Allah swt. menghibur beliau bahwa keyatimpiatuan putera beliau tidak akan memiliki kehidupan yang serba kekurangan, melainkan dirinya yang akan menjadi sumber nur bagi seluruh umat manusia.

Dalam satu hadis, wujud beberkat Hadhrat Rasulullah saw. dilukiskan sebagai pribadi yang bermartabat dan berparas tampan. Gemerlap wajah beberkat beliau adalah bagai kilau bulan purnama. Hadis lain mengisahkan bahwa seorang Sahabat Nabi pernah melihat Hadhrat Rasulullah saw. yang saat itu mengenakan pakaian merah dan tengah bermandikan cahaya bulan purnama. Seraya membandingkan, Sahabi itu berkali-kali bergantian melihat bulan dan diri Hadhrat Rasulullah saw.. Bagi diri Sahabi tersebut, wajah Hadhrat Rasulullah saw. adalah lebih menarik daripada bulan. Kulit paras muka beliau saw. bagaikan terbuat dari perak. Nur yang tampak dari beliau dapat dilihat oleh semua orang. Ketika para Sahabat melihat wajah beliau pun, sebelum menerima Islam, mereka akan tahu wajah beliau adalah bukan wajah seorang pendusta.

Hadhrat Masih Mau'ud a.s. bersabda, [nur Ilahi] Hadhrat Rasulullah saw. bagaikan pelita yang mampu menerangi ribuan pelita lain. Fenomena ini digenapi dalam masa kehidupan beliau saw..

Hadhrat Rasulullah saw. bersabda bahwa beliau akan mengenali orang-orang yang telah meraih nur beliau, karena pada hari kiamat, mereka akan diberikan catatan amalan mereka masing-masing di tangan kanan mereka. Pada wajah mereka terlihat bekas atau pengaruh-pengaruh baik karena banyaknya sujud mereka ke hadapan Allah dan nur akan berada di depannya. Allah swt. telah memberikan hal ini sebagai indikasi para pewaris surga dalam QS [Al-Fat`ĥ] 48:30.

Hudhur atba. menjelaskan bahwa 'nur yang akan berada di depan orang-orang itu' karena kesiapan dan ikhtiar mereka demi mencari dan meraih keridaan Allah swt.. Kita harus sangat peka akan hal ini. Hadhrat Rasulullah saw. bersabda bahwa orang yang pergi ke masjid selama masa-masa kegelapan diberi kabar suka berupa nur yang sempurna pada hari kiamat. Tobat dan syafaat berkait kelindan dengan orang yang diberkati Hadhrat Rasulullah saw..

Diceritakan bahwa ketika hari kiamat, setelah mengumpulkan para Awwalin dan Akhirin, Allah swt. akan menjalani penghakiman-Nya, orang-orang yang beriman (para mukmin) akan bertanya, siapa yang akan memberikan syafaat kepada Tuhan kita atas nama kita.

Mereka pergi kepada Adam a.s. dan bertanya kepadanya sebagaimana Allah telah menciptakannya dengan tangan-Nya. Tapi Adam mengirim mereka ke Nuh a.s.. Lalu Nuh mengirim mereka ke Ibrahim a.s. yang seterusnya membimbing mereka kepada Musa a.s.. Kemudian, Musa akan mengirimkan mereka kepada Isa a.s.. Isa akan bersabda bahwa beliau akan memandu mereka kepada Nabi Muhammad saw.. Selanjutnya, para mukmin akan pergi ke beliau saw..

Allah swt. akan mengizinkan Hadhrat Rasulullah saw. untuk berdiri di hadapan-Nya dan memberikan syafaat. Kemudian, Allah swt. akan menanamkan nur di seluruh wujud Hadhrat Rasulullah saw.. Lalu, orang-orang yang tidak beriman akan meminta syafaat kepada iblis atas nama mereka, karena memang dia yang telah memimpin mereka kepada kesesatan. Tetapi iblis akan mendorong mereka ke dalam neraka. Iblis akan mengatakan bahwa pasti Allah swt. telah berikan kepadanya suatu janji yang benar dan Allah swt. senantiasa benar dalam janji-Nya.

