Diskusi JIL “Mungkinkah Agama Baru Menghapus Agama Lama?”

...Kenapa agama yang belakangan selalu hadir dengan klaim menghapus agama lama? Kenapa agama tak ditempatkan sebagai sesuatu yang unik sehingga tak perlu ada revisi oleh agama baru? Kenapa agama baru menganggap perlu menyambungkan diri dengan agama terdahulu?

--
Diskusi JIL Bulan Januari 2009

Tema: “Mungkinkah Agama Baru Menghapus Agama Lama?”

Narasumber: Dr. Ioanes Rakhmat (Teolog Kristen) dan Dr. Abd Moqsith Ghazali (Univ. Paramadina Jakarta).

Moderator: Trisno S Sutanto.

Waktu: Selasa, 27 Januari 2009, pukul 19.00-21.30 WIB
Tempat: Teater Utan Kayu (TUK) Jakarta

Diskusi Bulanan Jaringan Islam Liberal
“Mungkinkah Agama Baru Menghapus Agama Lama?”

--
Agama tak berhenti tumbuh. Setelah lahir Yahudi, segera disusul Kristen lalu Islam. Sekarang berkembang agama yang dirintis Lia Aminuddin dengan karakter yang hampir mirip dengan tiga agama yang dari Timur Tengah tersebut.

Sebagian teolog Kristen berpendirian bahwa kehadiran Kristen merupakan kritik terhadap Yahudi. Begitu juga dengan Islam. Sebagian ulama berpandangan, Islam sebagai sintesa dari kekakuan Yahudi dan kelonggaran Kristen. Islam dan Kristen pun kini “dibubarkan” Lia Aminuddin.

Ia beranggapan bahwa dua agama itu telah banyak diselewengkan para aparaturnya. Untuk meluruskan ajaran-ajarannya kembali, lalu dihadirkanlah reinkarnasi Bunda Maria dan Nabi Muhammad (yaitu Muhammad Abdul Rachman) dalam Kerajaan Sorga Eden. Pertanyaannya, kenapa agama yang belakangan selalu hadir dengan klaim menghapus agama lama? Kenapa agama tak ditempatkan sebagai sesuatu yang unik sehingga tak perlu ada revisi oleh agama baru? Kenapa agama baru menganggap perlu menyambungkan diri dengan agama terdahulu?