Kedudukan nur Hadhrat Rasulullah saw. adalah lebih unggul daripada nabi-nabi lain dan hanya beliau-lah yang akan diberi wewenang syafaat. Ribuan selawat serta salam yang kita panjatkan kepada atau untuk beliau saw. bakal menyuburkan kehidupan kita di dunia ini dan di akhirat nanti.

Hadhrat Rasulullah saw. bersabda, saat pagi tiba kita harus mengatakan, "Kami telah tiba di pagi hari dan demikian pula semua kedaulatan Allah, siapakah Penguasa alam semesta? Ya Allah, aku meminta kebaikan kepada Engkau pada hari ini. Aku mencari keberhasilan dan pertolongan hari ini dari Engkau. Aku mencari nur, berkat dan bimbingan pada hari ini. Aku berlindung kepada-Mu dari kegelapan pada hari ini dan kejahatan apa pun yang mengikutinya."

Beliau saw. bersabda bahwa doa ini harus diulang pada malam harinya.

Hudhur atba. menjelaskan bahwa doa-doa diperlukan untuk meraih nur, rida Allah swt., dan meningkatkan taraf hidup seseorang di dunia ini dan di akhirat nanti. Cara terbaik adalah mendirikan salat lima waktu sehari semalam sebagaimana yang telah Allah swt. tentukan.

Hadhrat Rasulullah saw. bersabda bahwa siapa pun yang melafazkan sepuluh ayat pertama dan sepuluh ayat terakhir QS Al-Kahfi sambil memahami arti dan tafsir, lalu mengamalkan serta menginternalisirnya ke dalam jiwa, ayat-ayat tersebut akan menjadi nur bagi kita dari ujung kepala hingga ujung kaki. Siapa saja yang mengucapkan seluruh Surah tadi, nur tersebut akan menjadi nur bagi kita di antara langit dan bumi. Ayat-ayat tersebut adalah sebagai perlindungan dari Dajjal. Bentuk keburukan Dajjal adalah berupa penolakan Keesaan atau Ketauhidan Allah swt.. Dengan membacakan ayat-ayat itu, ada kebutuhan besar pada masa sekarang ketika eksistensi Dajal menjadi sesuatu hal yang lazim. Sekedar melafazkan ayat-ayat itu adalah tidak cukup. Kita pun harus mematuhi sang wujud teladan yang beberkah Hadhrat Rasulullah saw..

Ada doa lain yang Hadhrat Rasulullah saw. ajarkan kepada kita, yaitu: "Ya Allah, anugerahkanlah kebaikan hati kepada kami, damaikan kami dan bimbinglah kami pada jalan kedamaian. Selamatkan kami dari kegelapan dan tuntunlah kami kepada nur. Selamatkan kami dari hal yang membawa kepada keburukan dan kegelapan baik yang terang-terangan maupun yang tersembunyi. Berkati pendengaran kami, penglihatan kami, hati kami, isteri/suami kami, dan anak-anak kami. Mendekatlah kepada kami. Engkau-lah Yang Maha Pengasih, lagi Maha Penyayang. Jadikan kami sebagai hamba yang senantiasa terus bersyukur atas berkat-Mu. Jadikan kami, muliakan kami, dan terimalah kami sebagai pribadi di antara orang-orang yang senantiasa-terus bersyukur tersebut. Sempurnakanlah berkat-Mu bagi kami."

Hudhur atba. bersabda berkat terbesar bagi diri seorang mukmin adalah memperkokoh keimanannya, melakukan pekerjaan dengan baik, dan mematuhi perintah-perintah Allah swt..

Di sela-sela menunaikan Salat Tahajud, mengacu pada suatu hadis Nabi saw., kita diajarkan juga doa—sebagai berikut: "Ya Allah, hanya Engkau-lah yang patut dipuja. Hanya Engkau-lah Pemelihara seluruh langit dan bumi serta apa-apa yang ada di dalamnya; hanya Engkau-lah yang layak disembah. Berdaulatlah segala kepunyaan Engkau yang berada di seluruh langit dan di bumi; hanya Engkau-lah yang patut disembah. Engkau-lah nur seluruh langit dan bumi serta apa-apa yang ada di dalamnya; hanya Engkau-lah yang patut disembah—Sang Penguasa seluruh langit dan bumi. Hanya Engkau-lah yang patut disembah; Engkau-lah Kebenaran, janji-Mu adalah Kebenaran, bertatap muka (liqo) dengan-Mu adalah Kebenaran, firman-Mu adalah Kebenaran, Surga adalah Kebenaran, dan Neraka adalah Kebenaran. Para nabi adalah Kebenaran, Muhammad (saw.) adalah Kebenaran, dan kepastian Hari Pembalasan itu adalah Kebenaran. Ya Allah. Aku rujuk kepada-Mu, beriman kepada-Mu, aku bertawakal kepada-Mu, dan tunduk kepada-Mu; dan dengan pertolongan-Mu, aku berusaha keras. Hanya kepada Engkau-lah aku berserah. Ampunilah kelemahan-kelemahan dan kekhilafan-kekhilafan: yang telah kulakukan pada masa lalu maupun kepada orang-orang, maupun yang akan saya lakukan di masa mendatang; dan juga yang saya lakukan secara diam-diam atau terang-terangan. Engkau-lah yang awal dan Engkau-lah yang akhir. Tiada yang patut disembah kecuali Engkau."

Ada sebuah doa lain yang Hadhrat Rasulullah saw. ajarkan kepada kita, yaitu: "Ya Allah, akulah hamba-Mu, putra dari hamba-Mu, dan khadim Engkau. Di tangan-Mu-lah mahkota kepalaku Engkau pegang. Perintah-Mu menjadi pedomanku, dan keputusan-Mu bagi saya adalah berdasarkan keadilan. Aku memohon kepada Engkau melalui salah satu dari nama-nama-Mu yang Engkau gunakan dalam merujuk diri-Mu; atau, yang telah Engkau ajarkan «kepada seseorang sebagai makhluk-Mu, yang telah Engkau nyatakan di dalam kitab-Mu, atau yang telah Engkau pilih untuk 'tetap-tidak-tampak' dengan-Mu di alam gaib» untuk menjadikan Alquran sebagai mata air bagi hatiku, nur di dadaku, dan sumber pelipur lara serta duka."

Hadhrat Rasulullah saw. bersabda, Allah swt. akan menjauhkan kesedihan dan penderitaan seseorang yang berdoa tentang hal tersebut dan menggantinya dengan kesukacitaan. Seseorang bertanya, "Wahai Rasulullah [saw.], seharusnyakah kita mempelajari hal ini?" Beliau saw. menjawab, "Tentu saja, setiap orang yang mendengarnya harus mempelajarinya."

Dalam salah satu khotbah sebelumnya, Hudhur atba. telah menjelaskan bahwa Hadhrat Rasulullah saw. dan Alquran merupakan nur yang melaluinya orang dapat melindungi diri dari serangan syaitan. Menjadikan Alquran sebagai mata air pada hati seseorang artinya adalah membaca, memahami dan mengamalkan ajaran-ajarannya.

Kemudian, doa berikutnya lagi yang Hadhrat Rasulullah saw. ajarkan: "Ya Allah, aku mencari kasih-Mu yang khusus. Semoga Engkau memandu nurani-Ku dan mengatasi masalah-masalahku dan menjadikan urusan-urusanku membaik. Jadikan aku bersama di antara orang-orang yang telah terpisah dariku dan tinggikan derajat orang-orang yang berada di dekatku.

"Dengan kasih-Mu, sucikan amalanku dan berikan petunjuk kepadaku, semoga orang-orang yang kucinta dipersatukan denganku; tentunya, sebuah kasih sayang yang khusus yang bakal melindungiku dari segala kegelapan. Ya Allah, berikan aku keimanan dan kepastian yang kekal yang tidak bakal terjadi bila saat tidak beriman…."

Selanjutnya Hudhur atba. bersabda, mengingat kemuliaan status Hadhrat Rasulullah saw. dan fakta sabda beliau saw. tadi, doa-doa tersebut seharusnya membuat kita sadar sesunguh-sungguhnya. Kita perlu memanjatkannya.

Doa itu masih ada sambungannya: "…Aku mencari kesuksesan dari Engkau dalam setiap keputusan dan keinginan demi menjalani hidup berupa keridaan sebagai syuhada dan kemenangan atas lawan. Wahai Sang Penguasa, aku datang kepada-Mu dengan keinginanku. Bahkan jika pikiran saya rusak dan perencanaanku lemah, aku masih membutuhkan kasih sayang-Mu.

"Wahai Yang Maha Kuasa-memutuskan segala hal, dan wahai Engkau Yang Maha Memberi-ketenangan hati, aku mohon kepada Engkau: Selamatkan aku dari siksa neraka sebagaimana Engkau menyelamatkan manusia dari lautan yang bergolak; selamatkan aku dari kehancuran dan dari siksa kubur.

"Wahai sang Penguasa-Ku, mungkin ada doa yang kupikir tidak kusadari dan mungkin ada urusan yang tidak saya cari dari Engkau; ya, kebaikan yang bahkan aku belum mampu meniatkannya. Bila Engkau telah menjanjikan kebaikan tersebut bagi siapa pun dari makhluk-Mu atau Engkau menganugerahinya kepada orang-orang, semoga aku cenderung kepada semua kebaikan itu.

"Wahai sang Penguasa semesta, aku mencari kebaikan itu dari Engkau, melalui kasih sayang-Mu. Wahai sang Penguasa dan Pemberi petunjuk, aku mencari kedamaian-kepasrahan-dan-keselamatan dari Engkau pada hari kiamat, dan aku mengharap surga-Mu yang di dalamnya kekal. Tentu saja, Engkau-lah Yang Maha Penyayang dan Maha Mencintai orang-orang yang di dalam jemaahnya terdapat: orang-orang yang dekat kepada-Mu dan berserah diri kepada wujud-Mu; orang-orang yang sujud kepada-Mu; dan, orang-orang yang memenuhi janji-janjinya. Tanpa diragukan lagi, Engkau melakukan apa yang Engkau rencanakan.

"Ya Allah, jadikan kami orang-orang yang dibimbing para pemimpin yang tidak sesat. Jadikan kamu pula orang-orang yang tidak memimpin orang lain menjadi sesat."

Hudhur atba. bersabda, bila umat Islam mengucapkan doa tersebut disertai niat tulus, mereka bakal mampu menerima Imam Zaman.

Kelanjutan doa itu masih ada: "Demi cinta-Mu, kami mencintai setiap orang yang mencintai-Mu; dan demi Engkau, tahanlah permusuhan bagi mereka yang menentang dan memusuhi Engkau. Ya Allah, itulah doa kerendahan hati kami dan pengabulannya tergantung kepada Engkau. Ya Allah, doa ini merupakan seluruh upaya dan rencana kami dan semua itu tergantung Engkau.

"Ya Allah, tanamkanlah nur untukku di dalam hatiku; dan pula, terangilah maqam atau kuburanku [nanti dengannya]. Hadirkanlah nur di hadapan dan di belakangku, di sisi kiri, di atas, dan di bawahku. Isikan pendengaranku, penglihatanku, dan rambutku dengan nur, dan jadikan kulitku bercahaya karenanya, tanamkanlah nur dalam daging, darah, otak dan tulang-tulangku.

"Ya Allah, tanamkan keagungan nur dalam hatiku. Jadikan aku perwujudan dari nur itu. Maha Suci Allah Yang Maha Agung dan Maha Terpuji… Sucilah Dia Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang. Sucilah Dia Yang Maha Mulia. Sucilah Dia Sang Pemilik Kemuliaan dan Kehormatan."

Di akhir khotbah, Hudhur atba. berdoa, semoga Allah swt. yang memperkenankan kita untuk mampu memahami, mampu mengucapkan doa tersebut dan mampu meraih kebaikan. Semoga kita diberkati dengan nur yang Hadhrat Rasulullah saw. bawa. Semoga rasa kasih sayang yang beliau telah ajarkan melalui doa-doa ini bagi kita, mampu kita ajarkan lagi kepada yang lainnya. Semoga Allah memperkenankan kita untuk mengerjakan segala sesuatu untuk mencari rida-Nya dan memungkin kita untuk meninggikan kasih Hadhrat Rasulullah saw. di atas semua cinta di dunia ini; dan dengan berbuat demikian, memungkinkan kita memenuhi semua keinginan dan harapan umat beliau. Semoga kita—setelah meraih kebaikan dari "nûr 'alâ nûr"—memuliakan hak-hak umat.[] (Alislam.org/Rahmat Ali—Kebayoran, 6 Maret 2010)